Jumat, 02 Maret 2012

KITAB APAKAH YANG BENAR-BENAR FIRMAN ALLAH?


Hal yang paling bijak dalam kehidupan manusia ialah pengakuan akan keberadaan Allah Sang Pencipta. Namun pengakuan ini tidak membuahkan apapun yang indah jika tidak diikuti dengan penemuan akan firmanNya. Tahu ada Pencipta, namun tidak mendapatkan petunjukNya atas kehidupan serta jalan menuju Sorga, adalah pencapaian yang tidak membawa kesimpulan.

Salomo berkata dalam kitab Amsal 14:12, “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Betul sekali karena kini kita tahu bahwa ada lebih dari satu kitab mengklaim dirinya firman Allah, sementara isi satu dengan yang lain saling bertentangan. Dengan hanya bermodalkan sedikit kecerdasan seseorang langsung dapat menyimpulkan bahwa tidak mungkin dari satu-satunya Pencipta turun firman yang berbeda-beda.

Kesimpulan akal sehat adalah salah satunya adalah firman Allah. Karena jika semuanya bukan firman Allah akan berarti Allah tidak mampu berfirman, dan ujungnya bisa disimpulkan tidak ada Allah. Lalu kalau semuanya firman Allah dan saling bertentangan, itu hal yang mustahil. Maka tinggal satu kemungkinan yaitu salah satunya adalah firman Allah.

Lalu bagaimanakah cara seseorang memastikan sebuah kitab adalah satu-satunya firman Allah? Caranya sangat gampang dan sangat logis. Pertama, jika Allah yang maha benar berfirman, maka firmanNya pasti tidak ada salah. Jadi, kitab manapun yang mengklaim dirinya firman dari Allah yang maha benar, ia seharusnya tidak ada kesalahan. Setelah membaca berbagai buku yang mengklaim dirinya firman Allah, penulis temukan hanya Alkitab yang memenuhi syarat ini. Contoh, ada kitab lain selain Alkitab yang menulis tentang Abraham yang mempersembahkan anaknya. Alkitab menulis Abraham mempersembahkan Ishak sedangkan kitab lain menulis Abraham mempersembahan Ismael.

Jika Abraham mempersembahkan Ismael maka berarti Ismael adalah anak perjanjian, dan seterusnya Allah akan berhubungan dengan anak Ismael, cucu Ismael dan seterusnya. Tetapi faktanya adalah Allah berhubungan dengan Ishak, anaknya Ishak, cucunya Ishak dan seterusnya. Terus terang bahwa penulis lebih percaya catatan Alkitab. Memaksa orang mempercayai sesuatu yang kita percayai tentu bukan tindakan yang terpuji dan tidak ada kegunaannya. Hal yang salah tidak menjadi benar setelah semua orang kita paksa untuk ikut bersama-sama mempercayainya.

Bahkan jika ada orang menyadarkan kita tentang suatu kesalahan dan menunjukkan kita kebenaran maka kita sebaiknya memihak kepada kebenaran. Selanjutnya jika Allah yang maha suci berfirman maka firman-Nya seharusnya mengajarkan pengajaran moral yang tertinggi. Setelah membandingkan berbagai kitab, penulis dapatkan bahwa Alkitab mengajarkan standar moral yang tertinggi. Tidak ada kitab yang mengajarkan mengasihi musuh mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri, bahkan melakukan sesuatu kepada seseorang sebagaimana kita ingin orang lakukan terhadap kita selain Alkitab. Ada yang mengkritik Alkitab tentang catatannya terhadap berbagai perbuatan tidak terpuji. Tetapi sesungguhnya kita harus membedakan antara catatan dengan pengajaran. Ketika Alkitab mencatat kehebatan iman Daud tentu Alkitab harus mencatat kesalahan fatal Daud yang membunuh dan mengambil istri orang. Tetapi Alkitab tidak mengajar orang mengambil istri orang, melainkan mengajarkan bahwa laki-laki hanya boleh punya satu istri dan wanita hanya boleh punya satu suami. Alkitab mengajarkan, di bumi saja kita tidak boleh berzinah apalagi di Sorga? Lalu kalau ada catatan tentang orang berzinah dan ditemukan orang Kristen berzinah, itu membuktikan bahwa banyak orang Kristen tidak mentaati Alkitab, bukan Alkitabnya yang mengajarkan untuk berzinah.

Alkitab juga sebuah kitab yang menunjukkan dirinya firman dari Allah yang maha tahu. Pada kitab lain sama sekali tidak ada bukti bahwa dirinya dari Allah yang maha tahu. Untuk mengerti hal ini kita harus tahu bahwa Alkitab terdiri dari dua bagian besar, yaitu kitab Perjanjian Lama (PL), dan kitab Perjanjian Baru (PB). Kitab PL ditulis dari tahun 1.500 BC sampai 400 BC, sedangkan kitab PB ditulis antara tahun 35 AD sampai tahun 98 AD. Jadi, kitab PL telah selesai 400 tahun sebelum Yesus lahir, sedangkan kitab PB ditulis sesudah Yesus kembali ke Sorga.

Mengapa disebut kitab Perjanjian Lama? Jawabannya, karena isinya adalah perjanjian, dan karena ada perjanjian yang baru maka yang lebih dulu disebut yang lama. Perjanjian apa? Perjanjian dari Allah kepada manusia bahwa Ia akan kirim Juruselamat bagi manusia yang telah jatuh ke dalam dosa.

Jadi, sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia tidak mungkin menghampiri Allah yang maha kudus atau memasuki Sorga yang maha kudus. Untuk menghampiri Allah yang maha kudus manusia harus kudus tak berdosa sama sekali. Itu berarti dosa harus diselesaikan. Perbedaan kekristenan dengan semua agama lain adalah bahwa berbagai agama mengajarkan penyelesaian dosa melalui usaha manusia (amal ibadah dll.), namun Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa dosa hanya dapat diselesaikan melalui penghukuman. Sekali lagi dosa selesai melalui penghukuman.

Karena dosa selesai hanya melalui penghukuman inilah maka Allah berjanji untuk kirim Juruselamat. Sang Juruselamat adalah pribadi tak berdosa yang akan dilahirkan oleh perempuan. Jika ia adalah manusia berdosa, maka ia tidak mungkin menjadi juruselamat manusia berdosa lain karena dirinya sendiri pun harus menerima penghukuman atas dosa-dosanya. Apakah malaikat bisa ditugaskan untuk menjadi juruselamat menanggung hukuman dosa manusia? Tentu tidak! 

Allah menunjukkan kasihNya, sehingga Ia sendiri, Ia menghampakan diri, dalam Roh Ia masuk ke dalam kandungan Maria supaya dilahirkan sebagai manusia yang tidak berdosa untuk menanggung hukuman dosa manusia. Inilah jalan yang Allah pilih yang selaras dengan sifat-sifatNya. Ia adalah Allah yang maha suci, maka adil, dan maha kasih. Jalan penyelamatan dari Allah tentu selaras dengan sifat-sifatNya.

Yang sangat mengagumkan ialah bahwa Alkitab mencatat penggenapan janji Allah bahwa Ia akan kirim juruselamat yang akan dilahirkan oleh seorang wanita. Dipersingkat, bahwa Sang Juruselamat itu akan datang dari keturunan Abraham. Berarti tidak mungkin Sang Juruselamat itu seorang Tionghoa atau orang Jawa, karena orang Jawa dan Tionghoa bukan keturunan Abraham. Dan dua ribuan tahun sebelum kelahiran Sang Juruselamat dinubuatkan akan datang dari suku Yehuda. Seribuan tahun sebelum kelahiran Sang Juru-selamat, melalui nabi Samuel dituliskan bahwa Sang Juruselamat akan datang dari keturunan Daud. Sampai di sini terlihat jelas bahwa yang dipersembahkan oleh Abraham itu bukan Ismael melainkan Ishak karena jalur Juruselamat atau Mesias bukan datang dari keturunan Ismael melainkan Ishak.

Supaya tidak ada kemungkinan kesalahan, maka nabi Mikha menulis enam ratusan tahun sebelum Yesus lahir bahwa Juruselamat akan lahir di kota Betlehem (Mik.5:1). Berarti sekalipun seorang keturunan Daud namun jika ia lahir di Jakarta maka pasti tidak mungkin ia Juruselamat yang dimaksudkan Allah. Nabi Yesaya menulis tujuh ratusan tahun sebelum Yesus lahir bahwa Sang Juruselamat akan lahir oleh perempuan perawan. Dan Nabi Yesaya juga menulis bahwa Juruselamat akan disalibkan. Nabi Zakaria menulis empat ratusan tahun sebelumnya bahwa Juruselamat akan memasuki kota Yerusalem menunggang keledai muda. Bahkan nabi Zakaria menulis bahwa Ia akan dijual dengan harga tiga puluh keping perak. Dr. Herbert Lockyer mendaftar kurang lebih tiga ratus (300) hal tentang Sang Juruselamat atau Sang Mesias, yang telah ditulis dalam kitab Perjanjian Lama (PL) ratusan bahkan ribuan tahun sebelum kedatanganNya.

Alkitab telah membuktikan dirinya sebagai firman dari Allah yang maha benar, maha suci dan maha tahu. Sekitar tahun tiga-puluhan ketika Yesus berkata bahwa Bait Allah akan hancur, Ia dikecam. Namun pada tahun 70 AD, tigapuluhan tahun kemudian sesudah pengucapanNya, Bait Allah dihancurkan Jenderal Titus dari Roma. 

Alkitab adalah satu-satunya firman Allah yang tertulis (written revelation), yang baku, yang pasti. Sesudah sampai kitab Wahyu 22:21, Allah tidak menurunkan wahyu lagi. Kalau masih ada wahyu turun maka Alkitab akan menjadi salah satu firman Allah. Dan kalau proses pewahyuan tidak dihentikan maka sampai sekarang tidak ada firman Allah yang baku dan pasti (definite). Tetapi kita tahu bahwa revelation dan inspiration telah dihentikan sejak di pulau Patmos sekitar akhir abad Pertama. Sekarang Roh Kudus bekerja memberi illumination bagi pencari kebenaran yang membaca Alkitab. Tidak ada lagi nubuatan, bahasa lidah dan berbagai bentuk pewahyuan dari Allah. Alkitab adalah satu-satunya tuntunan dari Allah pencipta alam semesta. Hanya melaluinya manusia akan mendapatkan petunjuk dari Sang Pencipta.

Pembaca yang bijak, mempercayai sebuah kitab firman Allah atau bukan, itu bukan urusan kecil. Itu menyangkut kekal di Sorga atau di Neraka. Hendaknya jangan karena keturunan, atau karena ikut-ikutan, melainkan harus karena mempelajari, menyelidiki dan merenungkannya dengan sungguh.*** GRAPHE Ministry

Tidak ada komentar: