Peristiwa kematian adalah peristiwa yang besar dalam perjalanan hidup manusia. Biasanya manusia mengingat bahkan merayakan hari kelahiran, pernikahan, dan kematian seseorang. Famili dan Sahabat datang memberi salam atau belasungkawa ketika ada anggota keluarga yang mengalami tiga peristiwa tersebut.
Kelahiran dan pernikahan adalah dua peristiwa sukacita sedangkan kematian adalah peristiwa dukacita. Karena kita orang Kristen juga hidup bermasyarakat, maka kita juga tidak bisa menghindar dari ketiga peristiwa tersebut.
Baik kelahiran, pernikahan, dan apalagi kematian, biasanya sarat dengan nuansa adat-istiadat. Dan sudah bukan rahasia lagi bahwa dalam adat-istiadat berbagai suku bangsa, telah terdapat campuran unsur tahyul, mistik, bahkan magic di dalamnya. Tentu kekristenantidak perlu menentang adat-istiadat yang tidakbertentangan dengan kebenaran Alkitab. Tetapi bagaimanakah orang Kristen harus bersikap ketika ia bertemu dengan adat-istiadat yang mengandung tahyul, mistik, dan magic?
Orang Kristen Yang Kehilangan
Banyak orang Kristen kurang menyadari bahwa pada saat keluarganya menghadapi peristiwa berduka, mata sanak-famili, teman dan handaitaulan tertuju kepadanya. Saat itu bisa menjadi saat yang berharga untuk bersaksi, namun juga bisa menjadi saat memalukan nama Tuhan. Ketika seorang Kristen mengalami kehilangan anggota keluarga oleh kematian, sikap apakah yang sepatutnya ditunjukkannya?
Bersedih adalah perasaan wajar, terlebih kalau yang meninggal ternyata belum diselamatkan. Bahkan bisa teramat sedih karena saat kematian bisa merupakan berakhirnya kesempatan untuk memberitakan Injil kepadanya. Namun sesedih apapun orang Kristen tidak boleh hingga tidak sadar diri. Yang meninggal tidak dapat diubah lagi, dan harus ingat kini di hadapannya masih banyak sanak-famili dan teman yang memerlukan kesaksiannya, dan kini mata mereka semua tertuju kepadanya.
Kata-kata yang terucapkan harus selaras dengan doktrin kekristenan yang alkitabiah. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata atau sikap yang bertentangan dengan ajaran kekristenan, misalnya berdoa supaya yang meninggal diterima di sisi Allah, atau diberi tempat yang layak, karena semua itu bukan hal yang bisa diminta melainkan melalui keputusan hidup orang yang telah meninggal.
Jangan berdoa kepada manusia dan juga jangan berdoa untuk orang yang telah meninggal melainkan untuk orang yang masih hidup. Jangan terlibat sembah-menyembah baik kepada tubuh yang telah meninggal maupun kepada nenek moyang atau apapun selain Allah. Juga jangan terlibat prosesi ibadah agama lain. Jawablah dengan baik dan sopan bahwa anda berbeda iman dan mohon dimaafkan untuk tidak ambil bagian.
Karena yang meninggal bukan saja anggota keluarga, bahkan adalah manusia yang tubuhnya dibuat sesuai dengan gambar dan rupa Allah, maka bersikaplah sopan dan hormat, untuk memasukkan tubuh tersebut ke dalam peti, dan mengantar peti tersebut dengan hormat untuk dikuburkan ke dalam tanah.
Mengenai Hari Dan Peti
Orang Kristen tidak terikat pada hari tertentu karena Tuhan kita lebih besar dan lebih berkuasa dari iblis. Iblis sengaja menghembuskan konsep hari baik dan hari buruk untuk memperbudak manusia. Jika anda adalah pengambil keputusan atas hari penguburan, maka anda bebas sebebas-bebasnya. Jika anda bukan pengambil keputusan, maka biarkanlah karena bagi kita hari apapun baik.
Orang Kristen tidak perlu terjebak dalam mafia peti mati yang menaikkan harga peti setinggi langit. Menghabiskan uang terlalu banyak untuk peti, terutama jika kondisi keuangan pas-pasan tentu tidak bijaksana. Orang Kristen tidak perlu berlomba dalam hal peti mati, melainkan berlomba bersaksi bagi Tuhan.
Sama sekali tidak ada keperluan untuk menaruh Alkitab ke dalam peti karena yang meninggal tidak membutuhkan Alkitab lagi. Alkitab dibutuhkan oleh manusia selagi di dunia ini. Menata peti agar rapi tidaklah masalah demikian juga ketika peti dimasukkan ke liang kubur, posisi letaknya tidak akan sudah mempengaruhi keturunan. Berbagai tahyul dihembuskan iblis untuk menakut-nakuti manusia agar manusia ketakutan dan mencari perlindungan padanya.
Kebaktian penutupan peti perlu dilakukan dengan penuh rasa hormat. Lagu-lagu yang dinyanyikan bukan untuk yang telah meninggal tetapi untuk yang masih hidup. Ada lagu yang syairnya mewartakan konsep kekristenan terhadap kematian dan lain sebagainya.
Tidak ada ketentuan tentang warna pakaian, melainkan mengikuti kebiasaan umum tentang pakaian berduka dan bersuka.
Dalam kebaktian penutupan peti maupun kebaktian-kebaktian yang lain, tentu kita memperhatikan aspek sopan dan teratur (I Kor.14:40). Ada meja di depan peti demi kerapian, bunga-bunga dan berbagai karangan bunga sebagai ungkapan turut berduka dari sahabat. Dan sebelum peti ditutup diberikan kesempatan kepada yang hadir untuk melihat terakhir dengan mengelilingi peti sambil meneteskan minyak wangi tentu bukan tindakan tahyul tetapi agar ruangan tidak bau pengap atau bau mayat (siapa tahu formalin tidak bekerja efektif).
Kebaktian Penurunan Peti
Sebelum peti ditimbun tanah tentu diadakan kebaktian. Selagi peti masih di tahan di atas lubang, pihak keluarga dipersilakan berfoto. Sesudahnya kebaktian bisa dimulai dengan singkat dan penuh khidmat. Ini bukan saatnya bertanding khotbah tetapi saatnya menyampaikan kata-kata yang singkat namun penuh makna.
Setelah kebaktian, pengunjung diberi kesempatan untuk turut mengaminkan bahwa tubuh yang terbuat dari tanah dikembalikan ke dalam tanah dan roh kepada Allah dengan melemparkan tanah kepada peti yang diturunkan. Penaburan bunga sebagai tanda turut berduka bersama keluarga dan berakhirlah acara penguburan dengan hormat atas tubuh almarhum yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
Sikap Dalam Melayat
Banyak orang Kristen tidak tahu harus berbuat apa ketika melayat. Ada yang ikut-ikutan melakukan hal-hal yang tidak perlu bahkan hingga yang bertentangan dengan kebenaran Alkitab.
Melayat adalah ekspresi rasa simpati kepada keluarga yang berduka dan hormat kepada yang telah meninggal sebagai manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Bahkan adalah patut untuk menyatakan rasa kagum serta berbalas budi kepada yang telah meninggal dengan menghadiri penguburan tubuhnya. Tuhan mau tubuh manusia yang telah ditinggalkan oleh rohnya dikuburkan dengan hormat. Dan kita bisa menafsirkan bahwa Tuhan juga mau orang-orang memberi hormat kepada seseorang melalui menghadiri prosesi penguburan tubuh orang itu.
Datang melayat dengan menghampiri keluarga berduka dengan memberikan kata-kata penghiburan. Berdiri di samping tubuh yang terbaring dengan sikap hormat. Jika ada anggota keluarganya yang menemani, maka sampaikanlah kenangan-kenangan manis dan positif kepada anggota keluarganya untuk menyatakan bahwa ada hal-hal positif dalam hidup almarhum yang menjadi kenangan bagi anda.
Melayat adalah momen yang berharga, Pengkhotbah 7:2 berkata, “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.” Dan pada ayat 4 dikatakan, “Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.”
Obrolan di saat melayat haruslah bermanfaat. Selain mengenang kebaikan almarhum, tentu jika kesempatan memungkinkan kita bisa pakai untuk bersaksi tentang makna kehidupanyang berarti di dalam Kristus Yesus. Orang-orang yang sedang melayat di sekeliling kita juga sedang dalam suasana yang cocok. Alam bawah sadar mereka sedang bergulat memikirkan tentang perkara kematian. Pertanyaan yang paling bermakna ialah, “apakah kita siap jika saat giliran kita tiba?”
