Jumat, 07 Oktober 2011

Berita Bulan SEPTEMBER 2011

JOHN PIPER – THEOLOGI REFORMED DAN PENYEMBAHAN KHARISMATIK
(Berita Mingguan GITS 3 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam sebuah kunjungan riset ke sebuah kebaktian di Bethlehem Baptist Church yang dipimpin oleh John Piper di Minneapolis tahun ini, saya kembali teringat akan hari-hari kharismatik saya! Khotbah yang disampaikan bertheologi Reformed, tetapi musiknya adalah mistikisme rock & roll kharismatik. Dalam beberapa tahun belakangan saya juga telah mengunjungi Saddleback Church di Willowcreek, sebuah Calvary Chapel, sebuah Vineyard Church, beberapa gereja Southern Baptist, kebaktian-kebaktian Roma Katolik, sebuah konferensi Baptis yang liberal, sebuah konferensi kharismatik, dan sebuah konferensi emerging church. Satu hal yang semua kebaktian ini miliki bersama adalah musik rock dan kebaktian yang berpusat pada pengalaman emosional. Ini adalah salah satu aspek yang paling berkuasa dalam gerakan ekumene dan dengan efektif menarik semua tipe gereja bersama. Salah satu tema besar dari penyembahan kontemporer adalah kesatuan ekumenis, “tubuh Kristus ” dan “kita adalah satu.” Ini adalah tema yang muncul dalam penyembahan kontemporer seperti di gereja Piper. Musik membawa sebuah gereja dan anggota-anggotanya untuk berasosiasi dengan ekumenis-ekumenis yang paling radikal, seperti Darlene Zschech dari Hillsong (yang melakukan performans untuk Roman Catholic World Youth Day dan sangat suka bahwa musik kontemporer menyatukan Katolik, Anglikan, dan kharismatik), Jack Hayford (yang mengatakan bahwa Allah memberitahu dia agar tidak menghakimi gereja Katolik), Graham Kendrick (salah satu pendiri dari March for Jesus), Chris Tomlin (yang bersukacita bahwa musik kontemporer sedang menyatukan “konservatif dan kharismatik), dan Stewart Townend (yang mau membawa gereja-gereja konservatif untuk bersekutu dengan “gereja yang lebih luas”).

Seorang gembala sidang Baptis fundamental yang baru-baru ini menulis untuk mengritik apa yang dia sebut “pelayanan peringatan” saya mengatakan bahwa musik adalah semata-mata masalah gereja lokal dan bahwa hanya gembala sidang sebuah gereja lokal yang berhak untuk memberi peringatan tentang musik gereja tersebut. Rupanya ia berpikir bahwa 2 Timotius 4:2; Titus 2:15; 1 Petrus 4:11; dan Yudas 3 hanya ditulis kepada gembala-gembala sidang dan hanya beraplikasi kepada satu gembala sidang dan satu gereja. Dia juga berpikir bahwa setiap gembala sidang cukup diperlengkapi untuk berurusan dengan isu musik dan tidak memerlukan pertolongan. Pandangan ini terdengar seperti pendirian Diotrefes!

EUGENE NIDA, BAPA DYNAMIC EQUIVALENCY, MENINGGAL USIA 96 TAHUN
(Berita Mingguan GITS 3 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Eugene Nida, bapa dari metode dynamic equivalency penerjemahan Alkitab, meninggal tanggal 25 Agustus pada usia 96 tahun. Awalnya bersama dengan Wycliffe Bible Translators, Nida lalu berasosiasi dengan American Bible Society dan United Bible Societies sejak tahun 1943. Melalui tulisan-tulisan dan konsultasi yang dia berikan, Nida memegang pengaruh yang luas dalam bidang teks dan penerjemahan Alkitab. Dia mengunjungi 90 negara untuk berdiskusi dengan para penerjemah yang bekerja dalam lebih dari 200 bahasa yang berbeda. Nida memiliki peran yang penting dalam terbentuknya United Bible Societies (UBS) yang sangat liberal dan “memulai, mengorganisir, dan mengadministrasikan” Perjanjian Baru Yunani UBS (kata pengantar untuk edisi pertama, 1965). Adalah Nida yang bersikukuh harus ada evaluasi bertingkat untuk setiap variasi tekstual (Aland, The Text of the New Testament, hal. 44). Di bawah skema ini, variasi teks diberi nilai A, B, C, atau D, bergantung kepada seberapa yakin para editor akan suatu bagian teks. Namun demikian, pengaruh Nida yang paling hebat adaah sebagai bapa dari teori penerjemahan Alkitab dengan metode dynamic equivalency, dimulai pada tahun 1947 dengan diterbitkannya buku Bible Translating. Dia mempromosikan metode penerjemahan “pikiran untuk pikiran.” Nida mengajar bahwa penerjemah memiliki kebebasan untuk mengubah bentuk Kitab Suci dan bahkan untuk mengkontekstualisasikan Kitab Suci ke dalam budaya modern, seperti mengubah kata “salju” menjadi “kelapa” jika salju tidak dikenal di budaya tertentu. Ia dapat melakukan ini karena ia tidak percaya dalam inspirasi Kitab Suci yang tanpa salah. Nida mengolok doktrin bahwa Alkitab “ditulis dalam bahasa Roh Kudus” (Language Structure and Translation, 1975, hal. 259). Dia menulis: “Pewahyuan Alkitab tidaklah absolut dan semua pewahyuan ilahi secara esensi bersifat inkarnasi. …Kata-katanya, dalam pengertian tertentu, tidaklah ada arti apa-apa dalam diri mereka sendiri….Kata-kata adalah kosong kecuali jika berhubungan dengan pengalaman” (Nida, Message and Mission, 1960, hal. 222-226). Ini adalah kesesatan Neo-ortodoks. Di seluruh Kitab Suci, adalah kata-kata Alkitab yang disebut sebagai penting, bukan hanya artinya. Tiga kali kita diberitahu bahwa “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari SETIAP FIRMAN yang keluar dari mulut Allah.” (Ul. 8:3; Mat. 4:4; Luk. 4:4). Nida berpendapat bahwa kisah-kisah tentang malaikat dan mujizat-mujizat tidak perlu ditafsirkan secara literal (Message and Mission, hal. 41). Dan dia menolak pengorbanan darah Yesus Kristus yang bersifat menggantikan (Theory and Practice, 1969, hal. 53), dia mengklaim bahwa darah Kristus dalam Roma 3:25 dan perikop-perikop lain adalah simbol dari kematian karena kekerasan (A Translator’s Handbook on Paul’s Letter to the Romans), sementara Roma 5:8-10 mengajar kita bahwa keselamatan memerlukan BAIK darah MAUPUN kematian Kristus. Darah dibutuhkan untuk pendamaian (Im. 17:11; Ibr. 9:22). 100 tahun terakhir ini, bidang penerjemahan Alkitab telah terkorupkan secara mendalam. Kita telah mendokumentasikan ini daam buku The Modern Version Hall of Shame, yang dapat dibeli di Way of Life Literature.

AIR MATA
(Berita Mingguan GITS 3 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Mata manusia memiliki mekanisme untuk membersihkan dan memelihara diri sendiri. Mata memproduksi tiga jenis air mata yang berbeda, masing-masing dengan kompisisi kimianya sendiri yang kompleks. Air mata basal adalah air mata yang normal yang dipakai untuk melumasi mata dan menyingkirkan debu. Komposisi dari air mata ini termasuk lisosom yang berperang melawan infeksi bakteri sebagai bagian dari sistem imun tubuh yang tak terbayang kompleksnya. Air mata refleks diproduksi untuk membilas mata dari benda-benda iritan, seperti uap bawang atau cabe. Air mata emosional diproduksi sebagai respons terhadap stres emosional dan mengandung zat yang secara alami menghentikan rasa sakit dan hormon-hormon penenang. Air mata memiliki tiga lapisan, sebuah lapisan luar yang mengandung minyak yang mencegah penguapan dan mengontrol laju jatuhnya air mata di pipi; sebuah lapisan tengah, yang mengandung protein dan hormon-hormon, dan sebuah lapisan mukosa yang menyentuh mata itu sendiri yang melapisi kornea dan memungkinkan distribusi yang seimbang akan film air mata tersebut. “Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu” (2 Raj. 20:5). “Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?” (Maz. 56:9). “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai” (Maz. 126:5). “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wah. 21:4).

