Senin, 01 Oktober 2012

Berita Bulan SEPTEMBER 2012

ALKITAB DAN MASALAH HOMOSEKSUALITAS
(Berita Mingguan GITS 29 September 2012, sumber: http://www.wayoflife.org)
Alkitab mengajarkan bahwa hubungan dan aktivitas seksual di luar ikatan kudus pernikahan adalah dosa. “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah” (Ibr. 13:4). Sejak awal, Alkitab mendefinisikan pernikahan yang sah sebagai persatuan kudus antara satu orang lelaki dan satu orang perempuan (Kej. 2:21-25), dan Yesus menegaskan hal ini sebagai standar ilahi (Mat. 19:4-6). Karena hubungan seksual di luar penikahan adalah berdosa dan karena Alkitab tidak pernah mengesahkan pernikahan antara lelaki dengan lelaki atau perempuan dengan perempuan, jelas bahwa homoseksualitas itu dilarang. Homoseksualitas tidak pernah dibenarkan oleh Kitab Suci. Perjanjian Baru memperlakukan homoseksualitas sebagai suatu kekejian moral. Dalam Roma pasal 1, Rasul Paulus menggambarkan homoseksualitas sebagai “hawa nafsu yang memalukan” (ay. 26), “tak wajar” (ay. 26), “kemesuman” (ay. 27), “terkutuk” (ay. 28), dan “tak pantas” (ay. 28). Perikop ini memperingatkan bahwa homoseksualitas adalah hasil korupsi dari imajinasi. Ia adalah hasil dari pikiran yang terkutuk. Paulus menyinggung homoseksualitas di jemaat Korintus dengan menggunakan bahasa masa lampau – “dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu” (1 Kor. 6:11). Anggota-anggota jemaat di Korintus telah bertobat dari dosa-dosa mereka dan menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Allah dapat dan akan menyelamatkan setiap pendosa, tetapi ia harus bertobat dari dosa-dosanya dan bukan membenarkan dosa itu, dan ketika Allah menyelamatkan, Ia mengubah (2 Korintus 5:17). Ini tidak berarti bahwa orang percaya sama sekali tidak berdosa lagi; ini berarti ia berubah dan ia menyenangi kebajikan bahkan jika dia tidak selalu memenuhi standar Allah yang kudus. Orang-orang yang percaya Alkitab sama sekali tidak homofobia dalam pengertian apapun, sama seperti mereka tidak fobia terhadap perzinahan atau pencurian atau dusta. Mereka tidak membenci homoseksual. Mereka hanya percaya bahwa Alkitab mengajarkan manusia harus bertobat dari dosa agar diselamatkan dan dapat masuk ke dalam keanggotaan jemaat. Mereka juga tahu bahwa homoseksualitas adalah jenis dosa yang spesial dalam pengertian ini adalah dosa melawan alam sendiri dan dosa yang secara khusus menyerang pernikahan alkitabiah dan oleh karena itu dapat merusak masyarakat secara unik.