Harus Sesuai Doktrin Kekristenan
Orang Kristen harus berhati-hati ketika melayat, karena biasanya di saat demikian teman anda mengamati anda, untuk melihat apakah anda konsisten pada iman anda. Mereka ingin menangkap basah anda sedang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan doktrin yang anda yakini.
Itulah sebabnya harus mengerti doktrin dengan baik agar jangan sampai tanpa anda sadari telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan doktrin kekristenan yang alkitabiah. Doktrin kekristenan yang alkitabiah tidak membenarkan orang berdoa untuk mereka yang telah meninggal karena setelah seseorang meninggal tidak ada lagi yang dapat dilakukan baginya.
Menghormati yang meninggal, itu benar, tetapi menyembah kepadanya, itu sama sekali tidak boleh. Lalu bagaimana jika orang memberi kepadamu hio dan katanya itu hanya sekedar untuk menghormati bukan menyembah? Sekali-kali jangan sampai terjebak tipu muslihat iblis. Pertanyaan logis, kalau itu adalah menghormati bukan menyembah, lalu kenapa tidak dilakukan terhadap orang yang masih hidup? Mengapa hari ini kita tidak melakukan penghormatan terhadap ayah dan ibu kita dengan membakar hio kepada mereka?
Ingat, Yesus Kristus mau anda menjadi saksinya di dalam segala aspek kehidupan kita, tentu termasuk pada saat kita melayat. Jika anda sendiri adalah anggota keluarga yang sedang berduka, sikapilah dengan wajar dan tetap ingat firman Tuhan. Dan jika anda adalah orang yang turut berduka cita, maka ingat nasehat firman Tuhan, menangislah dengan orang yang sedang menangis (Rom.12:15), tetapi jangan sampai berdosa karena orang yang sedang menangis. Dalam segala hal permuliakan Tuhan Yesus Kristus yang telah memerdekakan kita dari segala ikatan.
-----0000000000000-------
Berita Yang Paling Klasik Adalah Berita Tentang Janji Keselamatan Dari Allah Kepada Manusia Yang Telah Jatuh Ke Dalam Dosa Bahwa Allah Akan Mengirim Juruselamat Untuk Menyelesaikan Masalah Dosa Manusia.
Kelahiran dan pernikahan adalah dua peristiwa sukacita sedangkan kematian adalah peristiwa dukacita. Karena kita orang Kristen juga hidup bermasyarakat, maka kita juga tidak bisa menghindar dari ketiga peristiwa tersebut.
Baik kelahiran, pernikahan, dan apalagi kematian, biasanya sarat dengan nuansa adat-istiadat. Dan sudah bukan rahasia lagi bahwa dalam adat-istiadat berbagai suku bangsa, telah terdapat campuran unsur tahyul, mistik, bahkan magic di dalamnya. Tentu kekristenantidak perlu menentang adat-istiadat yang tidakbertentangan dengan kebenaran Alkitab. Tetapi bagaimanakah orang Kristen harus bersikap ketika ia bertemu dengan adat-istiadat yang mengandung tahyul, mistik, dan magic?
Orang Kristen Yang Kehilangan
Banyak orang Kristen kurang menyadari bahwa pada saat keluarganya menghadapi peristiwa berduka, mata sanak-famili, teman dan handaitaulan tertuju kepadanya. Saat itu bisa menjadi saat yang berharga untuk bersaksi, namun juga bisa menjadi saat memalukan nama Tuhan. Ketika seorang Kristen mengalami kehilangan anggota keluarga oleh kematian, sikap apakah yang sepatutnya ditunjukkannya?
Bersedih adalah perasaan wajar, terlebih kalau yang meninggal ternyata belum diselamatkan. Bahkan bisa teramat sedih karena saat kematian bisa merupakan berakhirnya kesempatan untuk memberitakan Injil kepadanya. Namun sesedih apapun orang Kristen tidak boleh hingga tidak sadar diri. Yang meninggal tidak dapat diubah lagi, dan harus ingat kini di hadapannya masih banyak sanak-famili dan teman yang memerlukan kesaksiannya, dan kini mata mereka semua tertuju kepadanya.
Kata-kata yang terucapkan harus selaras dengan doktrin kekristenan yang alkitabiah. Jangan sampai mengeluarkan kata-kata atau sikap yang bertentangan dengan ajaran kekristenan, misalnya berdoa supaya yang meninggal diterima di sisi Allah, atau diberi tempat yang layak, karena semua itu bukan hal yang bisa diminta melainkan melalui keputusan hidup orang yang telah meninggal.
Jangan berdoa kepada manusia dan juga jangan berdoa untuk orang yang telah meninggal melainkan untuk orang yang masih hidup. Jangan terlibat sembah-menyembah baik kepada tubuh yang telah meninggal maupun kepada nenek moyang atau apapun selain Allah. Juga jangan terlibat prosesi ibadah agama lain. Jawablah dengan baik dan sopan bahwa anda berbeda iman dan mohon dimaafkan untuk tidak ambil bagian.
Karena yang meninggal bukan saja anggota keluarga, bahkan adalah manusia yang tubuhnya dibuat sesuai dengan gambar dan rupa Allah, maka bersikaplah sopan dan hormat, untuk memasukkan tubuh tersebut ke dalam peti, dan mengantar peti tersebut dengan hormat untuk dikuburkan ke dalam tanah.
Mengenai Hari Dan Peti
Orang Kristen tidak terikat pada hari tertentu karena Tuhan kita lebih besar dan lebih berkuasa dari iblis. Iblis sengaja menghembuskan konsep hari baik dan hari buruk untuk memperbudak manusia. Jika anda adalah pengambil keputusan atas hari penguburan, maka anda bebas sebebas-bebasnya. Jika anda bukan pengambil keputusan, maka biarkanlah karena bagi kita hari apapun baik.
Orang Kristen tidak perlu terjebak dalam mafia peti mati yang menaikkan harga peti setinggi langit. Menghabiskan uang terlalu banyak untuk peti, terutama jika kondisi keuangan pas-pasan tentu tidak bijaksana. Orang Kristen tidak perlu berlomba dalam hal peti mati, melainkan berlomba bersaksi bagi Tuhan.
Sama sekali tidak ada keperluan untuk menaruh Alkitab ke dalam peti karena yang meninggal tidak membutuhkan Alkitab lagi. Alkitab dibutuhkan oleh manusia selagi di dunia ini. Menata peti agar rapi tidaklah masalah demikian juga ketika peti dimasukkan ke liang kubur, posisi letaknya tidak akan sudah mempengaruhi keturunan. Berbagai tahyul dihembuskan iblis untuk menakut-nakuti manusia agar manusia ketakutan dan mencari perlindungan padanya.
Kebaktian penutupan peti perlu dilakukan dengan penuh rasa hormat. Lagu-lagu yang dinyanyikan bukan untuk yang telah meninggal tetapi untuk yang masih hidup. Ada lagu yang syairnya mewartakan konsep kekristenan terhadap kematian dan lain sebagainya.
Tidak ada ketentuan tentang warna pakaian, melainkan mengikuti kebiasaan umum tentang pakaian berduka dan bersuka.
Dalam kebaktian penutupan peti maupun kebaktian-kebaktian yang lain, tentu kita memperhatikan aspek sopan dan teratur (I Kor.14:40). Ada meja di depan peti demi kerapian, bunga-bunga dan berbagai karangan bunga sebagai ungkapan turut berduka dari sahabat. Dan sebelum peti ditutup diberikan kesempatan kepada yang hadir untuk melihat terakhir dengan mengelilingi peti sambil meneteskan minyak wangi tentu bukan tindakan tahyul tetapi agar ruangan tidak bau pengap atau bau mayat (siapa tahu formalin tidak bekerja efektif).
Kebaktian Penurunan Peti
Sebelum peti ditimbun tanah tentu diadakan kebaktian. Selagi peti masih di tahan di atas lubang, pihak keluarga dipersilakan berfoto. Sesudahnya kebaktian bisa dimulai dengan singkat dan penuh khidmat. Ini bukan saatnya bertanding khotbah tetapi saatnya menyampaikan kata-kata yang singkat namun penuh makna.
Setelah kebaktian, pengunjung diberi kesempatan untuk turut mengaminkan bahwa tubuh yang terbuat dari tanah dikembalikan ke dalam tanah dan roh kepada Allah dengan melemparkan tanah kepada peti yang diturunkan. Penaburan bunga sebagai tanda turut berduka bersama keluarga dan berakhirlah acara penguburan dengan hormat atas tubuh almarhum yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
Sikap Dalam Melayat
Banyak orang Kristen tidak tahu harus berbuat apa ketika melayat. Ada yang ikut-ikutan melakukan hal-hal yang tidak perlu bahkan hingga yang bertentangan dengan kebenaran Alkitab.
Melayat adalah ekspresi rasa simpati kepada keluarga yang berduka dan hormat kepada yang telah meninggal sebagai manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Bahkan adalah patut untuk menyatakan rasa kagum serta berbalas budi kepada yang telah meninggal dengan menghadiri penguburan tubuhnya. Tuhan mau tubuh manusia yang telah ditinggalkan oleh rohnya dikuburkan dengan hormat. Dan kita bisa menafsirkan bahwa Tuhan juga mau orang-orang memberi hormat kepada seseorang melalui menghadiri prosesi penguburan tubuh orang itu.
Datang melayat dengan menghampiri keluarga berduka dengan memberikan kata-kata penghiburan. Berdiri di samping tubuh yang terbaring dengan sikap hormat. Jika ada anggota keluarganya yang menemani, maka sampaikanlah kenangan-kenangan manis dan positif kepada anggota keluarganya untuk menyatakan bahwa ada hal-hal positif dalam hidup almarhum yang menjadi kenangan bagi anda.
Melayat adalah momen yang berharga, Pengkhotbah 7:2 berkata, “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.” Dan pada ayat 4 dikatakan, “Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.”
Obrolan di saat melayat haruslah bermanfaat. Selain mengenang kebaikan almarhum, tentu jika kesempatan memungkinkan kita bisa pakai untuk bersaksi tentang makna kehidupanyang berarti di dalam Kristus Yesus. Orang-orang yang sedang melayat di sekeliling kita juga sedang dalam suasana yang cocok. Alam bawah sadar mereka sedang bergulat memikirkan tentang perkara kematian. Pertanyaan yang paling bermakna ialah, “apakah kita siap jika saat giliran kita tiba?”
Harus Sesuai Doktrin Kekristenan
Orang Kristen harus berhati-hati ketika melayat, karena biasanya di saat demikian teman anda mengamati anda, untuk melihat apakah anda konsisten pada iman anda. Mereka ingin menangkap basah anda sedang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan doktrin yang anda yakini.
Itulah sebabnya harus mengerti doktrin dengan baik agar jangan sampai tanpa anda sadari telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan doktrin kekristenan yang alkitabiah. Doktrin kekristenan yang alkitabiah tidak membenarkan orang berdoa untuk mereka yang telah meninggal karena setelah seseorang meninggal tidak ada lagi yang dapat dilakukan baginya.
Menghormati yang meninggal, itu benar, tetapi menyembah kepadanya, itu sama sekali tidak boleh. Lalu bagaimana jika orang memberi kepadamu hio dan katanya itu hanya sekedar untuk menghormati bukan menyembah? Sekali-kali jangan sampai terjebak tipu muslihat iblis. Pertanyaan logis, kalau itu adalah menghormati bukan menyembah, lalu kenapa tidak dilakukan terhadap orang yang masih hidup? Mengapa hari ini kita tidak melakukan penghormatan terhadap ayah dan ibu kita dengan membakar hio kepada mereka?
Ingat, Yesus Kristus mau anda menjadi saksinya di dalam segala aspek kehidupan kita, tentu termasuk pada saat kita melayat. Jika anda sendiri adalah anggota keluarga yang sedang berduka, sikapilah dengan wajar dan tetap ingat firman Tuhan. Dan jika anda adalah orang yang turut berduka cita, maka ingat nasehat firman Tuhan, menangislah dengan orang yang sedang menangis (Rom.12:15), tetapi jangan sampai berdosa karena orang yang sedang menangis. Dalam segala hal permuliakan Tuhan Yesus Kristus yang telah memerdekakan kita dari segala ikatan.
-----0000000000000-------
Berita Yang Paling Klasik Adalah Berita Tentang Janji Keselamatan Dari Allah Kepada Manusia Yang Telah Jatuh Ke Dalam Dosa Bahwa Allah Akan Mengirim Juruselamat Untuk Menyelesaikan Masalah Dosa Manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar