Minggu, 28 Agustus 2011

Bahasa Roh atau Bahasa Lidah (Tongue Speaking)?

Apakah Bahasa Lidah Itu?

Bahasa lidah bukanlah bahasa surgawi, bukan bahasa malaikat, bukan perkataan yang diucapkan dalam keadaan tak sadarkan diri, bukan perkataan yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang terpelajar saja, atau bahasa yang tidak berarti apa-apa, seperti yang dipercayai oleh beberapa orang.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Berita Bulan JULI 2011


KEKRISTENAN HARI INI: LADANG RANJAU ATAU TAMAN BUNGA?
(Berita Mingguan GITS 02 Juli 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Berikut ini adalah kesaksian pribadi dari Dr. David Cloud.
Orang yang memenangkan saya kepada Kristus mengajar saya untuk melihat Alkitab sebagai otoritas satu-satunya untuk iman dan praktek dan menunjukkan saya pentingnya menguji segala sesuatu dengan Alkitab. Ketika dia membawa saya ke sebuah toko buku Kristen untuk membeli sebuah Alkitab, dia memperingatkan saya bahwa ada banyak bahaya di toko buku seperti demikian, dan kita tidak boleh naif. Alkitab sendiri memperingatkan akan adanya ledakan pengajaran palsu dan kesesatan pada akhir zaman gereja. Saya memulai kehidupan Kristen saya dengan filosofi yang alkitabiah tentang dunia ini dan saya tidak pernah mendapatkan alasan untuk meragukannya. Bahkan, saya melihat bahwa hari ini lebih perlu lagi untuk menggunakan pengamatan rohani yang tajam daripada sebelumnya. Ketika saya menghadiri konferensi ekumene saya yang pertama, sebagai seorang jurnalis pada tahun 1987, saya ditantang oleh seorang Episkopal kharismatik untuk "rileks" dan "jangan terlalu tegang" dan "jangan terlalu takut disesatkan." Dia menasihati saya untuk "membuka diri terhadap hal-hal besar yang sedang Allah lakukan." Dia mengatakan ini dalam konteks sebuah konferensi yang mengadakan misa Roma Katolik setiap pagi, patung-patung Maria dijual di daerah penjualan buku, dan direktur konferensi-nya adalah seorang Roma Katolik, dan seorang imam Roma Katolik memberikan khotbah penutup. Saya berpikir tentang nasihat-nasihat tersebut selama seper-sekian-detik dan saya menolaknya berdasarkan otoritas Firman Allah yang kudus. Saya tidak mau kehilangan apapun yang Allah kerjakan, tetapi saya juga tidak mau disesatkan oleh apapun yang Iblis sedang lakukan! Dan Iblis sangat hebat dalam menyamar sebagai malaikat terang dan bawahannya menyamar sebagai pekerja-pekerja kebenaran (2 Kor. 11:13-15). Ketika saya melihat kekristenan di zaman kita ini, saya melihat sebuah ladang ranjau yang harus dilewati dengan takut dan gentar, bukan sebuah taman bunga yang dapat dicoba dan dinikmati satu per satu. "Sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan" (2 Tim. 3:13). "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Pet. 5:8). "Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya" (Ams. 14:15).  




Selasa, 09 Agustus 2011

Berita Bulan JUNI 2011

CHRISTIANITY TODAY MENGHADAP DUA ARAH DALAM TOPIK ADAM
(Berita Mingguan GITS 25 June 2011, sumber: www.wayoflife.org)
Ilah-ilah Hindu dapat menghadap ke banyak arah pada saat yang bersamaan; mereka dapat menjadi lelaki sekaligus perempuan; baik sekaligus jahat. Ini mengingatkan saya akan pendekatan Christianity Today terhadap doktrin. Ini murni adalah filosofi emerging church: sinkretistik, tidak memiliki kepastian, membenci dogmatisme. CT (Christianity Today) didirikan oleh Billy Graham pada tahun 1956 sebagai publikasi yang merefleksikan pemikiran Injili, dan proses kesesatannya adalah peringatan yang keras bagi para fundamentalis yang tergoda oleh “injili konservatif.” Christianity Today sangatlah konservatif pada tahun-tahun awalnya. Yang menghancurkan kepekaan rohani majalah ini adalah penolakan terhadap separatisme dan penerimaan terhadap asosiasi yang tidak baik. “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Kor. 15:33). Kini CT berpikir bahwa adalah mungkin untuk percaya Alkitab sambil tidak mempercayai apa yang Alkitab ajarkan tentang Adam. Ada artikel pada bulan Juni 2011 yang berjudul “The Search for the Historical Adam” (Mencari Adam yang Historis) yang tanpa malu-malu membela “evolusi theistik,” yang adalah penyerahan diri murahan kepada Darwinisme. Secara khusus, CT sangat antusias dengan ahli genetika John Collins, “salah satu ilmuwan yang paling hebat yang mengidentifikasikan diri sebagai seorang Kristen injili,” yang “dengan kuat mempertahankan evolusi Darwinian sambil juga mempertahankan adanya seorang Pencipta.” Sudah dapat ditebak, CT juga mengutip superhero injili C. S. Lewis sebagai otoritas untuk menolak Adam yang ada dalam Alkitab. Lewis dengan sangat konyol percaya bahwa manusia timbul dari “bentuk binatang” dan pada suatu waktu Allah memasukkan ke dalam bentuk binatang itu kesadaran diri manusia. Demi dialog, CT juga secara singkat mengutip pandangan “konservatif” yang minoritas bahwa “jika Adam tidak benar-benar ada, seluruh argumen Paulus [dalam Roma 5] hancur berantakan.” Sungguh, ini bukan hanya suatu pandangan “konservatif,” ini adalah satu-satunya pandangan yang diajarkan oleh Alkitab: oleh Musa (Kej. 2:19-23; 3:8, 9, 17, 20, 21; 4:1, 25; 5:1-5; Ul. 32:8), oleh Tawarikh (1 Taw. 1:1), oleh Ayub (31:33), oleh Lukas (Luk. 3:38), oleh Paulus (Rom. 5:14; 1 Kor. 15:22, 45; 1 Tim. 2:13-14) dan oleh Yudas (14). Jika Adam bukanlah orang yang sesungguhnya, silsilah Mesias dalam Alkitab adalah omong kosong dan Injil adalah suatu cerita dongeng. “Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli. . . anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah” (Luk. 3:23, 38). Jika Adam bukan manusia yang benar-benar ada, maka siapakah yang mati ketika Adam berdosa (Kej. 5:5)?