“GEMBALA SIDANG” BAPTIS YANG SESAT MENGATAKAN BAHWA HIMNE TENTANG DARAH, COCOKNYA DI FILM VAMPIR
(Berita Mingguan GITS 3 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Amy Butler, “gembala sidang” senor dari Calvary Baptist Church, Washington D.C., mengklaim bahwa himne-himne tentang darah Kristus pantasnya berada di film vampir. Tentang himne seperti “There Is a Fountain,” Butler mengatakan, “Dengan segala hormat kepada tradisi agung yang telah membentuk praktek iman denominasi kita, lirik seperti ini membuat kita seperti berada di salah satu film [vampir] Twilight. Selain theologi yang patut dipertanyakan, metafora-metafora dalam himne-himne ini tidak memiliki arti yang bermakna bagi penyembah-penyembah zaman modern. Maksud saya, siapa yang mau menghampiri “takhta kasih karunia” (jika mereka bahkan tidak tahu apa artinya itu) jika takhta itu diperciki oleh darah?” (“There Is Power in the ‘Blood’ Hymns,” Associated Baptist Press, 25 Agus. 2011). Butler memutuskan untuk mengkhususkan satu kebaktian Minggu untuk “ritual” menyanyikan “himne-himne darah” yang kuno itu, tetapi hanyalah untuk “membangun indentitas dan mengingat akar-akar kita.” Ini mengingatkan kita bahwa kebanyakan gereja Baptis hari ini sudah sesat total atau kompromi mendalam dengan dunia dan filosofi emerging church. Ini bagaikan lautan yang berbahaya dan banyak Baptis fundamental yang membangun jembata dengan hal-hal seperti ini melalui adaptasi musik Kristen kontemporer dan main mata dengan para Injili “konservatif.” Kesesatan suatu gereja tidak terjadi sekaligus. Ia terjadi perlahan-lahan, biasanya lintas generasi, dan mulai dengan langkah-langkah kompromi yang “kecil.” Kita akan mengatakan kepada Butler bahwa doktrin tentang pendamaian yang diajarkan dalam “himne-himne darah” yang kuno itu bukanlah theologi yang patut dipertanyakan. Adalah benar dalam Alkitab bahwa “noda-noda dosa terhapus dalam aliran darah yang memberikan hidup itu” dan bahwa “darahNya mendamaikan seluruh umat, dan kini memerciki takhta kasih karunia.” Tidak ada keselamatan di luar dari darah Kristus. KematianNya saja tidak dapat membeli pendamaian. Ini adalah salah satu tema utama kitab Ibrani. “Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan…Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus” (Ibr. 9:22; 10:19).

PEMIMPIN GERAKAN EMERGING MERASA TERGANGGU DENGAN PENGGUNAAN ISTILAH “DISELAMATKAN” DAN “LAHIR BARU”
(Berita Mingguan GITS 10 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam blognya dan dalam sebuah wawancara dengan Christian Post, Tim Stevens, gembala sidang dari Granger Community Church di Granger, Indiana, mengatakan bahwa dia terganggu oleh penggunaan istilah “diselamatkan” dan “lahir baru.” Dia menulis: “Saya baru-baru ini memperhatikan bahwa saya semakin lama semakin terganggu oleh kata “selamat.” Bukan dalam pemakaian seperti “selamat pagi” atau “selamat jalan” tetapi dalam konteks Kristiani: “Apakah Johnny sudah diselamatkan?” Atau “lambat laun Martha akan diselamatkan.” ….Sering kali gereja-gereja bisa menjadi tempat yang tidak nyaman bagi orang-orang yang sedang dalam pencarian. Mereka merasakan kebutuhan akan Allah, jadi mereka nongol di gereja pada suatu Minggu pagi dan mereka tidak bisa menangkap apa-apa karena dunia itu berbeda dengan dunia yang mereka tinggali. Bahasa yang dipakai tidak masuk akal, cara komunikasinya aneh, dan musiknya aneh….Saya rasa penggunaan bahasa merupakan bagian yang besar dari semua ini” (Christian Post, 1 Sept. 2011). Granger adalah contoh yang sempurna sebuah gereja 2 Timotius 4:3-4 yang hidup menurut hawa nafsu mereka sendiri dan memiliki banyak guru palsu yang menggelitik telinga generasi yang sesat dengan suatu jenis kekristenan yang baru. Ini adalah jenis gereja yang berpesta rock & roll. Gereja-gereja dilarang oleh Tuhan untuk menjadi sama dengan dunia untuk memenangkan dunia (Roma 12:2). Memang benar bahwa orang yang belum percaya seharusnya dapat merasa bahwa mereka dikasihi dan disambut dengan baik ketika mereka menghadiri kebaktian, dan umat Tuhan perlu untuk berusaha dan memastikan hal ini terjadi, dan Injil harus dengan jelas diberitakan, tetapi orang yang belum percaya seharusnya tidak merasa nyaman di gereja. Mereka harus dibuat mengerti bahwa umat manusia terbagi menjadi kategori yang terhilang dan yang selamat, dan kecuali mereka mengalami kelahiran kembali dan masuk kategori selamat, mereka akan menghabiskan kekekalan di lautan api sebagai upah kejahatan mereka melawan Allah yang mahakuasa. Ketika seorang yang tidak percaya datang ke gereja, ia tidak seharusnya merasa nyaman; dia harus merasa tusukan Roh Kudus (1 Kor. 14:24-25). Tusukan dan tuduhan rohani ini tidak datang melalui musik yang membuat anda ingin berdansa atau melalui mengubah gereja menjadi suatu tempat yang beratmosfir pesta sensual atau melalui menurunkan standar berpakaian dan standar bahasa ke level masyarakat yang konyol yang dikuasai oleh budaya pop. Tusukan dan kerja rohani Roh Kudus tidak datang ketika gereja-gereja mencoba menggantikan “cool” duniawi dengan “cool” gerejawi. Tetapi ia datang melalui kehidupan Kristen yang serious dan terpisah dari dunia, dan musik-musik yang rohani, dan pemberitaan Firman Tuhan yang setia kepada Alkitab dan bukan melalui khotbah-khotbah dangkal yang hanyalah berisikan psikologi modern.

SEORANG NABIAH KHARISMATIK MENGETIK DALAM BAHASA “ROH”
(Berita Mingguan GITS 10 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Seorang “nabiah” Kharismatik, Juanita Bynum, bukan saja berbicara dalam “bahasa roh;” dia bahkan mengetik dalam “bahasa roh” di halaman Facebooknya. Pada tanggal 17 Agustus, dia mengetik doa berikut, “Kami memanggilMu Yesus. Engkaulah penolong kami dan harapan kami!!!!NDHDIUBGUGTRUCGNRTUGTIGRTIGRGBNRDRGNGGJNRIC. Engkaulah penolong kami dan harapan kami. RFSCNGUGHURGVHKTGHDKUNHSTNSVHGN Engkau Allah. Engkaulah penolong kami dan harapan kami!!!” Bynum tidak menjawab pertanyaan dari The Christian Post mengenai komunikasi yang aneh ini (“Televangelist Juanita Bynum Raises Brows with “Tongues’ Prayer,” Christian post, 31 Agus. 2011). Ini adalah contoh-contoh kekonyolan yang adalah bagian dari paket Pantekosta sejak permulaan gerakan ini di pergantian abad ke-20. Bahasa lidah ditenggarai muncul di Bethel Bible School yang dipimpin oleh Charles Parham di Topeka, Kansas, pada bulan Januari 1901, dimulai oleh seorang mahasiswi bernama Agnes Ozman. Seorang wartawan Topeka State Journal mencatat “bahasa roh” yang diucapkan seorang mahasiswi lain, Lilian Thistlewaite. Bunyinya seperti ini: “Euossa, Euossa, use rela sema calah mala kanah leulla ssage nalan. Ligle logle lazie logle. Ene mine mo, sah rah el me sah rah me” (Topeka State Journal, 9 Jan. 1901).Walaupun “bahasa roh”nya Thistlewaite masih lebih meyakinkan daripada punya Juanita Bynum, keduanya hanyalah cerocosan tak berarti. “Ligle logle lazie logle” dan “ene mine mo” persis adalah tipe-tipe “bahasa roh” yang saya dengar berulang-ulang di berbagai pertemuan Pantekosta dan Kharismatik di berbagai belahan dunia (di Indonesia mungkin lebih mirip “sikalabalaba…sikalabalaba”), tetapi semuanya adalah komat kamit tak jelas. Bahasa lidah dalam Alkitab adalah bahasa sebenarnya yang secara ajaib dapat dipakai oleh orang-orang yang belum pernah mempelajari bahasa tersebut. Inilah yang kita lihat terjadi pada hari Pentakosta, dan kejadian itu adalah suatu mujizat yang besar. Pada tahun 1914, Charles Shumway dengan teliti mencari bukti untuk membuktikan bahwa “bahasa roh” kaum Pantekosta awal tersebut adalah bahasa yang sebenarnya, tetapi dia gagal menemukan bahkan satu orang pun yang dapat membuktikan klaim-klaim yang dibuat (James Goff, Jr. Fields White Unto Harvest, 1988, hal. 76). Setelah meneliti “bahasa roh” yang diucapkan di Azusa Street mission yang dipimpin oleh William Seymour, pemimpin Holiness, W. B. Godbey menyimpulkan bahwa ucapan-ucapan itu bukanlah bahasa (G. F. Taylor, The Spirit and the Bride, 1907, hal. 52). Banyak ahli bahasa yang telah mencapai kesimpulan yang sama. William Samarin, profesor linguistik di Universitas Toronto, merangkumkan penelitian dia selama 5 tahun sebagai berikut: “Glossolalia memang mirip dengan bahasa dalam hal-hal tertentu, tetapi ini hanyalah karena pengucapnya ingin agar yang diucapkannya itu mirip bahasa. Namun walaupun ada kemiripan-kemiripan superfisial, glossolalia secara mendasar BUKANLAH bahasa” (Tongues of Men and Angels, 1972, hal. 227). Kunci yang mendasar untuk mengerti bahasa lidah dalam Alkitab adalah menyadari bahwa bahasa lidah adalah tanda bagi bangsa Yahudi yang tidak percaya (1 Kor. 14:20-22). Dalam kitab Kisah Para Rasul, ketika bahasa lidah dipraktekkan, ada orang Yahudi yang hadir. Topik ini dibahas dalam buku The Pentecostal-Charismatic Movement: The History and the Error oleh David Cloud, dan juga buku Glossolalia oleh Dr. Steven Liauw.

ILMUWAN MENGATAKAN BAHWA CERITA ASAL MUASAL KEHIDUPAN DALAM EVOLUSI ADALAH DONGENG
(Berita Mingguan GITS 10 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Dr. John Marcus mengatakan bahwa kisah-kisah tentang asal muasal kehidupan dalam evolusi adalah dongeng. Marcus memiliki gelar Ph. D. dalam bidang kimia biologi dari Universitas Michigan, dan sekarang adalah pejabat riset di Cooperative Research Centre for Tropical Plant Pathology, di Universitas Queensland, Australia. Dia mengatakan, “Dua hal yang mengukuhkan kepercayaan saya dalam penciptaan adalah bukti yang jelas akan desain dalam alam semesta, dan betapa kecil nihilnya kemungkinan bahwa kehidupan muncul karena perubahan….Sungguh, ide bahwa bahkan satu protein yang berfungsi lengkap dapat muncul karena kebetulan sudah merupakan iman buta yang tidak dapat dan tidak mau mengakui angka-angka [probabilitas]! Pemikiran seperti itu murni adalah fantasi dan tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Tidak heran bahwa para evolusionis tidak dapat menghasilkan skenario spesifik yang dapat menjelaskan bagaimana kehidupan dapat muncul dari zat-zat kimia yang mati. Kisah-kisah yang diajukan seperti dongeng dengan beberapa istilah ilmu pengetahuan yang dimasukkan agar terdengar berpendidikan….banyaknya skenario evolusi yang menipu sepertinya tidak kurang adalah mitos-mitos yang bias yang muncul karena keinginan yang putus asa untuk menghilangkan Allah dari kehidupan dan hati nurani manusia” (In Six Days, diedit oleh John Ashton, hal. 172, 179, 180).

DESA BUJANGAN CINA
(Berita Mingguan GITS 10 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Karena praktek pemilihan jenis kelamin anak dan juga pembunuhan bayi-bayi perempuan karena kebijaksanaan satu anak yang tidak alktabiah, komunis Cina kini menghadapi masalah yang sudah dapat diprediksi. Jutaan laki-laki kini menghadapi masa depan sebagai bujangan karena tidak ada cukup wanita untuk dinikahi. Hal ini terilustrasikan secara jelas di desa Banzhushan di tengah propinsi Hunan, di mana tidak ada satu pun wanita umur menikah yang belum memiliki pasangan atau tunangan (“China’s Village of Bachelors,” The Guardiang, 2 Sept. 2011). Ketika ditanya wanita jenis apa yang dia ingin nikahi, petani Duan Biansheng menjawab, “Saya sama sekali tidak punya syarat. Saya akan puas dengan seorang istri bagaimanapun,” tetapi kans bagi dia “hampir nol.” Dia kesepian dan khawatir mengenai masa tua dengan tidak ada seorang pun untuk memelihara dia dan tidak ada anak untuk meneruskan garis keluarga. Dalam dua puluh tahun ke depan, 30 hingga 50 juta lelaki Cina tidak akan dapat menemukan istri.

MENGETAHUI MASA DEPAN: MELALUI KOMPUTER SUPER ATAU ALLAH MAHAKUASA?
(Berita Mingguan GITS 17 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Sebuah studi baru mengklaim bahwa memasukkan informasi tentang berita-berita hangat ke dalam sebuah superkomputer dapat membantu memprediksikan peristiwa-peristiwa besar dunia. Revolusi di Libya dan Mesir diprediksikan dengan cara demikian, walaupun hanya setelah kejadian (“Supercomputer Predicts Revolution,” BBC, 9 Sept. 2011). Saya tahu suatu metode yang lebih pasti, yaitu membaca Alkitab. Nubuat-nubuat di dalamnya jelas dan tepat dan adalah bukti otoritas ilahi Alkitab. Alkitab memberitahu sejak awal tentang kembalinya Israel ke tanah mereka dalam kondisi yang masih mati rohani dalam Yehezkiel 37. Peristiwa besar berikutnya dalam kalender nubuat adalah Pengangkatan orang-orang percaya zaman gereja lokal. Kejadian itu akan diikuti oleh tujuh tahun Kesusahan Besar yang akan melanda seisi dunia. Milyaran akan mati melalui peperangan dan penghakiman ilahi. Antikristus akan memerintah dunia, mengontrol semua perdagangan dan menuntut penyembahan dengan ancaman maut. Sepertiga orang Yahudi akan bertobat dan menerima Yesus sebagai Mesias. Dia akan kembali ke bumi dalam kuasa dan kemuliaan, menghancurkan pasukan Antikristus, dan mendirikan kerajaanNya di bumi dengan Yerusalem sebagai markasNya. Masa depan? Kamu bisa mengetahuinya dan kamu bisa yakin akan hal itu. Dan melalui iman kepada Yesus Kristus, anda bisa berada di pihak yang tepat.

NEGARA-NEGARA DENGAN NILAI KEBEBASAN BERAGAMA YANG PALING RENDAH, KEBANYAKAN MUSLIM
(Berita Mingguan GITS 17 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari CNSNews.com, 10 Agustus 2011: “Negara-negara yang memiliki mayoritas Muslim mendapatkan angka-angka yang paling rendah dalam suatu penelitian komprehensif yang baru yang menpelajari dan memantau larangan-larangan oleh berbagai pemerintah terhadap agama sekaligus juga rasa permusuhan sosial yang terjadi antar agama di dunia. Penelitian ini dilakukan oleh Pew Research Center bagian Forum on Religion & Public Life, dipublikasikan hari Selasa. Penelitian mendapatkan bahwa hampir sepertiga populasi dunia hidup di negara-negara di mana larangan-larangan oleh pemerintah yang berhubungan dengan agama, atau permusuhan sosial, meningkat signifikan sejak pertengahan 2006 hingga pertengahan 2009. Secara geografis, Timur Tengah/Afrika Utara memiliki proporsi yang terbesar dari negara-negara ini – 30 persen – di mana larangan resmi terhadap agama meningkat dalam periode waktu tiga tahun tersebut. Kalau digali lebih dalam, laporan setebal 117 halaman tersebut menyingkapkan bahwa negara-negara yang tergabung ke dalam Organization of Islamic Cooperation (OIC) mendominasi kebanyakan larangan serius yang diselidiki pada akhir periode survei di pertengahan 2009. Tujuh dari sepuluh negara dengan nilai terendah, berhubungan dengan larangan pemerintah terhadap agama tertentu, adalah negara-negara OIC – Mesir, Iran, Arab Saudi, Uzbekistan, Maladewa, Malaysia, dan Indonesia. Tiga yang lain adalah Cina, Burma, dan Eritrea.”

MASALAH HORISON BAGI BIG BANG
(Berita Mingguan GITS 17 September 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Jason Lisle, Ph.D. dalam bidang astrofisika dari Universitas Colorado, membuat observasi: “[Teori] Big Bang mengharuskan wilayah-wilayah yang berbeda dari alam semesta mulai dengan temperatur yang sangat berbeda, sebagai konsekuensi dari mekanika kuantum. Sambil alam semesta mengembang, wilayah-wilayah yang berbeda dari alam semesta ini seharusnya memiliki temperatur yang berbeda. Namun hari ini semua wilayah memiliki temperatur yang hampir sama persis. Kita bisa melihat latar belakang gelombang mikro di alam semesta dan melihat temperaturnya. Jadi ada masalah, karena tidak cukup waktu, menurut perhitungan jangka waktu evolusi, bahkan jika diberikan 20 milyar tahun bagi cahaya untuk pindah dari satu wilayah ke wilayah lain dan dengan cara demikian bertukar temperatur untuk mencapai ekuilibrium. Agar semua wilayah memiliki temperatur yang sama, mereka harus memiliki kontak. Jika kamu menaruh es batu dalam kopi akan menghasilkan kopi yang suam-suam kuku. Ada pertukaran panas karena mereka memiliki kontak. Cahaya dapat memfasilitasi pertukaran energi, tetapi tidak ada cukup waktu. Ini disebut sebagai Problema Horison, dan ini adalah masalah yang besar, karena temperatur di alam semesta ini bukan hanya mirip, tetapi sangat-sangat merata.” (Lisle, Creation Astronomy, 2006, Answers in Genesis).

PEMIMPIN PENYEMBAHAN KONTEMPORER MEMBESARKAN ANAK-ANAKNYA DALAM SUASANA BEATLES
Ketika Chris Redman, salah satu nama yang paling berpengaruh dalam gerakan penyembahan kontemporer, ditanya, “Siapa sajakah yang mempengaruhi musikmu?” dia menjawab: “Segala macam. Tetapi favorit saya pastilah Beatles. Saya sangat senang bahwa kini kelima anak saya bahkan menyukai musik mereka [Beatles]” (http://www.louderthanthemusic.com/document.php?id=2526). Ini mengingatkan kita bahwa salah satu alasan kita menentang Musik Kristen Kontemporer adalah karena gerakan ini tidak mau memisahkan diri dari dunia. Firman Allah mengatakan bahwa orang percaya tidak boleh menjadi serupa dengan dunia, tidak boleh dicemarkan dunia, dan tidak boleh mengasihi dunia (Roma 12:2; Yak. 1:27; 1 Yoh. 2:15-16). Para musisi Kristen Kontemporer sama sekali tidak berusaha menyembunyikan fakta bahwa mereka menyukai rock & roll sekuler yang vulgar dan mereka tidak malu sama sekali melakukannya karena hal itu dapat diterima dalam kalangan mereka. Ketika ditanya dalam wawancara mengenai pengaruh-pengaruh dalam musik mereka dan musik favorit mereka, mereka semua mendaftarkan musisi-musisi rock sekuler yang vulgar. Jelas bahwa Redman sedang membesarkan anak-anaknya dalam pengaruh rock & roll sekuler sehingga mereka sudah mulai menyukai dunia bahkan sejak umur yang sangat muda. Alkitab berkata, “Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu” (Ef. 5:11). Apakah ada “perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa” dalam rock & roll atau rap atau reggae atau country-western atau bentuk-bentuk musik pop lainnya hari ini? Jelas ada, dan ini adalah deskripsi yang pantas mengenai mayoritas musik dunia. Ini adalah deskripsi yang persis tentang The Beatles dan musik mereka. Jadi, orang percaya diperintahkan untuk TIDAK mengambil bagian dalamnya, tetapi justru menegurnya. Saya telah menetapkan hati untuk melakukan hal ini 38 tahun yang lalu ketika Tuhan membuka mata saya mengenai isu ini, dan keyakinan saya tentang bahaya moral rock dan pentingnya separasi dari musik rock telah bertambah teguh seiring lewatnya tahun-tahun. Separasi tidaklah populer hari ini, tetapi Allah memerintahkannya, dan kebenaran tidak pernah ditemukan pada kelompok mayorits di dunia yang penuh dosa ini. Faktanya, menurut nubuat Alkitab (mis. 2 Tim. 3:1-5, 13; 4:3-4) kita tidak bisa mengharapkan bahwa kebenaran akan ditemukan dalam kelompok mayoritas dari orang-orang yang mengaku Kristen di zaman akhir ini. Untuk informasi lebih lanjut lagi, lihat “The Beatles and Contemporary Christian Music,” http://www.wayoflife.org/database/beatlesandccm.html

AUSTRALIA MENJALANKAN FILOSOFI UNISEX
Pemerintah Australia akan mengizinkan penduduknya untuk memilih jenis kelamin apa yang akan tercantum di paspor mereka, bahkan jika mereka tidak pernah menjalani operasi “ganti kelamin” (“Australia Offers Passport Gender Choice,” AP, 14 Sept. 2011). Menurut garis-garis haluan Departemen Urusan Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT), yang diperlukan hanyalah surat pendukung dari seorang pelayan kesehatan, dan warga negara dapat mengidentifikasikan “pilihan kelamin” mereka apakah laki-laki, perempuan, atau X (apapun maksudnya ini). Filosofi yang gila ini adalah kelanjutan dari gerakan unisex dalam rock & roll di tahun 1960an, yang adalah penggenapan nubuat dalam Mazmur 2 mengenai bagaimana seluruh dunia memutuskan “belenggu-belenggu” Allah, yang maksudnya adalah hukum-hukumNya. Gerakan unisex adalah tindakan penghinaan terhadap hukum Allah, karena Dialah yang menciptakan laki-laki dan wanita. Hanya ada dua jenis kelamin dan kita tidak diberikan pilihan dalam hal ini, karena sudah ditentukan bahkan sebelum kita lahir. Umat Allah seharusnya menolak segala sesuatu yang berkaitan dengan gerakan unisex ini. Kita tidak boleh serupa dengan dunia (Rom. 12:2). Namun rata-rata gereja, bahkan yang “fundamentalis,” sama sekali tidak bersuara melawan pakaian unisex dunia, seperti wanita yang memakai celana, yang adalah fenomena yang paling banyak menghancurkan perbedaan antara laki-laki dan wanita yang Tuhan tetapkan.

GEREJA-GEREJA MELAWAN ISRAEL
Berikut ini disadur dari FrontPageMag.com, 7 Juli 2011: “Beberapa hari yang lalu, para peneliti Inggris mengumumkan bahwa 17 kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai Yahudi telah ditemukan di dasar sebuah sumur zaman medieval di Norwich, Inggris. Orang-orang Yahudi tersebut dibunuh dalam suatu pembunuhan suku, atau dipaksa untuk melakukan bunuh diri jika tidak mau memenuhi tuntutan menjadi Kristen. Kerangka-kerangka ini diberikan tanggal abad ke-12 atau 13, yaitu zaman orang-orang Yahudi menghadapi pembunuhan, pembuangan, dan penganiayaan di seluruh Eropa. 17 orang Yahudi ini dibunuh karena “theologi penggantian” (replacement theology), salah satu kesalahan yang paling awal yang berargumen bahwa karena orang Yahudi menolak keilahian Kristus, mereka telah membatalkan janji-janji Allah bagi mereka, yang lalu dialihkan kepada Gereja. Sekitar 10 abad kemudian, forum-forum global kekristenan sedang membangkitkan lagi theologi ini melawan anak cucunya ke-17 kerangka Yahudi tersebut: yaitu Negara Yahudi, Israel. WCC (World Council of Churches), sebuah badan Kristen yang ekumenis dengan basis di Jenewa dan mengklaim 590 juta orang Kristen sebagai anggota, baru saja mengakhiri konferensi empat hari di kota Volos, Yunani. Tidak ada satu pun kalimat kritikan terhadap para Islamis yang sedang menganiaya orang-orang Arab yang menjadi Kristen. Para Lutheran tiba di Volos dari Amerika Serikat, orang-orang Katolik dan Protestan dari Bethlehem dan Nazaret, Kristen Ortodoks dari Yunani dan Rusia, para pengkhotbah dari Beirut dan para Koptik dari Mesir. Konferensi tersebut mendeklarasikan Negara Yahudi sebagai “suatu dosa” dan “kuasa penjajahan”….Konferensi itu menyangkali 3000 tahun kehidupan Yahudi di tanah Kanaan (dari Mediterania hingga Yordan), dan menentang kehadiran Israel di sana….Dalam beberapa bulan terakhir kita telah melihat peningkatan serangan terhadap Israel yang radikal dan berbahaya oleh gereja-gereja Protestan dan Katolik. ….Patriarkh Gereja Antiokhia, Melkite Gregory III Laham yang berpaham Katolik, mengumumkan bahwa ada “konspirasi Zionis melawan Islam,” membangkitkan lagi teori-teori konspirasi yang kuno yang memimpin kepada genosida…..Gerekan perdamaian internasional Katolik yang paling berpengaruh, Pax Christi, baru saja mempromosikan boikot terhadap barang-barang Israel, “atas nama kasih.” ….Hari ini kebanyakan kampanye melawan Israel didorong oleh grup-grup Kristen, seperti Dutch Interchurch Organization dan grup Katolik Irlandia, Troicare, keduanya dibiayai Unieropa. United Church of Canada, sebuah denominasi Kristen yang mainstream dan populer, baru saja voting utnuk memboikot enam perusahaan (Caterpilar, Motorola, Ahava, Veolia, Elbit Systems, dan Chapters/Indigo) dan uksup Anglikan dari Afrika Selatan, Desmond Tutu, meyakinkan universitas Johannesburg untuk memutuskan semua hubungan dengan pelajar-pelajar Yahudi mereka. Tahun lalu, Gereja Metodis di Inggris voting untuk memboikot barang-barang yang diproduksi oleh Israel dan jasa pelayanan dari Yudea dan Samaria. … Di sebuah sinode Roma, Uskup Agung Cyrille Salim Bustros, imam yang dipilih oleh Joseph Ratzinger (kini Paus Benediktus) untuk menuliskan pernyataan-pernyataan final sinod ke 44 itu, menyangkali hak alkitab umat Yahudi atas tanah perjanjian.”

Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk selanjutnya di layar komputer

Tidak ada komentar: