Selasa, 28 Juli 2009

SAKSI JEHOVAH: SINYAL YANG MEMBINASAKAN

Seandainya dari awal Saksi Jehovah masuk Indonesia seperti denominasi lain, tanpa dihimpit oleh pemerintah, maka mungkin mereka akan hanya memiliki beberapa beberapa gereja seperti Mormon dan Christian Science. Terlebih lagi jika gereja-gereja Protestan membekali anggota jemaat tentang poin-poin kesesatan Saksi Jehovah, maka mereka pasti tidak bisa mendapatkan banyak orang.
Namun kelompok Protestan telah salah sikap, memakai tangan pemerintah meng­hadang mereka di permukaan, sehinggamemaksa mereka bergerak di bawah. Akhirnya bukan rahasia lagi bahwa mereka berjalan dua-dua orang memasuki rumah orang Kristen, mempertanyakan komposisi iman mereka, dan mulai memasukkan pengajaran mereka. Hasilnya, jumlah mereka tak terhitung, dan jaringan mereka menggurita.
Kebiasaan menggunakan tangan pemerintah bukan hanya tidak efektif bahkan selain membuktikan yang bersangkutan tidak memiliki argumentasi, juga menciptakan tantangan bagi yang dihimpit untuk berjuang lebih keras. Sepatutnya gereja yang merasa dirinya lebih alkitabiah dari Saksi Jehovah menyelenggarakan seminar, dan menerbitkan berbagai traktat dan buklet untuk memperkuat iman jemaat dan menjelaskan poin-poin kesalahan pengajaran Saksi Jehovah.

Sejarah Singkat Saksi Jehovah
Charles Taze Russel lahir 16 Februari 1852, Pittsburgh, Pennsylvania. Sejak remaja Ia sangat menentang adanya Neraka yang menghukum orang, dan ia sangat menentang institusi agama (gereja). Pada saat umur 18, tahun 1870 ia mengumpulkan orang-orang untuk pelajaran Alkitab, dan pada tahun 1878 kelompok PA-nya mentahbiskannya sebagai Pastor.
Dari tahun 1876 hingga 1878 Russell adalah seorang asisten editor dari sebuah majalah bulanan di Rochester, New York. Kemudian ia berhenti karena kontroversi dari tulisannya tentang Penebusan Kristus. Setelah meninggalkan posisi asisten editor, Russell menerbitkan The Herald of the Morning (1879), yang hari ini berkembang menjadi The Watchtower Announcing Jehovah's Kingdom. Diawali dengan oplah 6000 examplar menjadi 20 juta dan diterjemahkan ke lebih seratus bahasa. Terbitan lain dari Watchtower yang berjudul Awake! dicetak lebih 15 juta examplar dan diterjemahkan ke lebih dari tiga puluh bahasa.
Namun C.T. Russell adalah seorang yang sangat percaya diri, sekalipun ia hanya sekolah sampai kelas-7 (SMP kelas satu), namun ia berusaha mengajar dan memimpin. Sangat tidak heran kalau pengajarannya hanya kebenaran yang parsial bukan kebenaran harmonis yang ditafsir­kan dari seluruh ayat Alkitab dan melalui per­timbangan arti kata dalam bahasa aslinya.
Pada bulan Juni 1912, Gembala Gereja Baptis James Street, Hamilton, Ontario, Rev. J. J. Ross, menerbitkan sebuah pamflet yang isinyamengupas kehidupan moral yang tidak beres dan pengetahuan theologi yang cetek dari C.T. Russell. Tentu Russell kebakaran jenggot dan menuntut Ross ke pengadilan atas tuduhan menghina seseorang. Tetapi tanpa disangka oleh Russell ternyata tuntutannya akhirnya menjadi bumerang yang mempermalukan dirinya amatsangat. Karena ternyata pengadilan memenang­kan Rev. Ross, berhubung semua yang dituliskan oleh Rev. J.J. Ross tentang Russell terbukti benar. Bahwa Russell bukan kepala keluarga yang baikkarena bercerai dengan istrinya, bahwa ia tidak pernah mengecap pendidikan tinggi yang cukup, tidak pernah sekolah theologi, dan bahwa ia tidakmengerti bahasa Ibrani maupun Yunani.
Lucunya ketika Russell ditanya, apakah ia mengerti bahasa Yunani, ia menjawab mengerti. Dan kemudian pengacara membukakan kitab bahasa Yunani dan memintanya membaca satu kata yang paling atas dan dia tidak dapat melaku­kannya. Tentu semua orang yang ada dalam ruang sidang menertawakannya. Dan akhirnya ia harus dengan wajah yang sangat malu mengaku bahwa ia tidak mengerti bahasa Yunani. [Walter Marth, The Kingdom of the Cults, Miniapholis: Bethany House Publishers, 1985, pp 42-47].
Fakta yang sangat mengherankan lagi adalah Russell tidak pernah ditahbiskan oleh organisasi apapun namun menyebut dirinya, dan disebut oleh pengikutnya "Pastor". Walter Marth berkata bahwa sebagai pengkhotbah ia memukau banyak orang, namun sebagai theolog ia tidak memukau siapapun terutama theolog yang terpelajar. Ia tidak memiliki argumentasi theologi yang memiliki dasar, melainkan hanya mengandalkan keberanian dan spekulasi serta kepintaran mengolah kata-kata, berani membuat pernyataan, bahkan berani mengajarkan hal-hal yang bertolak belakang dengan kebanyakan gereja tanpa argumentasi yang mamadai.
Dalam terbitan The Watchtower, 15 September 1910, halaman 298, Russell menyatakan bahwa orang- orang cukup membaca tulisannya, tidak perlu membaca Alkitab karena tulisannya telah menjelaskan Alkitab bahkan adalah sama dengan Alkitab. Ia berkata kepada pengikutnya bahwa mereka tidak akan sanggup memahami Alkitab dengan jelas dan Ia memahaminya dan akan menjelaskannya untuk mereka. Menurut Russell jika semua orang mengaminkan pengajarannya maka umat manusia akan segera masuk ke dalam sebuah kerajaan yang penuh damai. Jualannya laku keras karena tidak lama kemudian terjadi konflik yang memimpin ke Perang Dunia I. Jualannya lebih laku lagi setelah PD I karena banyak orang yang mengalami depresi oleh PD I.
Setelah kematian C.T. Russell pada tanggal 31 Oktober 1916, selanjutnya Komunitas Menara Pengawas (Watchtower Society) dipimpin oleh Joseph Franklin Rutherford, seorang hakim di kota Boonville, Missouri. Ia adalah seorang yang sangat hebat dalam menulis. Dalam hidupnya ia telah menulis lebih dari seratus buku. Sesungguhnya selain Russell dialah orang yang paling berjasa dalam memba­ngun ajaran sesat Saksi Jehova ini. Pada zaman Russell kumpulan mereka belum disebut Saksi Jehova (SJ). Nama ini diperkenalkan pada masa Rutherford. Kemudian ia meninggal 8 Januari 1942 di Kalifornia karena kanker.
Segera sesudah kematian Rutherford mereka memilih Nathan Homer Knorr se­bagai presiden dari kelompok ajaran sesat Saksi Jehova ini. Knorr adalah rektor dari Gilead Missionary Training School, di New York. GMTS ini tidak menitik berat pada pembahasan Alkitab secara benar melain sekedar pusat latihan (training) bagi pasukan penjual buku yang mengetuk pintu demi pintu. Mereka tidak menghasilkan theolog yang bisa berpikir melainkan hanya mengandalkan tulisan pemimpin mereka yang telah berupa traktat dan buku. Knorr meninggal bulan Juni 1977 kemudian kepemimpinan di bidat Saksi Jehovah dipegang oleh Frederick W. Franz, seorang yang sudah sangat dikenal di kalangan mereka.
Penyimpangan Pengajaran Mereka
Kita merasa sangat kasihan pada orang-orang yang menyerahkan nasib akhir mereka kepada pengajaran dari hasil penafsiran orang yang tidak pernah sekolah theologi, tidak bisa membaca tulisan bahasa asli Alkitab, yang masa kecilnya pernah mengalami tekanan sehingga tanpa alasan ia menyatakan Neraka itu tidak ada. Tentu bukan maksud saya bahwa orang yang tidak pernah sekolah theologi dan tidak bisa baca tulisan bahasa asli tidak akan bisa menafsirkan Alkitab dengan benar, tetapi jika seseorang berani membuat sebuah kesimpulan yang sangat bertentangan dengan pendapat kebanyakan orang ia harus memiliki dasar yang sangat kuat. Kesimpulannya harus pada bahasa asli Alkitab karena Alkitab terjemahan memiliki resiko perubahan arti kata sehubungan kekayaan bahasa yang berbeda antara satu bahasa dengan yang lain.
