Terlalu banyak hal negatif mengenai Calvinisme yang bisa ditulis sehingga mustahil bisa dilakukan dalam sebuah artikel singkat dalam buletin ini. Namun agar pembaca bisa mengerti sedikit alasan Lawrence M. Vance, Ph.D mengatakan bahwa Calvinisme adalah wabah terdahsyat yang menimpa kekristenan, maka kita hanya akan membahas beberapa kesalahan utama Calvinisme, dan sisanya anda dipersilakan melihat di SINI dan berbagai situs lain.
John Calvin mengajarkan bahwa Allah dalam SATU dekrit telah menetapkan segala sesuatu tanpa kecuali. Tanpa perlu memiliki kemampuan berpikir yang terlalu canggih seseorang sudah dapat menyimpulkan berarti termasuk menetapkan Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, menetapkan seorang gadis diperkosa lima orang, menetapkan kakek atau ayah seseorang tidak masuk sorga. Allah juga telah menetapkan seseorang ditipu, menetapkan seseorang bangkrut, menetapkan kerusuhan 14 Mei 1998, serta menetapkan toko atau rumah seseorang dibakar. Inilah inti dari ajaranPREDESTINASI dari Calvinisme.
Bahkan John Calvin membuat pernyataan:
“Again, I ask: whence does it happen that Adam’s fall irremediably involved so many peoples, together with their infants offspring, in eternal death unless because it so pleased God? Here their tongues, otherwise to loquacious, must become mute. The decree is dreadful indeed, I confess. Yet no one can deny that God foreknew what end man was to have before he created him, and consequently foreknow because he do ordained by his decree. [John Calvin, Institutes of the Christian Religion. Ed. by John T. Mcneil. Trans. by Ford Lewis Battles (Philadelphia: The westminster Press, 1960), p.995 (III.xxi.5).]
(Terjemahan bebas) Lagi, saya bertanya: darimana itu terjadi bahwa kejatuhan Adam yang tak dapat diperbaiki melibatkan begitu banyak orang, bersama bayi keturunan mereka dalam binasa kekal kecuali karena itu sangat dikenan Allah? Di sini lidah mereka yang suka berbicara harus tak berbunyi… Dekrit itu memang mengerikan, saya mengakuinya. Namun tidak ada orang yang dapat menyangkal bahwa Allah tahu dulu akhir seseorang sebelum Ia menciptakannya, dan secara konsekuen tahu dulu karena Ia yang menetapkannya dengan dekritNya.
Jelas kita tidak menyangkal bahwa Allah maha tahu sehingga Ia tahu dari kekal hingga kekal. Namun sama sekali tidak adakebenarannya bahwa Allah tahu karena Allah telah menetapkannya. Kita percaya bahwaAllah tahu ada banyak kejahatan akan terjadi dan Allah tahu bahwa Adam dan Hawa akan jatuh ke dalam dosa, tetapi bukan Allah yang menetapkan mereka berdosa dan berbagai kejahatan yang terjadi. Semua kejahatan terjadi karena ketetapan Allah menciptakanmanusia yang bisa berpikir, sadar diri, dan berkehendak bebas. John Calvin memfitnah Allah dengan menyatakan bahwa Allah senang Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Seharusnya Allah sangat tidak senang bahkan Allah tidak senang manusia jatuh ke dalam dosa. Allah bahkan benci kepada kecongkakan (Amos 6:8).
Karena konsep Calvinis percaya bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu termasuk menetapkan niat jahat dan segala perbuatan jahat, maka muncul penolakan akal sehat dari manusia yang bisa berpikir. Sehingga kita sering mendengar orang berkata, “jika ada Allah, mengapa ada banyak kejahatan?” Pertanyaan ini timbul sebagai akibat Calvinisme, sebab jika Allah mengontrol segala sesuatu, dan manusia tidak berpikir, dan tidak berkehendak bebas, sementara kejahatan sedemikian pekat, maka tinggal dua kemungkinan yaitu tidak ada Allah, atau ada Allah, tetapiAllah yang jahat.
Akhirnya, daripada percaya ada Allah yang jahat, yang menetapkan berbagai kejahatan, lebih tidak seram dan lebih masuk akal untuk percaya tidak ada Allah sama sekali. Inilah sebabnya mengapa Calvinisme menjadi faktor yang menghancurkan kekristenan di Eropa, dan kini sedang menghancurkan kekristenan di Amerika. Calvinisme telah menyemai benih atheisme bahkan lebih buruk lagi menyemai benih kebencian kepada Allah. Ternyata Allahnya Calvinis sakit jiwa karena sebelum Iamenciptakan manusia Ia telah berketetapan manusia itu jatuh ke dalam dosa dan kemudian Ia menetapkan untuk menyelamatkan sebagian mereka demi kesenangannya dan membiarkan sebagian binasa tanpa sebab.
Predestinasinya John Calvin mengajarkan bahwa Allah telah menetapkan sejumlah orang masuk Sorga dan sejumlah yang lain ke Neraka secara unconditional (tanpa sebab). Secara akal sehat bisa ditarik kesimpulan bahwa jumlah orang Papua yang akan masuk Sorga sudah fixed, tidak akan bertambah atau berkurang lagi. Ketetapan ini dilakukan di dalam kekekalan sebelum ada orang Papua bahkan sebelum penciptaan Adam.
Dari pengajaran demikian bisakah kita simpulkan bahwa segala usaha dan kerajinan untuk memberitakan Injil di tanah Papua adalah usaha sia-sia? Para Calvinis berseru Tidak! Kan kita tidak tahu siapa yang dipilih dan siapa yang tidak! Baik, sekalipun kita tidak tahu siapa dipilih dan siapa yang tidak, kalau kita tidak beritakan Injil, apakah itu akan mengurangi orang Papua masuk Sorga? Kalau jawabannya ‘tidak’ berhubung telah ditetapkan dalam kekekalan, lalu bukankah usaha pemberitaan Injil itu pekerjaan tambahan yang sesungguhnya tidak perlu?
Kita tahu bahwa Allah menciptakan manusia yang diberi akal budi, kesadaran diri dan kehendak bebas. Untuk apa? Allah ingin disembah oleh makhluk yang bisa membuat keputusan dari dirinya. Tidak ada orang yang ingin dipuji robot, tetapi mau dipuji manusia yang bisa memilih menentang atau memuji.
Akhirnya manusia jatuh ke dalam dosa, yaitu memutuskan sesuatu yang jahat terhadap Allah. Karena manusia berdosa maka harus ada penghukuman atas dosa. Dan hukumannya telah Allah umumkan yaitu mati. Itulah sebabnya manusia harus mati dan terpisah dari Allah. Namun Allah berjanji untuk mengirim Juruselamat yang akan dihukumkan menggantikan manusia. Adam dan Hawa yang berdosa harus mengaku salah dan menyesali kesalahan mereka dan percaya kepada Juruselamat yang akan datang untuk menggantikan mereka dihukumkan.
Setiap orang di zaman PL yang mau masuk Sorga harus bertobat dan percaya kepada Juruselamat yang akan datang. Dan setiap orang PB yang mau masuk Sorga harus bertobat dan percaya kepada Juruselamat yang sudah datang. Itulah sebabnya pada zaman PL berita tentang Juruselamat yang akan datang sangat penting, demikian juga berita tentang Juruselamat yang sudah datang dan dihukumkan penting bagi manusia zaman PB.
Pengajaran Calvinisme adalah sinyal yang salah yang menyesatkan manusia, dan menghancurkan gereja. Saksi Jehovah,Mormon, dan semua bidat ditahan di luar gereja, namun Calvinisme dibawa masuk. Itulah sebabnya Lawrence Vance berkatabahwa Calvinisme adalah wabah terhadap kekristenan. Dengan College dan Seminary Reformed, serta gereja Reformed, Calvinisme ini disebarkan ke seluruh dunia.
Lalu pendukung Calvinisme berkata bahwa saya memfitnah mereka. Benarkah ?Bukankah yang saya kutip adalah pernyataan John Calvin sendiri bahwa Allah menetapkan segala sesuatu dalam satu dekrit dan Allahmenetapkan bahkan senang dengan kejatuhan Adam? Mengapa anda tidak enak ketika pernyataan Calvin diekspos dan ditarik konsekuensi logisnya jika itu benar? Bukankah anda seharusnya bangga atas pernyataan Calvin bahwa Allah senang Adam jatuh ke dalam dosa? Ada juga yang berseru, anda tidak mengerti Calvinisme, anda salah mengerti Calvinisme! Kalau begitu, benar sekali kata Dave Hunt bahwa Calvinisme, adalah sesuatu yang tidak bisa dimengerti karena sangat kontradiktif, dan sangat bertentangan dengan akal sehat. Ia hanya bisa diyakini secara membabi buta. Dan saya tidak rela menjadi babi yang buta karena saya manusia yang berakal budi. Apakah anda juga manusia yang berakal budi, berkesadaran diri, dan berkehendak bebas? Renungkanlah!***