Kamis, 31 Mei 2012

USIA BUMI

Salah satu topik yang menjadi perdebatan besar antara orang percaya dengan kaum evolusionis adalah perihal usia Bumi. Dalam konsep evolusi, Bumi sudah sangat tua, hipotesis terakhir memperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun. Tentunya hipotesis ini dipresentasikan sebagai kebenaran absolut kepada seluruh dunia, sehingga anak-anak dibesarkan di sekolah dengan asumsi bahwa ini adalah suatu fakta yang tak terbantahkan. Banyak orang Kristen yang menyerah kepada pemikiran seperti ini dan menerima bahwa usia Bumi sangat tua, dan mereka mencari jutaan/milyaran tahun itu dalam Alkitab dan memunculkan berbagai kompromi, sebagaimana telah dibahas di artikel sebelumnya. Sebaliknya, orang-orang lahir baru yang berpegang kepada Alkitab sebagai kebenaran, dan yakin bahwa Allah Pencipta langit dan bumi jauh lebih tahu usia Bumi daripada orang-orang US yang bahkan tidak mau mengakui eksistensiNya, melihat bahwa pembacaan Alkitab yang tidak bias akan menuntun kepada kesimpulan Bumi yang muda – bukan jutaan atau bahkan milyaran tahun, melainkan ribuan tahun.
Sebagai ilustrasi tentang perbedaan pandangan ini, bisa diambil contoh dinosaurus. Orang-orang yang percaya penciptaan Alkitabiah (dan bahwa Bumi ini muda) percaya bahwa manusia dan dinosaurus pernah hidup bersama. Orang-orang yang percaya evolusi, atau bahkan orang-orang yang percaya penciptaan tetapi berkompromi (dan percaya bumi ini tua) akan syok mendengar pandangan seperti itu. Tetapi permasalahannya sederhana. Siapakah yang paling tahu? Tuhan tentunya! Dan, Tuhan telah memberi tahu manusia, bahwa Dia menciptakan semua binatang darat padahari keenam. Dinosaurus termasuk binatang darat, jadi dinosaurus diciptakan pada hari keenam. Adam dan Hawa, manusia pertama, juga diciptakan pada hari keenam. Jadi, manusia bukan hanya pernah hidup bersama dengan dinosaurus, kedua makhluk ini bahkan diciptakan pada hari yang sama! Kitab Ayub bahkan menggambarkan beberapa dinosaurus, yang salah diterjemahkan oleh LAI menjadi “kuda nil” dan “buaya” (seharusnya tetap memakai bahasa asli behemoth dan lewiathan).
Jadi, apa alasan utama seseorang percaya bumi ini hanya ribuan tahun? Alasan utama adalah karena Allah, pencipta Bumi, memberitahu bahwa bumi berusia ribuan tahun. Ini bukan berarti tidak ada bukti-bukti ilmiah mengenai usia bumi yang masih muda. Dari tahun ke tahun, bukti-bukti bahwa bumi tidak berusia milyaran tahun terus bermunculan, walaupun tidak pernah diekspos oleh media massa yang pro-evolusi. Namun demikian, argumen-argumen ilmiah tidak lebih penting daripada argumen Alkitab. Ilmu pengetahuan terus berubah dan pengetahuan manusia terus bertambah. Argumen yang valid hari ini, belum tentu valid besok. Argumen ilmiah bukanlah dasar dari iman orang percaya, tetapi dapat dipakai untuk mendukung iman tersebut. Berikut ini adalah beberapa argumen ilmiah, bahwa Bumi tidak mungkin berusia milyaran tahun.
A. Karbon-14 dalam intan
Banyak orang berpikir bahwa pengukuran radiokarbon adalah salah satu bukti evolusi. Tetapi tidaklah demikian. Carbon-14 adalah suatu atom yang tidak stabil, dan akan meluruh dengan half-life yang relatif cepat (ribuan tahun). Oleh karena itu, Carbon-14 tidak bisa tetap ada dalam benda-benda yang berusia jutaan tahun, karena ia pasti sudah meluruh habis. Sejumlah ilmuwan membentuk proyek RATE (Radioisotopes and the Age of the Earth) dan meneliti intan-intan yang dianggap oleh para evolusionis berusia 1-2 milyar tahun (terbentuk di awal-awal “kehidupan Bumi). Intan yang berumur sedemikian tua tidak mungkin masih memiliki Carbon-14 dalam tingkat yang dapat dideteksi. Dan intan adalah benda yang sangat keras, sehingga sangat resisten terhadap kontaminasi Carbon-14 dari luar. Artinya, Carbon-14 di dalam intan berasa dari awal terbentuknya intan.
Nah, ternyata, setelah diselidiki, intan-intan ini masih memiliki radiokarbon yang relatif banyak. Dari angka yang diperoleh intan tersebut, menurut mereka, maksima berusia 55.000 tahun, jauh sekali dari 1-2 milyar yang dikatakan oleh para evolusionis (Untuk info, lihat http://www.icr.org/rate/).
B. Bulan yang melarikan diri
Tarikan gravitasi bulan menimbulkan suatu “tidal bulge” pada bumi (yang menyebabkan adanya pasang surut), yang lalu membuat bulan makin lama makin menjauh dari bumi. Karena efek ini, bulan sebenarnya semakin menjauh dari Bumi. Tetapi tenang saja, bulan tidak akan tiba-tiba hilang karena ia menjauh dengan kecepatan sekitar 4 cm per tahun. Angka ini sangat kecil sehingga tidak akan menimbulkan masalah sedikitpun bagi pemahaman bumi yang muda. Tetapi, bagi mereka yang berpendapat bahwa bumi (dan bulan) berusia 4,5 milyar tahun, ini sangat bermasalah, terutama karena semakin dekat bulan ke bumi, maka semakin kuat gaya pasang-surut yang terjadi, dan semakin cepat pula bulan akan menjauh. Artinya, di masa lampau, bulan menjauh dari Bumi dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Saat ini bulan berjarak sekitar 350.000-400.000 km dari Bumi. Berdasarkan perhitungan matematis, ditemukan bahwa jika fenomena bulan yang menjauh dari bumi diekstrapolasikan ke masa lampau, didapati bahwa sekitar 1,5 milyar tahun yang lalu, bulan menyentuh permukaan Bumi, sesuatu yang mustahil.
Bahkan usia bulan harus jauh lebih muda dari itu, karena ada yang para ilmuwan sebut Batas Roche, yaitu batas suatu badan dapat mendekat ke orbit badan lain, tanpa hancur. Dan untuk kasus bulan dan bumi, batas Roche adalah sekitar 18.000 km. Jadi, bulan tidak boleh lebih dekat dari 18.000 km dari Bumi. Bahkan, kehidupan darat seperti yang kita lihat hari ini tidak bisa ada jika bulan terlalu dekat, karena akan terjadi pasang-surut yang sangat hebat.
C. Ditemukannya jaringan lunak pada fosil dinosaurus
Dalam beberapa tahun belakangan ini, telah ada banyak penemuan materi biologis yang “terpelihara secara luar biasa” di lapisan-lapisan batu yang semestinya sangat tua. Ada satu penemuan tulang paha Tyrannosaurus rex yang membuat para evolusionis kebingungan, karena ternyata di tulang tersebut masih ditemukan jaringan ikat lunak, pembuluh darah, dan bahkan sel-sel yang utuh!
Menurut evolusionis, jaringan-jaringan lunak dinosaurus ini lebih dari 65 juta tahun umurnya, tetapi penelitian laboratorium telah memperlihatkan, bahwa tidak mungkin – manusia tidak tahu mekanisme yang memungkinkan – materi biologi dapat bertahan lebih dari ribuan tahun.
Masih banyak lagi hal-hal lain yang memberikan petunjuk bahwa Bumi tidak berumur milyaran tahun. Karena terbatasnya ruang, tidak mungkin semuanya dibahas. Pembaca sekalian bisa mendapatkan lebih banyak lagi informasi mengenai topik Penciptaan vs Evolusi ini di berbagai website yang bagus, antara lain: www.icr.orgwww.answersingenesis.org,www.creationmoments.com. Mungkin ada yang bertanya, apakah perdebatan mengenai usia Bumi sedemikian penting bagi orang Kristen? Bukankah yang penting adalah Injil Yesus Kristus? Bukankah kita diselamatkan melalui Injil Kristus, bukan melalui mengetahui apakah Bumi ini tua atau muda? Benar, Injil Kristus-lah yang menyelamatkan manusia. Tetapi, intinya adalah: jika saya tidak dapat mempercayai apa yang Alkitab katakan mengenai Penciptaan, bagaimanakah saya dapat mempercayai apa yang Alkitab katakan tentang Yesus Kristus? Puji syukur, kita dapat mempercayai semua yang Alkitab ajarkan!***

Tidak ada komentar: