Jumat, 14 Agustus 2015

Berita Bulan JULI 2015

PEMIMPIN INDIA MEMPROMOSIKAN YOGA
(Berita Mingguan GITS 4 Juli 2015, sumber: www.wayoflife.org)
Perdana Menteri India, Narendra Modi, memimpin sebuah sesi yoga massal di New Delhi pada Hari Yoga Internasional, 21 Juni, hari yang telah ia seru-serukan sejak ia naik jabatan tahun lalu. Dia duduk di depan puluhan ribu warga India lainnya dalam posisi yoga sambil menggumamkan “Om.” Yoga adalah salah satu ekspor India yang paling sukses, ditenggarai menjadi bisnis 27 milyar dollar di Amerika. Dalam pidatonya sebelum itu, Modi mengatakan, “Program ini hanyalah mengenai kebaikan manusia, mengenai membebaskan alam semesta dari stres dan mengenai menyebarkan pesan kasih, damai, persatuan, dan kebaikan” (“Yoga Day,” ReligionNews.com, 22 Juni 2015). Jika itu semua benar, India mestinya sangat berbeda. Sebab tanah kelahiran yoga sama sekali bertolak belakang dari kasih, damai, persatuan, dan kebaikan! Mengenai kasih dan damai dan persatuan, perhatikan bagaimana teman-teman Hindu Modi dalam organisasi Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) memperlakukan orang Kristen dan Muslim dalam pembantaian berdarah! Yoga adalah konsep Hindu menyelaraskan diri dengan keilahian diri sendiri; dan ketika diuji dengan Alkitab, ini adalah praktek rohani yang berbahaya, yang dapat menghubungkan individu dengan roh-roh jahat yang menyamar menjadi malaikat-malaikat terang.

Selasa, 11 Agustus 2015

Berita Bulan JUNI 2015

PAUS MENGATAKAN IBLIS ADALAH BAPA DARI PERPECAHAN KRISTEN
(Berita Mingguan GITS 6 Juni 2015, sumber: www.wayoflife.org)
Dalam sebuah pesan video kepada konferensi John 17 Movement yang baru-baru ini dilaksanakan di Phoenix, Paus Fransiskus mengatakan bahwa “perpecahan adalah karya dari 'Bapa Kebohongan'” dan bahwa dia (Iblis) “melakukan segala yang bisa dilakukan untuk membuat kita tetap terpecah” ("The Devil Knows Christians Are One," Catholic Herald, 25 Mei 2015). Paus mengatakan bahwa semua orang Kristen adalah satu, apakah itu “Injili, Ortodoks, Lutheran, Katolik, ataupun Apostolik.” John 17 Movement (Gerakan Yohanes 17) didasarkan pada penafsiran sesat terhadap Yohanes 17:21, “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” Para pemimpin gerakan ini antara lain adalah Robert Briggs dari American Bible Society, Uskup Roma Katolik Eduardo Nevares, dan gembala sidang Pantekosta Giovanni Traettino. Dalam Yohanes 17, Tuhan menekankan bahwa persatuan Kristen yang sejati adalah persatuan yang didasarkan pada keselamatan supranatural dan ketaatan kepada kebenaran yang telah disingkapkan. Ini bukanlah suatu “kesatuan dalam keragaman” yang mengabaikan perbedaan-perbedaan doktrin demi memiliki tenda yang besar dan yang mengecilkan kebenaran menjadi bagian “essensial” dan “tidak essensial.”

Sabtu, 08 Agustus 2015

Dunia Semakin Membutuhkan TERANG

Pada saat artikel ini ditulis, di dunia sedang terjadi berbagai hal yang mengindikasikan bahwa dunia yang sedang kita tempati sesungguhnya sangat gelap dan semakin gelap. Mahkamah Agung USA dalam votingnya lima hakim menyetujui pernikahan homoseks, dan empat menentang. Dengan demikian maka pernikahan homoseks di seluruh USA menjadi legal.

Perayaan bukan hanya terjadi di kalangan para homo di seluruh USA, bahkan para homo di Eropa dan berbagai belahan bumi. Dan yang lebih menyedihkan lagi ialah para Pedofili juga menuntut agar mereka diterima dan dilegalkan.

Dunia kita sekarang lebih buruk dari keadaan di kota Sodom dan Gomora empat ribuan tahun lalu. Kota Sodom dan Gomora hanya kota kecil yang penduduknya ribuan orang. Tetapi kini praktek homoseksual meliputi seluruh dunia. Sebelumnya mereka sembunyi-sembunyi, tetapi dengan dilegalkannya maka sekarang mereka merayakannya dan akan dengan terang-terangan mempraktekkannya.

Minggu, 15 Juni 2014

MENJADI PENGIKUT YANG MELEK

Judul di atas terdengar lebih membebani  pihak  pencari  kebenaran,  bukan  pada  pemimpin  atau  gereja yang menyediakan kebenaran. Sebenarnya jika  tidak  ada gereja yang betul-betul menyediakan kebenaran, maka pencari kebenaran akan  mengalami  kesulitan untuk menemukan  kebenaran.  Kalau gereja  tidak  mendorong  orang-orang yang  datang  untuk  mengerti  kebenaran dan  menjadi  pengikut yang  melek, melainkan dengan sengaja membakar emosi mereka bahkan memanipulasi emosi  hadirin maka pengunjung tidak mungkin menjadi pengikut yang melek, melainkan akan  menjadi pengikut  yang membabi  buta.

Sifat  Sebuah  Gereja
Sifat sebuah gereja sesungguhnya tergantung  pada  motivasi  gereja  itu didirikan. Sedangkan motivasi sebuah gereja didirikan tentu  tergantung  pada filosofi  sang  pendiri  tentang  gereja. Kalau bagi sang pendiri, gereja adalah institusi  untuk  menyelamatkan  jiwa-jiwa yang  terhilang, dan  tempat  untuk mengajarkan  kebenaran  illahi, maka penekanan gereja tersebut akan pada Injil  yang  benar  yang sungguh-sungguh akan menyelamatkan setiap  orang yang mengimaninya, dan gereja tersebut  juga  akan senantiasa  mengedepankan  pengajaran  kebenaran.

Jumat, 06 Juni 2014

Cina Akan Menjadi Negara “Paling Kristen”

Berikut ini disadur dari “China on Course,” The Telegraph, London, 19 April 2014: “Tempat itu dikatakan sebagai gereja terbesar di Cina dan pada Minggu Paskah, ribuan penyembah akan datang ke bait-mega Asia ini untuk menyatakan kesetiaan mereka – bukan kepada Partai Komunis, tetapi kepada Salib. Gereja Liushi, berkapasitas 5000, dua kali lipat dari Gereja Westminster dengan sebuah salib berukuran 70 meter yang dapat terlihat dari jauh, dibuka tahun lalu dan seorang theolog menyebutnya “suatu mujizat bahwa kota sekecil ini dapat membangun sebuah gereja yang sedemikian besar.” Bangunan seharga 8 juta pound itu juga salah satu simbol yang paling terlihat dari pergantian Komunis Cina, berevolusi menjadi jemaat-jemaat Kristen terbesar di dunia. …Secara resmi, Republik Rakyat Cina adalah negara atheis, tetapi ini berubah cepat, karena banyak dari 1,3 milyar penduduknya mencari arti dan penghiburan rohani yang tidak dapat diberikan oleh komunisme ataupun kapitalisme. Jemaat-jemaat Kristen, khususnya, telah melonjak cepat sejak dibuka kembali setelah kematian Pemimpin Mao pada tahun 1976 menandakan berakhirnya Revolusi Budaya. Kurang dari 40 tahun kemudian, ada yang percaya bahwa Cina kini siap untuk menjadi bukan saja ekonomi dunia nomor satu, tetapi juga negara dengan paling banyak orang Kristen. …Komunitas Protestan Cina, yang hanya memiliki satu juta orang pada tahun 1949, telah melampaui negara-negara yang sering dianggap Protestan. Pada tahun 2010 ada 58 juta Protestan di Cina, dibandingkan dengan 40 juta di Brazil dan 36 juta di Afrika Selatan, menurut Pew Research Centre’s Forum dalam bidang Agama dan Kehidupan Publik.” Kami menambahkan bahwa Cina masih terus menganiaya gereja-gereja yang tidak mau tunduk kepada tuntutan untuk mendaftarkan diri dan dikontrol oleh organisasi gereja negara.
(Berita Mingguan GITS 3Mei2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)

Sabtu, 31 Mei 2014

Gereja-Gereja Banyak Yang Merosot di Lereng Yang Licin

Dalam ebook gratis, Collapse of Separatism Among Fundamental Baptists, kami mendokumentasikan lereng licin yang muncul akibat memakai Musik Kristen Kontemporer (CCM). Satu contoh yang kami berikan adalah Southside Baptist Church, Greenville, South Carolina. Gereja ini didirikan pada September 1946. Dari tahun 1965 sampai 1996, gereja ini digembalakan oleh Walt Handford. Istrinya adalah Elizabeth, putri dari pengkhotbah fundamentalis yang terkenal, John R. Rice, pendiri dari Sword of the Lord, dan Southside adalah sebuah gereja Baptis fundamental yang “bergaya kuno” hingga tahun 1990an. Pada tahun 1993, gereja tersebut mengadakan konser Musik Kristen Kontemporer, dengan bintang tamu Ray Boltz, dan juga meninggalkan Alkitab King James, beralih ke NIV. Pada tahun 1994, dalam staf gereja itu ada seseorang yang dipekerjakan oleh Campus Crusade of Christ yang ekumenis ekstrim, yang bekerja erat dengan Roma Katolik. Hari ini, Southside (yang sekarang berganti nama menjadi Southside Fellowship) adalah gereja dengan rock & roll penuh, dengan bagian mimbar yang dibuat remang-remang, dan monitor-monitor layar lebar, dan asosiasi ekumenis yang luas. Grup Caedmon’s Call membuat pertunjukan di Southside pada Februari 2008, yang memberikan indikasi penting mengenai posisi gereja tersebut. Grup Caedmon’s Call paling mencintai musik rock sekuler, dan grup band ini sering memainkan musik Beatles. Pemimpinnya, Cliff Young, mengatakan bahwa salah satu musisi favoritnya adalah Alanis Morrisette yang bermulut kotor. Caedmon’s Call memberikan pertunjukan bagi Metro Bible Study, yang mewakili 128 gereja di Houston Texas. Pembicara bagi Metro Bible Study adalah David Edwards, seorang Pantekosta yang duduk dalam komite North American Renewal Service Committee, yang mensponsori banyak sekali kongres radikal kharismatik-ekemenis. Dalam kongres-kongres ini, hampir setengah dari puluhan ribu orang yang hadir adalah orang Katolik, dan ada pembicara-pembicara Katolik. Misa Katolik dilakukan setiap pagi. Jelas sekali bahwa Southside Fellowship telah bergeser jauh dari posisi awalnya dan sedang berlayar di perariran rohani yang berbahaya. Tetapi, banyak orang tidak percaya ada lereng licin dalam kompromi.
(Berita Mingguan GITS 10 Mei 2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)

Senin, 28 Oktober 2013

KONGRES KRISTEN FUNDAMENTALIS

GRAPHE  berhasil  membangun  sebuah tradisi  yang  positif  untuk  menyelenggarakan  Kongres  Kristen  Fundamentalis setiap kali  memperingati HUT Graphe International  Theological  Seminary  (GITS)  pada  hari kemerdekaan  Republik  Indonesia. Selain HUT  GITS,  juga  sekaligus  menandai dimulainya  tahun  ajaran  baru. Tahun  ini  karena  tanggal  17  Agustus jutuh  pada  hari  Sabtu,  sedangkan  hari Minggu semua pelayan Tuhan masih harus melaksanakan  tanggung  jawab  masing-masing untuk mengajar,  maka Kongres ke-15 akan dilaksanakan mulai Senin, tanggal 19  Agustus  2013  sampai  tanggal  21 Agustus  2013.

Apakah  Itu  Fundamentalis?
Pertama, kita  telusuri  terlebih  dulu  tentang  Fundamentalis.  Kata  “Fundamental” berasal  dari  kata  “fundamen”  atau  dasar. Dalam  istilah  bangunan  biasanya  disebut fondasi, atau bagian yang paling dasar dari sebuah  bangunan.  Jadi,  Fundamentalis  itu adalah  orang  yang  berpegang  pada  dasar atau  hakekat  sebuah  pengajaran. Sedangkan  hakekat  pengajaran  kekristenan  ialah Alkitab, maka Fundamentalis  Kristen  itu artinya  orang-orang  Kristen  yang  setia memegang dasar pengajaran Kristen, yaitu Alkitab.

Senin, 21 Oktober 2013

SEKOLAH THEOLOGI itu MILIK TUHAN/NEGARA?

Di depan telah  kita bahas tentang  anggota jemaat yang tidak mengerti sekalipun doktrin  fundamental  kekristenan  yang  paling sederhana,  pemimpin  pemuda  yang  tidak tahu  apakah  ia  pasti  masuk  Sorga  atau tidak. Siapakah  sesungguhnya  yang bersalah  dalam  keterpurukan  gereja?  Kalau kebanyakan anggota jemaat  sebuah  gereja tidak  tahu  apa-apa,  sesungguhnya  siapakah yang  bersalah?

Ketika  seorang  anggota  jemaat  ditanya, apakah orang Kristen yang lahir  baru jatuh  ke  dalam  dosa  perzinahan  ia  akan masuk Neraka?  Apakah orang  Kristen lahir baru  karena  cinta  pindah  agama  ia  akan tetap  masuk  Sorga?  Kalau  ia  tidak  bisa menjawab kecuali  berkata,  “entah  ya...saya kurang  tahu,  karena  Gembala  saya  tidak pernah menyinggung hal itu.”  Atas jawaban  demikian,  siapakah  yang  salah?  Lalu kita  lanjutkan,  “lalu  tiap  minggu  apa  isi khotbahnya?”  Bagaimana  kalau  ia  menjawab,  “isi  khotbahnya  ya  sekitar  uang, berkat,  dan  tentang  hidup  harus  kudus, harus  rajin  ke  gereja.”    Jika  kebanyakan anggota  jemaat  tidak  mengerti  kebenaran hingga  yang  paling  sederhana,  itu  adalah karena  Gembalanya  memang  tidak  mengerti  kebenaran.

Tujuan  Masuk  Sekolah  Theologi
Di  dalam  artikel  Gereja  Yang  Tidak Jelas Posisinya  saya  katakan bahwa kepala  benang  kusut  dari  kondisi  gereja  yang semakin  berputar  ke  bawah  ialah  karena gereja memiliki doktrin yang salah namun mereka  tidak  mau  melepaskannya, lalu mereka  berusaha  untuk  menghindarkan anggota  jemaat  mereka  dari  pembahasan doktrin.  Gereja mereka telah  puluhan  tahun melakukan kesalahan  itu,  dan  kesalahan  itu telah  menjadi  kebudayaan  bahkan  telah menjadi  salah  satu  ciri-khas  gereja  mereka.