Minggu, 15 Juni 2014

MENJADI PENGIKUT YANG MELEK

Judul di atas terdengar lebih membebani  pihak  pencari  kebenaran,  bukan  pada  pemimpin  atau  gereja yang menyediakan kebenaran. Sebenarnya jika  tidak  ada gereja yang betul-betul menyediakan kebenaran, maka pencari kebenaran akan  mengalami  kesulitan untuk menemukan  kebenaran.  Kalau gereja  tidak  mendorong  orang-orang yang  datang  untuk  mengerti  kebenaran dan  menjadi  pengikut yang  melek, melainkan dengan sengaja membakar emosi mereka bahkan memanipulasi emosi  hadirin maka pengunjung tidak mungkin menjadi pengikut yang melek, melainkan akan  menjadi pengikut  yang membabi  buta.

Sifat  Sebuah  Gereja
Sifat sebuah gereja sesungguhnya tergantung  pada  motivasi  gereja  itu didirikan. Sedangkan motivasi sebuah gereja didirikan tentu  tergantung  pada filosofi  sang  pendiri  tentang  gereja. Kalau bagi sang pendiri, gereja adalah institusi  untuk  menyelamatkan  jiwa-jiwa yang  terhilang, dan  tempat  untuk mengajarkan  kebenaran  illahi, maka penekanan gereja tersebut akan pada Injil  yang  benar  yang sungguh-sungguh akan menyelamatkan setiap  orang yang mengimaninya, dan gereja tersebut  juga  akan senantiasa  mengedepankan  pengajaran  kebenaran.

Jumat, 06 Juni 2014

Cina Akan Menjadi Negara “Paling Kristen”

Berikut ini disadur dari “China on Course,” The Telegraph, London, 19 April 2014: “Tempat itu dikatakan sebagai gereja terbesar di Cina dan pada Minggu Paskah, ribuan penyembah akan datang ke bait-mega Asia ini untuk menyatakan kesetiaan mereka – bukan kepada Partai Komunis, tetapi kepada Salib. Gereja Liushi, berkapasitas 5000, dua kali lipat dari Gereja Westminster dengan sebuah salib berukuran 70 meter yang dapat terlihat dari jauh, dibuka tahun lalu dan seorang theolog menyebutnya “suatu mujizat bahwa kota sekecil ini dapat membangun sebuah gereja yang sedemikian besar.” Bangunan seharga 8 juta pound itu juga salah satu simbol yang paling terlihat dari pergantian Komunis Cina, berevolusi menjadi jemaat-jemaat Kristen terbesar di dunia. …Secara resmi, Republik Rakyat Cina adalah negara atheis, tetapi ini berubah cepat, karena banyak dari 1,3 milyar penduduknya mencari arti dan penghiburan rohani yang tidak dapat diberikan oleh komunisme ataupun kapitalisme. Jemaat-jemaat Kristen, khususnya, telah melonjak cepat sejak dibuka kembali setelah kematian Pemimpin Mao pada tahun 1976 menandakan berakhirnya Revolusi Budaya. Kurang dari 40 tahun kemudian, ada yang percaya bahwa Cina kini siap untuk menjadi bukan saja ekonomi dunia nomor satu, tetapi juga negara dengan paling banyak orang Kristen. …Komunitas Protestan Cina, yang hanya memiliki satu juta orang pada tahun 1949, telah melampaui negara-negara yang sering dianggap Protestan. Pada tahun 2010 ada 58 juta Protestan di Cina, dibandingkan dengan 40 juta di Brazil dan 36 juta di Afrika Selatan, menurut Pew Research Centre’s Forum dalam bidang Agama dan Kehidupan Publik.” Kami menambahkan bahwa Cina masih terus menganiaya gereja-gereja yang tidak mau tunduk kepada tuntutan untuk mendaftarkan diri dan dikontrol oleh organisasi gereja negara.
(Berita Mingguan GITS 3Mei2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)

Sabtu, 31 Mei 2014

Gereja-Gereja Banyak Yang Merosot di Lereng Yang Licin

Dalam ebook gratis, Collapse of Separatism Among Fundamental Baptists, kami mendokumentasikan lereng licin yang muncul akibat memakai Musik Kristen Kontemporer (CCM). Satu contoh yang kami berikan adalah Southside Baptist Church, Greenville, South Carolina. Gereja ini didirikan pada September 1946. Dari tahun 1965 sampai 1996, gereja ini digembalakan oleh Walt Handford. Istrinya adalah Elizabeth, putri dari pengkhotbah fundamentalis yang terkenal, John R. Rice, pendiri dari Sword of the Lord, dan Southside adalah sebuah gereja Baptis fundamental yang “bergaya kuno” hingga tahun 1990an. Pada tahun 1993, gereja tersebut mengadakan konser Musik Kristen Kontemporer, dengan bintang tamu Ray Boltz, dan juga meninggalkan Alkitab King James, beralih ke NIV. Pada tahun 1994, dalam staf gereja itu ada seseorang yang dipekerjakan oleh Campus Crusade of Christ yang ekumenis ekstrim, yang bekerja erat dengan Roma Katolik. Hari ini, Southside (yang sekarang berganti nama menjadi Southside Fellowship) adalah gereja dengan rock & roll penuh, dengan bagian mimbar yang dibuat remang-remang, dan monitor-monitor layar lebar, dan asosiasi ekumenis yang luas. Grup Caedmon’s Call membuat pertunjukan di Southside pada Februari 2008, yang memberikan indikasi penting mengenai posisi gereja tersebut. Grup Caedmon’s Call paling mencintai musik rock sekuler, dan grup band ini sering memainkan musik Beatles. Pemimpinnya, Cliff Young, mengatakan bahwa salah satu musisi favoritnya adalah Alanis Morrisette yang bermulut kotor. Caedmon’s Call memberikan pertunjukan bagi Metro Bible Study, yang mewakili 128 gereja di Houston Texas. Pembicara bagi Metro Bible Study adalah David Edwards, seorang Pantekosta yang duduk dalam komite North American Renewal Service Committee, yang mensponsori banyak sekali kongres radikal kharismatik-ekemenis. Dalam kongres-kongres ini, hampir setengah dari puluhan ribu orang yang hadir adalah orang Katolik, dan ada pembicara-pembicara Katolik. Misa Katolik dilakukan setiap pagi. Jelas sekali bahwa Southside Fellowship telah bergeser jauh dari posisi awalnya dan sedang berlayar di perariran rohani yang berbahaya. Tetapi, banyak orang tidak percaya ada lereng licin dalam kompromi.
(Berita Mingguan GITS 10 Mei 2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)