Pengajaran SJ ini jelas adalah hasil sebuah kesalahfahaman dari berbagai ayat Alkitab. Ia bagaikan faham komunisme yang diindoktrinasikan oleh pemimpin pemimpin mereka ke bawahan sedemikian intens dan sistematis sehingga terpatri ke dalam hati anggota mereka seperti orang ko munis memegang teguh faham komunisme mereka.
Pertama, dari pemilihan nama Saksi Jehova (SJ) itu sudah awal dari bukti ketidakfahaman mereka terhadap konsep kekristenan yang alkitabiah. Nama Jehova adalah nama yang dipilih oleh Sang Pencipta sebagai nama (simbol) dirinya ketika Ia memperkenalkan diri kepada manusia terutama kepada bangsa Israel. Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa maka manusia tidak bisa hidup bersama Allah yang mahakudus. Dosa harus diselesaikan, dan penyelesaian dosa hanya dengan penghukuman. Allah berjanji mengirim Juruselamat untuk dihukumkan mengganti kan manusia. Sementara Sang Juruselamat belum tiba, Allah perintahkan ibadah simbolik untuk menggambarkan-Nya. Nah, sehubungan dengan kebutuhan ibadah simbolik inilah nama Jehovah diberikan sebagai simbol yang menunjuk kepada Sang Pencipta.
Ketika janji Allah akan pengiriman Juruselamat digenapi, yaitu kedatangan Sang Juruselamat, yang adalah pribadi Allah sendiri, Ia tidak memakai nama Jehova melainkan memakai nama Yesus, yang artinya Juruselamat. Kalau mereka mengerti kebenaran seharusnya mereka menamakan perkumpulan mereka sebagai Saksi Yesus, bukan Jehova. Kalau mereka mau menjadi Saksi Jehova seharusnya mereka lahir di zaman sebelum penggenapan janji Allah.
Kedua, kesalahfahaman tentang pribadi Yesus yang adalah Allah dalam tubuh manusia. Bukan cuma satu-dua ayat melainkan sangat banyak ayat yang langsung maupun tidak langsung menyatakan bahwa Yesus Sang Juruselamat adalah pribadi Sang Pencipta atau Jehova itu sendiri.
Ketika Yohanes Pembaptis ditanya siapakah dia sesungguhnya, ia berkata bahwa ia bukan Mesias tetapi ia adalah "suara yang berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (Bahasa Ibrani dibalik kata TUHAN adalah Jehovah), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!" (Yes.40:3). Siapakah yang dimaksudkan oleh Yesaya dengan Jehovah yang dipersiapkan jalannya oleh Yohanes Pembaptis? Yesus Kristus adalah yang memperkenalkan diri dengan nama Jehovah dalam PL, dan kemudian memperkenalkan diri dengan nama Yesus. Bedanya hanya ketika memperkenal- kan diri sebagai Jehovah dilakukan di tengah badai dan guntur sedangkan ketika memperkenalkan diri sebagai Yesus melalui kelahiran dan pertumbuhan sejak bayi. Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa ia datang untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus dan mengutip Yesaya 40:3, dengan demikian menyatakan bahwa Yesus adalah Jehova yang datang mengenakan daging.
Kepada siapakah ayat ini dimaksud, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."(Yes.9:6)? Siapakah yang dimaksudkan oleh nabi Yesaya dengan " Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai"?
Dan di dalam kitab PB, I Yohanes 5:20 dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Allah (theos), " . . . di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal. Bagaimanakah mungkin ada seorang yang jujur dan setia kepada ayat-ayat Alkitab yang bisa menyimpulkan bahwa Yesus Kristus bukan Allah yang menjadi manusia (Fil.2:5).
Namun itulah faham yang diciptakan oleh Russell yang katanya berdasarkan Alkitab, padahal pengajarannya hanya berdasarkan beberapa ayat Alkitab yang mengekpos kemanusiaan Kristus, untuk membangun sebuah komunitas pengikut yang kemudian oleh Rutherford disebut Saksi Jehovah. Karena"pasukan"nya selalu mendapat tantangan dari orang-orang yang mengerti Alkitab, dan mereka seringkali kehilangan kata-kata, maka belakangan baik yang di USA maupun yang di Indonesia, mereka menerbitkan Alkitab dengan mengubah kata-kata Alkitab untuk disesuaikan dengan pemahaman mereka.
Seorang pengikut SJ berkata kepada penulis bahwa dia tidak temukan organisasi kekristenanyang lebih rapi dari SJ, maka dia senang dan meyakini bahwa mereka benar. Bukankah komunisme di Rusia di bawah Stalin dan Lenin lebih rapi dan di China di bawah Moa lebih rapi, dan bukankah Katolik di bawah kepausan mereka jauh lebih rapi? Masalahnya tentu bukan pada rapinya melainkan pada kesesuaiannya dengan Alkitab, dan bukan sesuai dengan sebagian ayat Alkitab, melainkan harus sesuai dengan seluruh ayat Alkitab.
Menurut Walter Martin, dalam buku The Kingdom of the Cults, kelompok SJ telah berani sekali menyimpangkan topik-topik utama pengajaran kekristenan, mengajarkan bahwa tidak ada Neraka padahal Tuhan lebih banyak menyebut Neraka daripada Sorga di dalam Alkitab. Karena Tuhan sangat memperi ngatkan orang akan Neraka sehingga Ia berkata, "Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka"(Mat.5:29-30). Namun kelompok SJ menyangkali keberadaan neraka, kemung kinan agar orang-orang lebih berani menjadi pengikut mereka karena tidak ada resiko akan masuk Neraka.

Pembaca yang kami kasihi, penulis tahu bahwa dengan buletin setipis ini mustahil bisa mengungkap seluruh penyimpangan kelompok Saksi Jehova (SJ). Uraian singkat ini hanya sekedar merangsang pembaca untuk menyelidikilagi kelompok-kelompok yang telahmemberi sinyal yang salah, sehingga kalaudi analogikan dengan sinyal kendaraan, mereka telah dan akan menyebabkan malapetaka kecelakaan yang dahsyat. Kiranya Tuhan memberi hikmat kepada pembaca serta kemampuan untuk mema hami kebenaran dan mengidentifikasi sinyal-sinyal yang menyesatkan. *** (Jurnal Pedang Roh 60 Juli-Sept 2009)

Tidak ada komentar: