Minggu, 29 November 2009

Apa yang perlu Anda ketahui mengenai Gereja Fundamental Baptist Independent?

Disusun oleh Gembala GBII Malioboro, Jogjakarta, Gmb. Yakub Harianto

Independent -

Dalam pemerintahan dan disiplinnya,
setiap jemaat Perjanjian Baru adalah terpisah
dan independent dari jemaat-jemaat lain.
Tidak ada denominasi atau organisasi
atau lembaga lain yang dapat mengontrol
jemaat setempat selain jemaat setempat itu sendiri.

Gereja Baptist Independent tidak akan menjadi bagian dalam suatu organisasi nasional manapun yang akan mengontrol keberadaan jemaat setempat. Jadi nama “Independent” digunakan maksudnya adalah bahwa gereja tersebut..
1. Mengikuti pola dan contoh gereja-gereja Perjanjian Baru
2. Hanya tunduk kepada otoritas Firman Allah.
3. Bebas dari intervensi luar.

Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Kristus adalah kepala jemaat (Efesus 5:23) dan Gembala Agung (1 Petrus 5:4). Pendeta setempat adalah gembala atau pemimpin jemaat (Ibrani 13:7, Kis 20:28, Ef. 4:11). Gereja Baptist Independent memiliki bentuk pemerintahan di mana tiap-tiap anggota memiliki hak pilih dan setiap urusan jemaat diatur oleh jemaat setempat dengan mengikuti bimbingan Firman Allah.

Fundamental -

Dalam pengajaran dan kepercayaannya
Setiap jemaat Perjanjian Baru adalah
Bible believing, teaching and obeying church

Banyak gereja Baptist Independent menambahkan kata “Fundamental” untuk menunjukkan bahwa mereka masih memegang kepercayaan tradisional dan pola gereja Perjanjian Baru.

Pada masa kini nama “Baptist” digunakan oleh banyak gereja yang tidak sungguh-sungguh mengikuti ajaran Perjanjian Baru. Oleh karena itu kata “Independent” dan “Fundamental” digunakan oleh gereja-gereja Baptist untuk menunjukkan bahwa mereka masih setia memegang teguh ajaran Perjanjian Baru dan untuk membedakan dengan banyak gereja Baptist lainnya yang tidak lagi mengikuti Firman Tuhan. Karena ada banyak gereja Baptist sudah keluar dan bahkan sudah ada yang melangkah jauh dari kebenaran dan bukan hanya itu mereka juga menolak pengajaran Alkitab yang fundamental, misalnya. Ketuhanan Yesus Kristus, kelahiran perawan dan keselamatan oleh anugerah Allah melalui iman. Meskipun mereka masih menyebut diri “Baptist” tetapi dalam kenyataannya mereka tidak percaya dan mempraktekkan apa yang selama ini orang-orang Baptist percayai yang diajarkan Alkitab.

MENGENAI PENYESAT-PENYESAT

By: Gembala GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta, Gmb. Yakub Harianto

Nats: Matius 24:11; 24:23-24; 2 Timotius 3:8; 3:13; 1 Timotius 4:1,2; 1 Yohanes 2:26.

Iblis telah mengubah strateginya. Dia mempelajari dari dahulu bahwa dia tidak dapat mengalahkan Kristus dan orang-orang kristen dengan permusuhan dan penganiayaan. “Darah para martir adalah benih gereja.” Pekerjaan Tuhan selalu bertumbuh dalam masa kesusahan, penganiayaan dan pengorbanan. Setan telah mengubah caranya. Dia telah “mengikut serta dengan kita.” Paulus memperingatkan para Penatua mengenai hal ini dalam Kisah Para Rasul 20:28-30. Bandingkan juga dengan Yudas 4; Efesus 4:14; Matius 7:15; Ulangan 13:1-5; Efesus 5:6; 2 Tesalonika 2:3,4; II Yohanes 7.

Musuh yang paling hebat bagi iman kristen bukan musuh yang diluar, yaitu musuh yang secara terang-terangan melawan dan mencari kesempatan untuk menghancurkan iman kristen dan Alkitab. Musuh yang paling ditakuti dan paling efektif ialah musuh yang di dalam – yang mengaku diri sebagai orang kristen, yang memakai gaya bicara dan kata-kata kristen, yang mengenakan pakaian/jubah kristen, memakai titel kristen dan berpartisipasi dalam upacara keagamaan yang dianggap kristiani—namun sebenarnya mereka adalah srigala-srigala yang memakai pakaian domba.

A. Liberal – Injili – Fundamental.

Sabtu, 21 November 2009

The Fundamentalist Must Know the ‘Storm’

Sesi II : The Fundamentalist must know the ‘storm’ (Fundamentalis harus mengenal badai itu)

Oleh: Dr. Steven Liauw pada waktu dikhotbahkan diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Andrew Liauw

Apakah semua hadirin masih segar? Tema Kongres kita tahun ini adalah ‘Standing Strong Challenging the Storm’ jadi kita tidak bisa berdiri teguh kalau ngantuk. Pada sesi kedua ini kita akan membahas ‘apa itu storm-nya’. Kaum Fundamentalis dikatakan berdiri teguh menantang badai, kita perlu menyelidiki seperti apakah badai yang akan menerpa kita.

Coba kita buka Alkitab kita dalam II Taw 18:12 (silakan baca seluruh pasal 18) “Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: “Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang daripada mereka dan meramalkan yang baik.”

Kalau mau berbicara tentang badai, Mikha jelas tahu bahwa dia sedang berada di dalam badai. Pada waktu itu, Israel sudah terbelah dua, ada yang di sebelah Utara dan sebelah Selatan. Yang menjadi raja di Utara adalah Ahab, sedangkan yang di sebelah Selatan adalah Yosafat. Mereka berdua ini memiliki sifat yang sangat berbeda. Ahab adalah seorang raja yang sangat jahat di mata Tuhan, dia membunuh Nabot, dia dikendalikan oleh istrinya, Izebel dan dia menyembah berhala. Sedangkan Yosafat adalah seorang raja yang mencari Tuhan dan disertai oleh Tuhan (II Taw 17:1,3).

Jadi Ahab yang di sebelah Utara adalah orang yang mengabaikan Tuhan sedangkan Yosafat yang di sebelah Selatan adalah orang yang mencari Tuhan. Tetapi ternyata ceritanya tidak sesederhana itu. Ahab mengajak Yosafat untuk berperang. Dalam rangka Ahab mengajak Yosafat berperang inilah akhirnya Ahab meminta pendapat Mikha tentang rencananya. Dan kita baca pada ayat 12 tadi, suruhan Ahab mengajak Mikha untuk mengatakan hal yang sama dengan nabi-nabi palsu lainnya, bukan Firman Tuhan. Tentu Mikha sudah tahu kalau badai ini sudah berkumpul, tapi dia harus berdiri teguh.

Kita akan melihat di dalam badai yang datang ini, ada elemen-elemen apa saja yang bercampur aduk menciptakan badai yang dahsyat untuk Mikha dan juga elemen-elemen yang sama juga sebenarnya berkumpul menghadapi kita pada zaman sekarang. Kita lihat pertama tokoh-tokoh di dalam badai itu.

AHAB

Ahab adalah seorang yang sama sekali tidak peduli pada Firman Allah, dia adalah seorang pembunuh, dia adalah seorang yang tidak menyembah Allah yang benar, tetapi dia masih menyebut dirinya orang Israel. Dia tidak berkata bahwa saya adalah orang kafir, dia masih mengaku sebagai anak Abraham, karena dia menghitung dirinya sebagai orang percaya padahal dia tidak termasuk di dalamnya. Pada zaman ini, ‘Ahab’ bisa kita ibaratkan dengan orang-orang Liberal, atau orang-orang manapun yang masih mengaku dirinya orang percaya, masih memakai nama Kristen, di KTP-nya agamanya Kristen, mungkin dia seorang pengajar theologi, tetapi dia sama sekali tidak peduli kepada Firman Tuhan, bahkan berani mengubah Firman Tuhan.

Merekalah yang biasanya dikutip oleh media massa sebagai kekristenan, bukannya Fundamental, padahal mereka sama sekali membenci Firman Tuhan. Kita bisa mengambil contoh, misalnya The Jesus Seminar. Dalam seminar itu, ahli-ahli theologi berkumpul. Mereka bukannya berdoa, mencari Firman Tuhan tetapi mereka malah mengambil Alkitab dan mereka menentukan dari keempat Injil ini,mana yang benar-benar perkataan Tuhan Yesus dan mana yang mitos atau hanya karangan. Kalau dalam II Tim 3:1-6, mereka dideskripsikan oleh rasul Paulus sebagai ‘orang yang secara lahiriah pergi ke kebaktian atau mengikuti persekutuan tetapi mereka menyangkal hakekatnya.’ Ini adalah salah satu ingredient dari badai yang datang. Karena mereka inilah orang-orang yang dianggap terpelajar, merekalah orang-orang yang terpandang di mata dunia.

Siapakah seorang Ahab dibandingkan dengan seorang Mikha? Ahab adalah seorang raja, semua orang mengenalnya dan sekali Ahab bertitah semua orang melakukannya. Mikha adalah seorang rakyat biasa yang kecil yang tidak berarti di pandangan dunia dan mungkin hanya dikenal oleh segelintir orang saja. Bahaya dari ingredient yang satu ini adalah kalau kaum Fundamentalis mau dianggap orang seperti ‘Ahab.’

Ketika kita mulai berpikir bagaimana supaya kita bisa menarik perhatian ‘Ahab’, supaya kita bisa digaji oleh Ahab, supaya bisa ikut masuk ke dalam kepopularitasannya, maka kita akan berusaha untuk menyenangkan ‘Ahab’. Itu bahaya yang sangat besar. Jangan sampai kita pernah melihat ‘Ahab’ dengan mata dunia karena dia sesungguhnya sudah mati di mata Tuhan.

YOSAFAT

Antara Ahab dan Yosafat, siapa yang lebih berbahaya? Bagi orang luar mungkin Ahab lebih berbahaya, tetapi bagi fundamentalis, Yosafatlah yang paling berbahaya. Mengapa? Karena Yosafat masih banyak benarnya. Kalau kaum fundamentalis berhadapan dengan seorang ‘Ahab,’ dia bisa berkata dengan tegas bahwa anda tidak percaya keilahian Kristus, anda tidak percaya Alkitab adalah Firman Tuhan dan anda sesat. Tetapi kalau seorang fundamentalis bertemu dengan seorang ‘Yosafat,’ maka tidak semudah itu. Dia mengajarkan banyak hal yang sama, dia masih mencari Tuhan juga, bahkan Tuhan masih memberkatinya juga.


Kongres Kristen Fundamental ke-8

Tanggal 17 Agustus 2006, pada hari kemerdekaan Republik Indonesia, tepat pukul 08.30, Dr. Suhento Liauw tampil ke mimbar untuk memimpin seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang dikarang seorang pahlawan kemerdekaan yang beragama Kristen, Wage Rudolf Supratman. Sesudah bernyanyi Dr.Liauw berkata, “hari ini adalah hari yang berbahagia bagi orang Kristen yang menjunjung tinggi Alkitab di Indonesia. Kita sudah menjadikan hari ini, yaitu tanggal 17 Agustus sebuah tradisi, untuk menyelenggarakan kongres Kristen Fundamentalis Indonesia, dan kali ini adalah yang ke-8. Mengapa kita melaksanakannya di hari kemerdekaan ini? Karena hanya orang yang sungguh dimerdekakan oleh kebenaranlah yang sungguh merdeka. Oleh sebab itu apakah anda sungguh sudah dimerdekakan?

Apa itu Fundamentalis? Oleh karena grup Fundamentalis tertentu yang belakangan ini suka meneror orang, oleh sebab itu nama Fundamentalis kadang terdengar tidak begitu enak. Tetapi Kristen Fundamentalis tidak demikian. Dalam sejarah dunia maupun sejarah kekristenan, tidak pernah tercatat Kristen Fundamentalis melakukan satu pun kejahatan yang bersifat kekerasan. Karena Fundamental itu artinya kembali ke dasar, fondasinya. Artinya, dasar kita adalah Alkitab maka Fundamentalis Kristen adalah orang yang berdiri teguh di atas fondasi imannya, yaitu Alkitab. Semakin Fundamental sebuah kelompok kekristenan maka akan semakin teguh berdiri di atas Alkitab. Oleh sebab itu grup Fundamentalis agama lain tentu sangat tergantung pada dasarnya. Jikalau fondasinya buruk/jahat, maka semakin fundamental, dia akan semakin seperti fondasinya. Bisakah kita menyimpulkan bahwa kalau begitu Kristen Fundamentalis adalah kelompok yang paling tepat untuk dijadikan patok nilai kekristenan? Jadi jikalau anda hari ini berani mengumumkan diri orang Kristen Fundamentalis, maka kita harus berhati-hati, karena kita menjadi patok nilai kekristenan.

Kali ini, pada kongres ke-8, kita mengundang Dr. Thomas Strouse, seorang tokoh Kristen Fundamentalis di USA untuk menyampaikan khotbah. Berikut ini adalah khotbah beliau dengan penerjemah Dr. Steven Liauw

Sesi I :

The Fundamentalist Must Know His Own Strengths and Weaknesses. (Fundamentalis Harus Mengenal Kekuatan dan Kelemahannya)

(Dr. Thomas Strouse, Dekan Akademik Emmanuel Baptist Theological Seminary, Newington, USA diterjemahkan oleh: Dr. Steven Liauw, Dekan Akademik Graphe International Theological Seminary)

Saya ingin mengajak anda membuka Alkitab anda dalam I Tim 4:16.

Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Sambil membuka Alkitab saya ingin memberitahukan bahwa saya diselamatkan pada tahun 1969.

Kristen Kapal Selam

Sabtu, 26 November 2005 saya sedang menonton televisi di salah satu stasiun televisi Indonesia. Saat itu sedang terjadi dialog antara dua pendeta. Salah satu pendeta berkata bahwa Tuhan Yesus telah datang menemuinya dan memerintahkannya untuk merayakan Natal secara besar-besaran di Indonesia, dan akhirnya direalisasikannya dengan mengadakan Natal secara besar-besaran di stadion utama Senayan Sabtu, 4 Desember 2005.

Alkitab Pedoman Hidup Orang Kristen

Hal yang ingin saya garis bawahi di sini adalah bagaimana cara Tuhan Yesus datang kepadanya dengan sebuah perintah! Apakah benar bahwa Yesustelahdatang secara khusus kepadanya?Siapa yangbisamenjadisaksinya? Kenapa hanya kepadanya Tuhan Yesus memberikan perintah? Kenapa tidak ada perintah kepada para nabi dan rasul serta bapak-bapak gereja sepanjang sejarah kekristenan di muka bumi? Akan muncul banyak pertanyaan di kepala setiap orang yang masih berpikiran waras, yang akal budinya masih bisa dikendalikan dengan baik.

Yang pertama harus dipahami adalah bahwa pernyataan pendeta tersebut tanpa saksi. Jadi tidak bisa langsung kita katakan bahwa yang datang kepadanya adalah benar-benar Tuhan Yesus. Untung tidak ada pendeta lain yang berkata bahwa Tuhan Yesus datang kepadanya dengan sebuah pesan agar tidak boleh merayakan Natal karena itu tidak tertulis dalam Alkitab! Seandainya ada, sudah pasti memunculkan pertanyaan, “Kok Yesus plin-plan sih?” sebentar bilang agar natal dirayakan secara besar-besaran, tapi sebentar lagi menyuruh agar natal tidak boleh dirayakan! Sebenarnya kita bisa menarik kesimpulan bahwa apa yang dikatakan pendeta tersebut tidak bisa dipercaya.

Alkitab ditulis oleh para rasul dan nabi dengan latar belakang sejarah dan sosial yang berbeda selama kurang lebih 1600 tahun! Semua itu untuk menghasilkan 66 kitab yang terkanonkan menjadi sebuah kitab yang terdiri dari 39 kitab PL dan 27 kitab PB. Itu menjadi patokan bagi semua orang Kristen sejak ditinggal oleh para nabi dan rasul-rasul. Oleh karena tidak ada lagi rasul dan nabi saat ini maka setiap orang Kristen jika ingin mengetahui kehendak Allah bagi dirinya adalah dengan menyelidiki Alkitab (Kis. 17:11) dengan bantuan Roh Kudus yang sudah pasti dimilikinya sejak dia mengambil keputusan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya (Ef. 1:13). Melalui Alkitablah seseorang bisa mendapat berbagai petunjuk, tidak perlu lagi menunggu sampai Tuhan Yesus datang kepadanya. Bahkan Rasul Paulus memberikan sebuah kesaksian di Alkitab bahwa kepadanyalah Tuhan Yesus terakhir kali menampakkan diri.(1 Kor.15:8). Setelah itu bisa dipastikan bahwa Tuhan Yesus tidak akan datang menampakkan wujud kepada siapapun sampai Dia datang kembali.

Natal Dirisaukan?


Peran Persekutuan Terhadap Tubuh Tuhan

YANG BAGAIMANAKAH JEMAAT ALKITABIAH ITU?

Jemaat lokal yang terdiri dari orang-orang yang telah diselamatkan dan digembalakan oleh seorang Gembala adalah tubuh Tuhan. Juga disebut mempelai wanita dengan Kristus sebagai mempelai pria. Dalam perannya terhadap dunia ia disebut tiang penopang dan dasar kebenaran, yaitu tempat bagi manusia di dunia untuk mendapatkan kebenaran.

Sekumpulan orang bisa disebut Jemaat Tuhan atau mempelai Kristus, atau tiang penopang dan dasar kebenaran, harus memenuhi dua syarat utama, yaitu; terdiri dari orang-orang yang telah lahir baru dengan keanggotaan yang jelas, dan digembalakan oleh seorang yang paling mengasihi Tuhan.

Terdiri dari orang-orang yang telah lahir baru itu syarat yang pertama dan utama. Jika tidak ada orang yang telah lahir baru, itu pasti bukan jemaat melainkan partai politik atau kumpulan arisan. Tentu kumpulan ini harus memiliki keanggotaan yang jelas, artinya tidak sembarangan orang bisa termasuk ke dalam keanggotaannya. Jemaat lokal yang alkitabiah harus memegang teguh aturan-aturan berjemaat. Yang bisa diterima menjadi anggota adalah mereka yang mengaku bertobat dan percaya di depan jemaat, dan menyerahkan diri untuk dibaptis. Seluruh anggota jemaat jelas siapa yang sudah menjadi anggota bersama mereka dan siapa yang sekedar pengunjung simpatisan. Setidaknya pada saat acara Perjamuan Tuhan, dimana yang bukan anggota dilarang ambil bagian, maka saat itu akan jelas siapa yang telah menjadi anggota dan siapa yang masih tamu. Juga harus ada aturan jika seorang anggota jemaat berturut-turut tidak hadir untuk suatu jangka waktu, maka otomatis keanggotaannya gugur, sehingga jika ia ingin bergabung, maka ia harus menyatakannya kembali kepada jemaat. Gembala jemaat maupun diaken tahu persis siapa yang telah menjadi anggota jemaat dan siapa masih sebagai pengunjung.


Memuliakan Tubuh Tuhan

MENGGANTIKAN YESUS HIDUP

Jemaat lokal yang terdiri dari orang-orang lahir baru, orang-orang yang didiami Roh Kudus adalah Tubuh Kristus, atau dapat dikatakan Kristus sendiri yang hadir di tengah-tengah masyarakat, yang dapat disaksikan atau diamati oleh masyarakat. Melalui jemaat lokal Tuhan ingin memberitakan Injil Keselamatan dan mengajarkan kebenaran yang akan mendatangkan kebaikan bagi umat manusia di muka bumi. Tuhan juga ingin agar manusia di dunia mengenalNya melalui mengenal jemaat lokal, bahkan mengenalNya melalui tiap-tiap anggota dari jemaat lokal yang alkitabiah.

Tiap-tiap orang yang telah diselamatkan patut menjalani hidup yang memuliakan Tuhan. Terutama karena orang yang telah diselamatkan adalah orang yang telah setuju Yesus dihukum untuk menggantikannya di kayu salib dan ia hidup menggantikanYesus di dunia sampai Yesus Kristus datang menjemputnya di angkasa.

Hidup memuliakan Tuhan! Kita harus hidup memuliakan Tuhan! Adalah slogan-slogan yang sering tercetus dari bibir orang Kristen. Ada banyak diantaranya yang berpikir bahwa itu dilaksanakan melalui nyanyian yang syairnya Mulia Engkau Tuhan atau Dimuliakan NamaMu Tuhan. Sesungguhnya ini hanyalah salah satu cara yang paling tidak utama, karena yang Tuhan inginkan bukanlah kata-kata yang sekedar keluar dari bibir namun yang tidak disertai dengan perbuatan atau tidak terwujudkan dalam kehidupan.

MENGHIDUPI KEHIDUPAN YANG TERPUJI


Jemaat Bersaksi Kepada Malaikat

Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat (I Pet.1:10-12).

Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Ef.3:8-11).

Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat (I Kor.11:10).

YANG BERHIKMAT PATUT MERASA INGIN TAHU

Jika pembaca sungguh-sungguh mencintai kebenaran, pasti akan tertegun, atau setidaknya bertanya-tanya tentang isi ayat-ayat Alkitab tersebut. Di dalam surat Petrus dinyatakan bahwa malaikat di Sorga pun sangat ingin tahu tentang isi Injil yang masa kini kita dengar dan yang menyelamatkan kita. Para nabi zaman Perjanjian Lama sangat ingin tahu sesungguhnya pada zaman manakah Sang Mesias yang mereka nubuatkan itu akan datang? Mereka diberitahu bahwa Mesias tidak akan lahir pada masa mereka, sehingga mereka meneliti saat kedatangan Mesias. Dan malaikat-malaikat pun sangat ingin tahu misteri illahi yang sedemikian agung itu.


Tubuh Tuhan Di Dunia

Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)

Apakah dari penyataan Tuhan di atas dapat disimpulkan bahwa jika seseorang itu sendirian maka Tuhan tidak bisa hadir di tempat itu? Bagaimanakah keharmonisan sifat kemahahadiran Tuhan dengan pernyataan Tuhan di atas? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya adalah sebuah tantangan bagi seorang theolog yang hidupnya terpanggil untuk menyelidiki dan menjelaskan isi Alkitab.

TUHAN SEDANG BERBICARA TENTANG JEMAAT

Pada pasal 18 mulai dari ayat 15 Tuhan berbicara tentang disiplin jemaat. Ia sedang mengajarkan tentang cara menyelesaikan masalah anggota jemaat yang jatuh ke dalam dosa. Ia mengajarkan bahwa jika ada anggota jemaat yang jatuh ke dalam dosa, maka yang mengetahuinya harus menegurnya secara empat mata. Dan jika ia tidak mau bertobat, maka tergurlah ia dengan beberapa orang saksi. Dan jika ia tidak mau bertobat juga maka sampaikanlah perkaranya kepada jemaat. Dan jika ia juga tetap tidak mau bertobat, maka anggaplah ia seorang pemungut cukai, artinya dikeluarkan dari keanggotaan jemaat (I Kor.5:13).

Dalam perikop ini Tuhan sedang berbicara tentang jemaat. “Dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKU,” ini sesungguhnya adalah pembentukan jemaat. Bukan saling telpon, dan juga bukan saling mendoakan di tempat masing-masing, melainkan berkumpul. Dan bukan sembarangan berkumpul, melainkan berkumpul dalam nama-Ku. Artinya, bukan sembarangan kumpulan orang, melainkan kumpulan orang yang dihimpun dalam nama Tuhan. Dibagian lain dijelaskan bahwa kumpulan ini harus ada Gembala, dan tentu berarti ada anggota jemaat atau domba. Jelas sekali bahwa Tuhan sedang berbicara tentang kumpulan jemaat yang adalah tubuhNya. Karena kumpulan jemaat adalah tubuhNya, maka jelas sekali bahwa Ia hadir di situ.


Kami Martir, Bukan Jihad

Ketika artikel ini sedang ditulis, dunia dikejutkan lagi dengan bom Bali jilid dua yang membunuh belasan hingga dua puluhan orang. Menurut polisi, kesimpulan sementara pelaku bomnya termasuk dalam korban karena sekalian bunuh diri, sehingga disebut bom bunuh diri, dan di sinyalir atau diduga merupakan perbuatan Jemaah Islamiah.

Mereka berjuang untuk kebenaran yang mereka yakini dengan kekerasan. Mereka berkeyakinan bahwa jika mereka membunuh orang demi tujuan mereka, maka mereka bukan hanya tidak akan mendapat hukuman dari Tuhan bahkan sebaliknya akan mendapat hadiah. Karena konsep dan keyakinan demikian maka terjadilah bom-bom bunuh diri di mana-mana. Menurut mereka tindakan mereka adalah memerangi kejahatan dengan melakukan bom yang mematikan banyak orang yang tidak bersalah.

Sebagian lagi menghancurkan rumah atau toko yang dipakai untuk perjudian. Menghancurkan toko yang menjual minuman keras, bahkan mereka juga menghancurkan rumah yang dipakai untuk kebaktian. Mereka menuduh aktivitas-aktivitas tersebut sebagai kejahatan, maka mereka menghancurkan rumah-rumah tersebut. Tindakan menghancurkan rumah orang dinilai tidak jahat. Semua tindakan mereka diklaim sebagai kepatuhan terhadap kitab suci mereka, atau sebagai pengimplementasian iman fundamental mereka.

Prinsip Fundamentalis Kristen

Fundamentalis Kristen tidak mungkin melakukan kekerasan apalagi kejahatan. Fundamentalis Kristen tidak menganut konsep tujuan menghalkan cara. Tujuan yang mulia harus dicapai dengan cara yang mulia juga. Justru di benak Fundamentalis Kristen, jangan sampai tujuan yang mulia dirusak oleh cara pencapaiannya yang tidak mulia.


Siapakah Kaum Fundamentalis Itu?

Tulisan ini pernah dimuat di edisi-37. Tetapi karena dirasakan sangat dibutuhkan dalam topik edisi ini, maka dikutip ulang.

Kata Fundamental dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ke-2 tahun 1991, berarti ‘bersifat dasar atau pokok atau mendasar’. Kata tersebut berasal dari kata ‘fundamen’ yang artinya asas, dasar, atau hakikat. Tetapi pada kamus yang sama kata ‘fundamentalis’ diartikannya sebagai “penganut gerakan keagamaan yang bersifat kolot dan reaksioner yang selalu merasa perlu kembali ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci.”

Arti yang diberikan oleh KBBI sebagian benar dan sebagian mengandung unsur bias yang subyektif dari kelompok tertentu. Kata ‘kolot’ dan ‘reaksioner’ itu aspek subyektif yang ditambahkan oleh team editor yang bias dan tidak bijaksana, kecuali jika kitab suci agama tersebut adalah benar-benar kolot.

Sebab dua kata tambahan itu tidak cocok dengan arti kata fundamen dan fundamental yang memiliki arti positif. Padahal tambahan akhiran ‘is’ hanyalah menunjuk kepada orang, tanpa merubah arti dasar katanya. Kalau kata fundamental berarti dasar atau asas, maka fundamentalis tentu berarti orang yang memegang teguh asas atau dasar. Jika tanpa kata-kata bias subyektif tersebut maka arti kata fundamentalis adalah “penganut gerakan keagamaan yang selalu merasa perlu kembali ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci.”

Jika pembaca merenungkan makna kata fundamental, maka gerakan fundamental adalah gerakan yang positif karena menuju ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci. Lalu selanjutnya akankah gerakan fundamental itu membawa kedamaian dan ketentraman bagi masyarakat atau sebaliknya, tentu tergantung pada hakikat kitab suci yang diusung oleh para fundamentalisnya. Jika hakikat kitab suci yang diusung oleh para fundamentalisnya adalah betul-betul berasal dari Allah serta mengajarkan jalan damai, misalnya dilandasi ayat-ayat “kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan,” atau “segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka,” maka semakin fundamental kelompok yang mengusung kitab suci tersebut, pasti mereka akan semakin santun dan cinta damai. Tetapi sebaliknya jika kitab suci yang diusung kelompok fundamental mengajarkan mereka membunuh setiap orang yang berbeda iman dengan mereka, atau memegang prinsip “tujuan menghalalkan cara”, maka semakin fundamental pengusung kitab suci tersebut pasti akan menghasilkan kengerian dan malapetaka yang semakin dahsyat di tengah-tengah masyarakat.

Pembaca yang bijaksana dan penuh hikmat, Kristen Fundamental adalah kelompok orang yang berjuang dengan segenap jiwa raga untuk mempertahankan keaslian kekristenan sehingga sama persis dengan yang dibawakan Tuhan Yesus dan yang diajarkan serta diimani oleh para rasul.Jikaanda seorang Kristen yang telah dilahirkan kembali dan bersungguh-sungguh ingin menyenangkan hati Tuhan yang telah menyelamatkan anda, dan ada kehausan yang sangat besar terhadap kebenaran yang murni dari Alkitab, maka tidak ada jalan lain selain menjadi seorang Kristen Fundamental.

EFEK DARI SISTEM PENAFSIRAN

Lawan dari fundamentalis adalah kelompok kompromistis atau kelompok ignorance yaitu kelompok yang menganggap tidak perlu terlalu kukuh dalam memegang kebenaran Alkitab. Biasanya kelompok ini disebut kelompok Liberal (bebas) yaitu kelompok yang menafsirkan Alkitab secara bebas atau tidak mau terlalu terikat pada arti literalnya, biasanya alegorikal. Bahkan mereka percaya bahwa Alkitab mengandung banyak kesalahan. Bagi mereka Alkitab itu tak ubahnya sebagaimana catatan-catatan sejarah sekuler atau bahkan lebih buruk dari itu karena sebagian mereka lebih percaya kepada catatan sejarah ketika terjadi ketidakcocokan antara catatan sejarah dengan Alkitab.

Kelompok Fundamental menafsirkan kitab suci mereka secara literal. Itulah yang dimaksud dalam KBBI dengan istilah “kembali kepada dasar”, yaitu kembali pada arti kata secara literal dari kitab suci yang diyakini. Jadi kalau di dalam kitab sucinya menulis membunuh setiap orang kafir, maka itulah yang ingin dijalankan oleh kaum fundamentalnya. Sebaliknya kalau dalam kitab suci tertulis kasihilah musuhmu, maka itulah juga yang ingin dilaksanakan oleh kaum fundamentalnya.

Fundamentalis Kristen adalah kelompok yang menafsirkan Alkitab secara literal, grammatikal, dan historikal. Karena memang hakekat kemurnian iman kekristenan adapada kata-kata Alkitab secara literal. Itulah sebabnya tidak mungkin bagi seseorang untuk menjadi Kristen sejati tanpa menjadi seorang Kristen Fundamental.

Ketika seseorang menolak menjadi Fundamentalis Kristen, itu sama artinya dengan ia menolak menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Kristus. Betapa tingginya tuntutan Kristus terhadap murid-muridNya ketika Ia meminta kepada setiap yang ingin menjadi muridNya untuk menyangkal diri mereka (Mat.16:24). Kristus menuntut sikap militansi dan fanatisme setiap pengikutNya. Dan yang tidak bersedia menjadi fundamentalis, militan serta fanatik bagi Kristus dipersilakan mengundurkan diri. Menyangkal diri artinya tidak mementingkan tuntutan diri dan memikul salib yang artinya siap menderita hingga mati seperti gurunya. Fanatisme dan militansi murid Yesus sifatnya sama sekali tidak membahayakan siapapun, karena sama sekali tidak boleh menyakiti orang lain. Militansi murid Yesus berbeda total dengan militansi agama-agama lain yang kitab sucinya atau pemimpinnya memerintahkan perbuatan kekerasan terhadap umat agama lain. Seandainya semua manusia di muka bumi menjadi murid Yesus yang militan atau menjadi Kristen Fundamental, maka kondisi di bumi akan segera seperti di Sorga.

Orang-orang yang tidak mengenal pengajaran kekristenan seutuhnya berpikir bahwa jika setiap pengikut Kristus itu harus fundamentalis, militan dan fanatik, maka dunia akan kacau. Tentu saja tidak! Bahkan kebalikannya karena efek samping dari fundamentalis, militan, dan fanatik sebuah agama itu sepenuhnya tergantung pada sifat agama tersebut. Dalam sejarah kekristenan, sejak zaman rasul-rasul, semua pengikut Kristus yang fundamental, militan dan fanatik tidak pernah menyakiti siapapun bahkan tidak menyakiti binatang, melainkan tercatat bahwa merekalah yang menderita aniaya di berbagai negara sepanjang masa.

Dianiaya Bukan Menganiaya

Mereka tidak menyakiti fisik orang berdosa dan sesat melainkan hanya menyatakan kesalahan mereka sesuai Alkitab. Akibatnya mereka dibenci bahkan dianiaya karena orang-orang berdosa dan sesat tidak mau bertobat dari kesalahan mereka. Ketika Fundamentalis Kristen dikatakan sesat, fanatik, militan, dicacimaki, dihujat bahkan dipukul serta disalibkan, mereka hanya tersenyum saja atau bertindak hanya sejauh memberikan argumentasi tentang sikap iman mereka.

Tetapi sejarah mencatat sikap yang berbeda dari penentang-penentang mereka. Penentang mereka tidak bisa dikritik dan biasanya marah bahkan melakukan tindakan penganiayaan terhadap pihak manapun yang berani mengritik mereka. Mereka bagaikan penjahat yang tidak boleh disebut kejahatannya, atau orang berdosa yang tidak mengijinkan tindakan pengungkapan perbuatan dosanya, atau koruptor yang ngamuk karena akan dibuktikan tindakan korupsinya.

Tercatat dalam Alkitab penganiayaan terhadap para rasul oleh orang-orang Yahudi maupun Yunani dan Romawi. Dan tercatat dalam sejarah penganiayaan terhadap kelompok fundamentalis Anabaptist (Waldenses, Donatis, Novatians dll.) oleh umat Roma Katolik, dan penganiayaan pemimpin Protestan terhadap Anabaptis. Bahkan John Bunyan, penulis novel terkenal Perjalanan Seorang Musafir dipenjarakan 12 tahun oleh gereja Anglikan Inggris hanya karena ia berkhotbah menentang baptisan bayi dan baptisan percik serta menentang gereja yang dikawinkan dengan negara.

Tercatat dalam sejarah, sikap Fundamentalis Kristen yang santun dan penuh kasih bahkan terhadap musuh yang menganiaya mereka. Sikap demikian bisa muncul sekalipun pada saat dianiaya adalah karena iman fundamental mereka. Mereka selalu ingat ayat Alkitab yang berbunyi, “janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan melainkan kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan (Rom.12:21). Mereka menafsirkan ayat tersebut secara literal, bahkan menafsirkan ayat “jika seseorang menampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu” juga secara literal.

Intinya, Kristen Fundamental adalah kelompok Kristen yang memegang teguh bahkan memegang mati Alkitab serta berusaha keras mematuhinya secara literal. Efeknya tentu juga menghasilkan ketaatan yang tinggi terhadap Amanat Agung Tuhan Yesus untuk pergi memberitakan kabar baik kepada semua manusia sambil menyatakan kesalahan dan kebenaran sesuai Alkitab.

Pembaca pasti bisa menebak, kelompok orang yang bagaimanakah yang akan memusuhi Kristen Fundamental. Pertama, tentu kelompok yang tidak mau menerima Yesus sebagai Juruselamat, melainkan yang mau tetap mengandalkan kekuatan kemanusiaannya untuk masuk Sorga. Kedua, kelompok yang telah percaya pada suatu pengajaran, baik pengajaran perdukunan hingga agama modern. Sepatutnya mereka tidak perlu marah, melainkan menguji kebenaran yang disampaikan. Sebab jika Alkitab adalah firman Allah, maka tentu mereka harus meninggalkan kepercayaan mereka jika mereka ingin masuk Sorga. Dan dalam keadaan demikian mereka sama sekali tidak rugi melainkan untung. Yang akan menderita kerugian adalah orang-orang yang menggantungkan kebutuhan hidup mereka pada ajaran agama-agama yang sedang dianut oleh masyarakat di situ.

Orang demikian, karena ada faktor vested-interest tentu tidak lagi bisa menilai pengajaran agama yang bertentangan dengan keyakinannya secara obyektif. Ketiga, adalah orang-orang berdosa, yang hidupnya tidak sesuai dengan sepuluh hukum Tuhan (Kel.20:1 -17), karena tidak rela bertobat, pasti tidak senang terhadap Kristen Fundamental yang tanpa kompromi menegur dosa. Dan yang Keempat, adalah yang paling mengerikan, yaitu sesama Kristen yang berbeda penafsiran. Kelompok ini biasanya karena malu mengakui kesalahan atau penyimpangan pengajaran kekristenannya dari iman fundamental, merasa risih terhadap kumandang pengajaran kekristenan yang fundamental, tidak segan-segan melakukan penganiyaan baik dilakukan pribadi, berkelompok, bahkan meminjam kekuasaan pemerintahan duniawi.

Aneka Penyerangan Terhadap Fundamentalis Kristen

1. Dengan Tuduhan Yang Salah

Mereka membaca Alkitab Perjanjian Lama (PL) dan mendapatkan ayat-ayat yang bersifat kekerasan dan menuduh Kristen Fundamental akan berbuat seperti itu. Padahal Kristen Fundamental yang sungguh-sungguh alkitabiah melihat kitab P.L. sekedar sejarah yang melatarbelakangi peralihan sistem ibadah dari sistem simbolik menjadi ibadah hakekat. Jemaat Tuhan pada masa Perjanjian Baru (PB) adalah proyek Tuhan yang dimunculkan ketika bangsa Israel menolak Anak Daud yang dijanjikan. Kitab PB adalah kebenaran hakekat yang harus dipatuhi oleh Kristen Fundamental sedangkan kitab PL hanyalah sejarah latar belakang tentang peralihan dari keutamaan bangsa Israel menjadi keutamaan jemaat lokal di mata Tuhan.

2. Dengan Berbagai Penyesatan

Pada prinsipnya hanya ada dua kelompok penyesatan dalam tubuh kekristenan; yaitu yang menambahi dan mengurangi Alkitab, dan yang salah menafsirkan Alkitab. Kelompok Ebionit (Kristen yang terpengaruhi Yudaisme) adalah kelompok yang mengurangi Alkitab karena mereka hanya

mengakui kitab PL (dari Kejadian sampai Maleakhi) saja firman Tuhan. Mereka tidak mengakui kitab PB sebagai firman Tuhan. Sedangkan Roma Katolik, Mormon, Christian Science, Kharismatik (Pantekosta, Bethel, Sidang Jemaat Allah dll.), adalah kelompok yang menambahi Alkitab. Singkat kata, gereja apapun yang memiliki extra biblical authority (otoritas di luar Alkitab) adalah menambahi firman Tuhan. Kharismatik Cs menambahi Firman Tuhan secara lisan dengan wahyu dan nubuatan yang turun sesudah kitab Wahyu.

Saksi Yehova, Advent, Calvinis, adalah kelompok yang tidak menambah atau mengurangi Alkitab, tetapi salah menafsirkan Alkitab. Semua ini terjadi bukan karena kebetulan tetapi karena ada kuasa yang lebih besar yang menjadi cause-force atas semua kesalahan yang sangat mendasar itu.

3. Dengan Sikap Terhadap Alkitab

Kelompok Liberal menjadi pendahulu munculnya sikap penghinaan terhadap Alkitab dengan mengatakan bahwa Alkitab penuh salah. Sikap ini menyebabkan Kristen di Eropa kehilangan pegangan. Kalau Alkitab penuh kesalahan, untuk apa diimani, untuk apa dibaca. Eropa berevolusi dari sebuah wilayah yang berkobar-kobar untuk misi menjadi wilayah penghujat Alkitab. Dan kini menurut Frontline orang Islam di Inggris lebih banyak dari orang Methodis. Gedung-gedung gereja dibeli oleh Muslim dan menara salibnya digantikubah bulan bintang. Eropa hari ini dan masa datang yang akan lebih buruk lagi adalah hasil kerja kelompok Liberal yang gilang-gemilang.

Gerakan Injili yang dimulai oleh Harold Ockenga dari Amerika Serikat dengan dukungan Billy Graham melanda dunia sesudah Perang Dunia II. Gerakan kompromistis yang tidak tegas terhadap kebenaran ini telah menghasilkan Kristen tanpa pengertian dan tanpa semangat penginjilan. Penyebabnya adalah karena mereka tidak sungguh-sungguh lahir baru, penyebab tidak sungguh-sungguh lahir baru adalah pengajaran yang tidak tegas.

Kelompok Injili yang abu-abu ini sangat cepat berubah menjadi Liberal atau kharismatik. Di Jakarta, bahkan Indonesia, sulit ditemukan gereja Injili yang tidak terpenetrasi oleh gaya dan konsep kharismatik.

4. Dengan Kuasa Kelompok / Pemerintah

Di dunia sekuler telah tumbuh berbagai asosiasi, baik itu asosiasi perdagangan, profesi bahkan asosiasi pembela hak tertentu. Kalau kita membaca kitab Wahyu 13:11-18 kita dapatkan nubuatan bahwa pada akhir zaman anti-Kristus akan mengendalikan perdagangan sehingga orang tidak bisa menjual dan membeli tanpa mendapat perijinannya. Bagaimanakah cara anti-Kristus mengontrol perdagangan seluruh dunia? Jawabannya dengan kekuasaan organisasi dan pemerintah.

Kalau dibentuk sebuah Asosiasi Pedagang Beras (APB), dan demi menguntungkan pengurus asosiasi lalu mereka menetapkan bahwa semua pedagang beras harus masuk asosiasi APB dan yang tidak masuk akan mereka pencet hingga mati, maka siapapun yang mau beli beras atau jual beras tentu harus seijin APB. Sekalipun anda memegang ijazah kedokteran UI dan lulus dengan Suma-Cumlaude, namun jika tidak berkenan pada IDI, anda tidak bisa survive sebagai seorang dokter profesional.

Kini di berbagai kota didirikan Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) atau mungkin ada kota lain yang memakai nama lain namun intinya sama yaitu semacam asosiasi gereja-gereja. Sebenarnya sudah lama telah ada PGI, PII dll., BKAG hanya tambahan untuk memperketat.

Tidak lama lagi, atau mungkin sudah terjadi, BKAG akan memencet mati gereja-gereja yang tidak sesuai dengan keinginan mereka atau gereja baru yang tidak mereka setujui. Sudah pasti anti-Kristus akan memakai organisasi ini untuk menghalangi pendirian gereja yang alkitabiah. Bisa saja pada saat pertama didirikan tidak bertujuan demikian, tetapi PASTI akan dimanfaatkan anti-Kristus untuk menghalangi bahkan mematikan gereja Kristen Fundamental yang dengan lantang menyerukan kebenaran. Di saat kedatangan Kristus semakin mendekat, intensitas usaha anti-Kristus meningkat. Dalam keadaan demikian, hanya ada dua kemungkinan, seseorang dipakai sebagai alat iblis atau alat Tuhan untuk kebenaran.

5. Memelihara Kambing Hitam Agar Ada Yang Dikambinghitamkan.

Fundamentalis Kristen, yang adalah orang-orang Kristen yang militan untuk kebenaran Alkitab, tentu bukanlah kelompok yang membahagiakan anti-Kristus. Bahkan akhirnya hanya kelompok inilah satu-satunya penghalang tercapainya ambisi anti-kristus. Terutama ketika manusia di dunia semakin kehilangan akal sehat. Lihatkah anda dimana teroris diperlakukan sebagai pahlawan? Yang menjarah rumah orang disebut korban kerusuhan? Yang merampok orang dibela habis-habisan? Banyak hal yang dulu tidak masuk akal, kini diusung tinggi-tinggi.

Lucifer pasti berpikir keras untuk menghancurkan Kristen Fundamental yang selalu lantang menyerukan Injil yang benar tanpa kompromi. Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat, tidak ada seorang pun bisa masuk Sorga tanpa Yesus Kristus. Dan Alkitab adalah satu-satunya firman Allah. Terminologi absolut demikian tidak disukai orang, bahkan juga Kristen kompromistis. Yang disukai manusia zaman pluralisme ini adalah terminologi relatif, misalnya Yesus salah satu Juruselamat, Alkitab salah satu firman Allah.

Kelihatannya, agar Fundamental Kristen bisa dikambinghitamkan, anti-Kristus perlu memelihara kambing hitam. Ia menggerakkan suatu kelompok Fundamental untuk melakukan tindakan yang drastis dan dahsyat misalnya membunuh secara membabi buta, dan sesudahnya ia akan menciptakan kondisi pengecaman bahkan tindakan drastis dan dahsyat juga terhadap semua kelompok Fundamental secara babi-buta. Seluruh kelompok Fundamental akan dilabel sebagai kelompok yang berbahaya bagi perdamaian. Sekalipun Fundamental Kristen adalah kelompok yang PALING santun di muka bumi ini, ia tetap akan dilihat sebagai yang membahayakan karena sesungguhnya inilah tujuannya. Kesuksesannya melabel semua Fundamentalis, akan menyebabkan Fundamental Kristen tidak berkutik bahkan dihindari atau kalau bisa dihabiskan dengan kuasa pemerintah. Dan pada saat skenario yang terbaca ini terjadi, tidak ada lagi kelompok tersisa yang menyuarakan Injil yang benar lagi. Saya berdoa, dan kelihatannya Tuhan akan menjawab, kiranya

Tuhan datang sebelum skenario anti-Kristus ini dijalankan hingga akhir. Sesungguhnya tidak ada zona netral, seseorang harus memilih berdiri di pihak Kristus yang asli atau pihak Kristus palsu. Untuk itu ia harus berpikir keras dalam menguji (I Tes 5:21).

Kalau Seseorang Menentang Fundamentalis Kristen, Apakah Alasannya, Dan Apakah Motivasinya? Bukankah Setiap Orang Kristen Harus Menjadi Murid Tuhan Yang Serius? Bukankah Menjadi Murid Yang Serius Sama Artinya Dengan Menjadi Seorang Kristen Yang Fundamental? ***

Sumber: PEDANG ROH Edisi 45 Tahun XI Oktober-November-Desember 2005

Siapakah Yang Patut Kita Takuti?

Belakangan ini sebagian orang Kristen mengalami perasaan ketakutan karena tempat ibadah mereka didatangi oleh sekelompok orang yang berdemonstrasi menuntut tempat itu tidak dipakai untuk kebaktian. Bahkan ketika Pedang Roh ini sedang ditulis, di surat kabar diberitakan bahwa sejumlah gereja di Kelapa Gading, Pluit, dan Muara Karang diancam akan ditutup. Berita ini telah menyebabkan sebagian orang Kristen resah dan gelisah. Dalam keadaan demikian penulis bertanya di dalam hati, dan juga kepada anggota jemaat penulis, siapakah yang perlu kita takuti?

Kita Orang Yang Pasti Masuk Sorga.

Tadinya kita adalah orang berdosa yang pasti masuk Neraka. Karena upah dosa ialah maut, maka sekecil apapun dosa kita, maka kita pasti akan masuk Neraka. Dosa tidak dapat dihapuskan dengan amal, ibadah, dan berbagai perbuatan manusia. Dosa hanya dapat diselesaikan dengan penghukuman. Itulah sebabnya sejak manusia jatuh ke dalam dosa Allah segera menjanjikan Penyelamat. Sambil menantikan kedatangan Sang Penyelamat Allah perintahkan manusia melakukan ibadah simbolik yaitu menyembelih domba di atas mezbah untuk menggambarkan Sang Penyelamatdan proses penyelamatanNya yang menggantikan manusia menerima penghukuman dosa manusia.

Kedatangan Yesus Kristus adalah kedatangan Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia. Kematian Yesus di kayu salib adalah penggenapan ibadah simbolik penyembelihan domba di atas mezbah. Yesus telah menanggung dosa seisi dunia, bukan dosa orang pilihan saja, melainkan dosa seisi dunia (Yoh.1:29, Ibr.2:9, I Yoh.2:2).

Selanjutnya ketetapan Allah bahwa setiap orang yang bertobat dan percaya kepadaNya maka semua (dulu, sekarang dan akan datang) dosanya akan dihitung oleh Allah tertanggung di kayu salib. Sejak orang tersebut bertobat, maka ia dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef.1:213), tidak perlu penumpangan tangan, dan menjadi orang kudus secara posisi di hadapan Allah (I Kor.1:2, Ef.1:1). Sejak saat itu kita menjadi orang kudus secara hati (Nature) sesuai Ef.1:13, dan juga kudus secara posisi sesuai dengan I Kor.1:1, Ef.1:1. Dan sejak saat itu apapun yang terjadi kita PASTI masuk Sorga. Sebelum masuk Sorga Allah perintahkan kita membangun karakter yang kudus untuk bersaksi bagi Bapa kita yang kudus dengan membentuk karakter yang kudus (II Kor.7:1).

Jadi pembaca sekalian, bagi orang yang sudah bertobat dan percaya dengan segenap hati bahwa Yesus telah disalibkan baginya dan kini ia sedang hidup menggantikan Yesus, apapun yang terjadi kita pasti masuk Sorga. Orang yang dalam keadaan demikian menertawakan maut. Apa itu maut, apa itu kematian, apa itu ancaman?

Beriman Kepada Kebenaran Atau Kebohongan?

Ada umat Agama yang dibohongi oleh pemimpin mereka yang merekrut mereka menjadi pasukan berani mati dengan membuatkan mereka kunci plastik sambil meyakinkan mereka bahwa mereka akan pergi berperang untuk Allah dan kalau mereka mati maka mereka langsung masuk Sorga dengan kunci plastik itu. Ada juga yang memancing orang muda untuk berkorban nyawa dengan mengatakan bahwa mereka akan diberi wanita-wanita cantik jika mereka berani mengorbankan nyawa mereka, seolah-olah masih ada pelacuran di Sorga. Padahal kata Tuhan kita akan hidup seperti malaikat yaitu tidak berhubungan sex lagi.

Pada masa awal masa kekristenan, Stephanus mati dirajam sambil berseru kepada Allah yang membuka pintu langit untuk menyambutnya. Dan dalam perjalanan sejarah kekristenan tak terhitung banyaknya orang Kristen alkitabiah yang telah mati dengan tersenyum atau sambil menyerahkan nyawanya kepada Tuhan.

Polikarpus diikat di sebuah tiang dengan ancaman dibakar hidup-hidup jika ia tidak mau menyangkali imannya. Ia berkata bahwa sampai ia berumur delapan puluh tahun Tuhan tidak pernah tidak setia kepadanya, bagaimana mungkin ia akan menyangkali-Nya. Penganiayanya menjadi marah dan membakarnya hidup-hidup. Felix Manz seorang pengikut Zwingli, teman sekerja John Calvin, yang bertobat dan meyakini iman kaum Anna Baptis, ditenggelamkan oleh Zwingli di sungai Limnat pada tanggal 5 Januari 1527. John Bunyan, penulis buku Perjalanan Seorang Musafir (Pilgrim Progress), dipenjarakan 12 tahun oleh gereja Inggris.

Kolom ini tidak cukup untuk menuliskan kisah pahlawan-pahlawan iman yang telah mendahului kita yang telah dengan gagah berani menantang maut. Yang paling mengesankan ialah ibu kandung Felix Manz, yang berseru kepada anaknya yang sedang digiring untuk ditenggelamkan oleh salah satu pendeta Gereja Reform, agar anaknya tetap setia, nanti akan bertemu di Sorga. Ketika Felix ditenggelamkan, sebelum air menutup wajahnya ia berseru dalam bahasa Latin In manus tuas, Domine, commendo spiritum meum” (ke dalam tanganMu, Tuhan, kuserahkan rohku).

Jika ada orang Kristen yang ketakutan ketika diancam, atau hanya ada segelintir, ya katakanlah satu juta orang berdemonstrasi di depan gereja, yang ada di pikiran penulis adalah, apakah ia sungguh-sungguh telah lahir baru? Apakah orang Kristen yang ketakutan itu sungguh yakin bahwa ia telah beriman kepada kebenaran, bahwa kalau ia mati maka ia pasti akan masuk Sorga? Orang-orang beriman kepada kebohongantelah dengan gagah berani untuk mati padahal mereka pasti akan menderita amat sangat di Neraka, lalu mengapakah orang Kristen yang lahir baru, yang percaya kepada firman Allah yang benar bisa mengalami ketakutan? Sungguhkah anda orang Kristen yang telah lahir baru?

Kepada Siapakah Kita Harus Takut?

Sejak seseorang dilahirkan kembali di dalam Tuhan, ia adalah milik Tuhan dan wajib hidup menggantikan Tuhan. Karena Tuhan telah mati menggantikannya, maka ia patut hidup menggantikan Tuhan. Karena hidup menggantikan Tuhan, maka dalam kehidupan sehari-hari ia harus mengetahui segala hal yang Tuhan inginkan bagi dirinya. Hidupnya bukan miliknya, melainkan milik Tuhan Yesus yang telah mati baginya.

Dalam menjalankan hidup yang adalah milik Tuhan seseorang harus menghidupi kehidupannya dengan penuh rasa takut akan Tuhan. Sisa hidupnya adalah untuk menyenangkan hati Tuhan melalui melakukan seluruh kehendakNya. Lalu dimanakah kita tahu akan kehendak Tuhan? Jelas kehendak Tuhan ada dalam firmanNya, bukan di dalam mimpi dan berbagai penglihatan maupun suara bisikan yang bisa dilakukan iblis. Kehendak Tuhan ada di dalam Alkitab.

Tuhan menghendaki agar setiap orang yang telah dilahirkan kembali semakin hari semakin mengerti kebenaran yang telah dituliskanNya dalam Alkitab. Tuhan juga menghendaki selain mengerti kebenaran, muridNya juga semakin kudus tingkah lakunya. Dalam berjemaatTuhan menghendaki agar dalam jemaat diajarkan hal-hal yang tepat sesuai dengan Alkitab dan jemaat dijalankan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Alkitab.

Orang Kristen tidak perlu takut kepada siapapun jika tidak melakukan kejahatan. Bernyanyi, membaca firman Tuhan, berdoa atau segala sesuatu yang dilakukan dalam kebaktian itu bukan kejahatan. Oleh sebab itu orang Kristen yang melakukan kebaktian tidak perlu takut kepada siapapun. Sesungguhnya tidak ada hukum yang sesuai dengan akal sehat yang bisa melarang orang Kristen melakukan kebaktian. Karena tidak ada hukum yang melarang orang bernyanyi, melarang orang membaca Alkitab, apalagi melarang orang berdoa. Jadi, melakukan kebaktian itu sama sekali bukan sebuah kejahatan, bahkan bukan suatu kesalahan.

Tuhan sudah tahu bahwa banyak orang Kristen adalah penakut, padahal penakut adalah orang yang pertama masuk Neraka (Wah.21:8). Oleh sebab itu selain memerintahkan murid-muridNya untuk memuridkan orang lain atau semua bangsa,Ia menambahkan bahwa Ia menyertai orang yang melaksanakan tugasnya sampai akhir zaman. Selama kita takut kepada Tuhan, yaitu mematuhi perintahNya,dan menghidupi kehidupan yang dikehendakiNya, dan berjemaat sesuai dengan ketetapanNya, maka janjiNya pasti ditepatiNya.

Hanya orang yang tidak lahir baru, atau orang Kristen yang lemah iman, yang akan ketakutan menghadapi ancaman. Kalau dilihat dari sisi positifnya, penganiayaan dan ancaman diijinkan Tuhan untuk membuang orang-orang yang kristen-kristenan dan akhirnya tinggallah Kristen sejati yang sungguh-sungguh lahir baru, yang tahu persis bahwa yang perlu ditakuti hanyalah Tuhan bukan manusia.

Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka (Mat.10:28).

Persiapan Apakah Yang Patut Dilakukan?

Orang Kristen alkitabiah harus selalu ingat bahwa kita tidak boleh melakukan kekerasan (anarkis). Tuhan tidak mengijinkan kita melakukan kejahatan karena perbuatan jahat kita akan membuktikan kita bukan anak-anak Allah melainkan anak-anak iblis sebagaimana Tuhan argumentasikan pada orang-orang Farisi.

Barang siapa yang melakukan kejahatan bukan berasal dari Allah melainkan dari iblis (Yoh.8:44). Tuhan mau kita cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Dalam bahasa aslinya “tulus” (), dalam KJV diterjemahkan harmless yang artinya tidak membahayakan kalau secara literal semestinya diterjemahkan innocent artinya tak bersalah. Betul kita tidak ada salah karena bernyanyi tidak mungkin salah, dan berdoa tidak mungkin salah, apalagi membaca Alkitab dan menjelaskan Alkitab, semua yang dilakukan dalam kebaktian bukanlah sesuatu yang salah. Lalu kita diam saja sambil melihat rumah kita dihancurkan? Ini bodoh, bahkan dungu!

Pertama kita laporkan kepada pemerintah, karena Allah mendirikan pemerintah di muka bumi ini adalah untuk membalas kejahatan manusia yang menjahati manusia lain. Untuk zaman sekarang ini, di atas pemerintah sebuah negara masih ada Perserikatan Bangsa-bangsa yang dibentuk untuk menyelesaikan masalah antar negara. Jadi, negara seharusnya menyelesaikan masalah antar warganya. Dan kalau negara tidak mau berfungsi seharusnya kita bisa naik banding ke PBB. Seharusnya PGI, PII, KWI, entah apalagi organisasi yang didirikan diluar Alkitab,pemimpin-pemimpin denominasi atau “pendeta” yang merasa diri pemimpin, bisa melakukan tugas ini. Pergi ke komisi hak asasi manusia PBB, dan mengundang mereka datang untuk melihat keadaan penjaminan hak asasi di negara yang meratifikasi artikel hak asasi manusia.

Sesungguhnya tindakan antisipasi ialah menunjukkan bahwa kita tidak takut, sama sekali tidak takut, karena kita adalah orang yang bukan hanya berani mati bahkan sudah siap mati. Bahwa kita adalah orang yang berfalsafah mati itu untung. Si pelaku anarkis berani mati, kita bahkan siap mati, dan siap masuk Sorga.

Kita bisa mencetak brosur yang isinya mengantisipasi atau yang menyerang hati, bukan menyerang badan. Misalnya brosur yang isinya menyimpulkan bahwa siapapun yang berbuat anarkis bukan berasal dari Allah yang maha kasih, melainkan dari iblis yang dari mulanya adalah pembuat kejahatan. Brosur ini bisa dibagikan di lingkungan atau kemana saja. Intinya, sebarkanlah brosur-brosur sebagai respons dari ancaman. Kita tidak boleh menyerang badan atau merusak barang orang, tetapi kita bisa memakai tulisan untuk menyerang pikiran orang.

Bahkan stiker yang sering kita lihat tertempel di bumper atau kaca belakang mobil sering kali isinya kurang cerdas. Ada yang tulisannya “I Love Jesus”, ini stiker bodoh. “You love Jesus” itu urusan diri sendiri dan tidak perlu pamer-pameran. Bahkan stiker yang begini akan menimbulkan stiker tandingan yang konyol-konyol juga. Cobalah orang Kristen pasang stiker yang bunyinya “Tuhan melakukan kebaikan, Iblis melakukan kejahatan.” Penulis pernah memasang tulisan (bukan stiker melainkan tulisan yang digunting) di kaca belakang mobil tulisan yang berbunyi, “Agama Yang Baik Menghasilkan Umat Yang Berbuat Baik Pada Umat Agama Lain.

Mungkin bisa membuat stiker yang berbunyi “Semua Perbuatan Anarkis Berasal Dari Iblis, Bukan Dari Tuhan.” Dengan stiker-stiker demikian kita bisa menusuk hati orang-orang yang sedang berpikir untuk melakukan sesuatu yang jahat terhadap gereja. Mereka perlu disadarkan bahwa sudah bukan zamannya melipatgandakan umat atau mempertahankan umat dengan kekerasan. Ini zaman globalisasi, dimana PBB turut serta mengawasi negara-negara, terutama record negara dalam penegakan hak asasi manusia.

Selain selebaran dan stiker, gereja perlu menyiapkan spanduk yang bunyinya menusuk hati, misalnya; “Betulkah Di Indonesia Ada Kebebasan Beragama?” Atau spanduk yang berbunyi, “Kami Adalah Warga Negara Yang Memiliki Hak, Bukan Rakyat Jajahan!” Kalau gereja dirusak atau dibakar, maka gereja bisa memasang spanduk yang berbunyi, “Gedung Ini Rusak Karena Negara Gagal Mengamankan Rakyatnya.” Bisa juga dengan spanduk yang berbunyi, “Merusak Rumah Orang, Suku Primitif Saja Tahu Itu Kejahatan.”

Intinya, orang Kristen tidak boleh membalas kejahatan, tetapi orang Kristen bisa membalas melalui kecerdikan. Ketika anggota Kongres Amerika mempermasalahkan keabsahan Papua sebagai wilayah Indonesia, hal ini sangat mengusik elit politik kita. Pemimpin negara harus menyadari bahwa zaman sekarang tidak ada negara yang bisa survive sendiri, dan kalau ada negara yang menindas atau membiarkan sebagian warganya ditindas oleh mayoritas maka negara lain akan turut berbicara.

Sejak 17 Agustus 1945, Proklamator, Bung Karno, telah memproklamirkan kemerdekaan rakyat Indonesia. Lalu jika sebagian rakyat tidak merdeka melakukan ibadah di rumahnya sendiri, berarti mereka masih belum merdeka. Kalau belum merdeka, maka tidak ada pilihan lain selain berjuang untuk merdeka. Karena kita tidak diijinkan Tuhan untuk berjuang dengan pedang dan lembing, maka kita bisa berjuang dengan pena dan kertas, dengan kain dan tinta, dengan radio dan televisi.

Berargumentasi Dengan Akal Sehat

Orang Kristen harus berjuang untuk kebebasan beriman dan kebebasan mempraktekkan iman di rumahnya sendiri. Kalau di rumah kita sendiri kita tidak boleh bernyanyi dan tidak boleh membaca Alkitab serta tidak boleh berdoa, dan tidak boleh mengajak teman-teman kita melakukan itu, maka kondisi orang Kristen di Indonesia sekarang lebih parah dari zaman penjajahan Belanda dan Jepang.

Betulkah pemerintah Republik Indonesia sebegitu ketat dengan ijin peruntukan bangunan? Betulkah semua trotoar telah berfungsi sebagai trotoar? Betulkah tidak ada rumah tinggal yang difungsikan sebagai apotik, sebagai tempat praktek dokter, sebagai gudang, sebagai home-industry, sebagai restoran, dan lain sebagainya? Mengapa ada orang boleh berjualan di jalanan, bahkan kalau menikah atau sunatan boleh memblokir jalan, bahkan boleh sembahyang di jalanan, lalu orang Kristen tidak boleh bernyanyi bersama teman-temannya di rumahnya sendiri? Mengapa tidak ada pemimpin Kristen yang muncul di TV yang berani berargumentasi secara akal sehat untuk memeriksa hati nurani rakyat Indonesia?

Di daerah Pademangan, tepatnya di jalan Rajawali ada sebuah gereja (GKKK) yang halamannya diserobot oleh umat agama lain untuk membangun rumah ibadah mereka. Jangankan IMB, bahkan tanah pun hasil serobotan. Di daerah Utan Panjang, setelah mengalami kebakaran, kemudian terlihat sejumlah orang memegang kaleng meminta uang dari pengemudi kendaraan yang lewat. Dan tidak lama kemudian berdiri sebuah rumah ibadah, yang posisinya hampir kena badan jalan. Mungkinkah gedung tersebut ada IMB? Mungkinkah dikeluarkan IMB pada gedung yang posisinya hampir kena badan jalan? Mengapakah pemerintah RI sudah terang-terangan diskriminasi dan para pemimpin Kristen di Legislatif, Yudikatif dan Eksekutif diam saja? Mengapa ada orang yang merusak rumah orang lain, polisi tidak menangkap penjahat itu dan para pemimpin Kristen diam saja? Mereka pengecut atau hanya mementingkan diri sendiri?

Tulisan ini terdengar agak keras, namun sesungguhnya bukan keras melainkan terlalu terus terang. Inilah yang disebut tulus seperti merpati, yaitu berterus terang. Mudah-mudahan keterusterangan ini bisa mencerdaskan dan menyadarkan sebagian orang Kristen dan menggugah hati nurani orang-orang yang hanya bisa melihat pihak lain namun tidak bisa melihat pihaknya.

Konklusi

Akhirnya, siapakah yang kita patut takuti? Saya hanya takut kepada Tuhan karena saya tidak melakukan kesalahan apapun yangmembuat saya perlu takut kepada pemerintah yang menyandang pedang. Tuhan memberikan kepada saya tugas untuk menjadikan semua bangsa muridNya dan Ia berjanji akan menyertai saya. Keamanan saya bukanlah tanggung jawab saya, melainkan tanggung jawab Tuhan. Tanggung jawab saya adalah melaksanakan perintahNya.

Kalau Ia mau saya mati sekarang tidak ada seorang pun yang dapat menghalangiNya, dan jika Ia belum mau memanggil saya, tidak ada seorang pun yang bisa menyentuh saya.

Takutlah akan Tuhan, terutama hamba-hamba Tuhan. Jangan sampai mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan Alkitab, dan jangan lalai melaksanakan tugas yang diberikan oleh Tuhan. Jangan sampai karena situasi yang buruk kita jadi lalai, bahkan kita salah bersikap, yaitu lebih takut kepada manusia daripada Allah.***

Sumber: PEDANG ROH Edisi 45 Tahun XI Oktober-November-Desember 2005

Negara yang Diberkati dan Dikutuk Tuhan

Keterangan Alkitab Tentang Pemerintah

Dalam suratnya kepada jemaat kota Roma Rasul Paulus menulis Tiap-tiap orang harus taklukkepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak adapemerintah, yang tidak berasaldari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barang siapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. (Rom. 13:1-6)

Masalah pemerintahan disinggung Rasul Paulus dalam surat ini mungkin karena kota Roma adalah ibu kota Kerajaan Romawi, bahkan ibu kota dunia saat itu, sehingga “bau” kekuasaan sangat menyolok. Dan melalui surat yang terinspirasi ini kita tahu bahwa hadirnya pemerintahan di muka bumi ini adalah kehendak Tuhan bahkan pemerintah disebut hamba Allah. Mengapa demikian?

Dimulainya Pemerintahan Manusia

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa dan jumlah manusia semakin banyak, maka Tuhan tahu bahwa akan terjadiperbuatan jahat antara satu manusia terhadap yang lain. Ketika Kain membunuh Habel, Kain tahu bahwa suatu hari ia pasti akan dibalas oleh salah satu saudaranya yang lain yang mengasihi Habel. Terlebih ketika jumlah manusia sudah semakin banyak, maka pasti akan terjadi balas-membalas satu sama lain sehingga dendam kesumat antar manusia akan merusak hati nurani manusia. Jika hal demikian terjadi maka tidak ada satu manusia pun yang bisa hidup tentram di muka bumi ini.

Untuk itu maka sesudah air bah, Tuhan menetapkan hukuman mati bagi manusia yang membunuh manusia lain. Semua theolog melihat masa sesudah air bah adalah masa dimulainya Human Government (pemerintahan manusia), dan pengaturan hukuman mati (Capital Punishment) adalah undang-undang pertama yang pernah Tuhan umumkan. Dan iblis melalui Amnesty International berusaha menghapus hukum pertama yang Tuhan umumkan ini.

Tugas Utama Pemerintah

Perbedaan antara negara dengan pemerintah adalah bahwa negara merupakan sebuah wilayah yang dihuni oleh sejumlah manusia dan memiliki aparat pemerintah (administrator). Pemerintah adalah salah satu komponen dari tiga komponen utama sebuah negara. Tanpa pemerintah atau salah satu dari tiga komponen tersebut tidak ada negara. Ada berbagai bentuk atau sistem pemerintahan yang dipakai untuk mewujudkan sebuah negara, misalnya kerajaan, parlementer, republik, dll.

Apapun bentuk atau sistem pemerintahan yang terbentuk oleh sejumlah orang di sebuah wilayah, yang Tuhan ingin pemerintah tersebut kerjakan ialah sebagai administrator yang baik dan penegakan hukum yang tanpa pandang bulu. Ada pengaturan administrasi misalnya mencatat orang yang lahir, yang mati, yang kawin dengan seadil-adilnya. Karena ada aparat administrasi maka diperlukan dana untuk menggaji mereka maka rakyat dikenakan pajak. Tentu Tuhan ingin agar pengaturan pajak bersifat seadil-adilnya, bukan orang kaya dipajak banyak-banyak dan orang miskin disubsidi. Ini sistem pemerintahan “Robin hood” atau semi komunis. Administrator seharusnya mencari tahu mengapa ada sebagian orang kaya dan sebagiannya miskin? Apakah itu akibat dari pengaturan administrasi yang bersifat menekan atau yang bersangkutan malas, bodoh dan lain sebagainya. Apakah seseorang kaya karena warisan, atau karena hasil korupsi? Kalau malas, maka tentu harus dicambuk bukan disubsidi, sedangkan kalau bodoh berarti pengaturan sistem pendidikannya yang harus diperbaiki agar semua rakyat menjadi pintar, memiliki ketrampilan dan menjadi makmur.

Yang lebih penting dari pada pengaturan administrasi ialah penegakan hukum. Inilah yang Rasul Paulus maksudkan dengan anak kalimat, “karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang”. Tugas utama pemerintah ialah menjaga agar jangan sampai manusia-manusia di wilayah pemerintahannya saling menjahati, dan saling membalas dendam atas kejahatan yang menimpanya. Karena ada pemerintah yang akan membalaskan kejahatan yang menimpa anggota keluarga seseorang, maka ia tidak perlu melakukan pembalasan sendiri. Misalnya, ayah seseorang dibunuh dengan perencanaan karena ingin mengambil hartanya. Adalah tugas pemerintah untuk mengusut dan menangkap orang yang telah membunuh ayah orang tersebut. Dan jika pembunuh ternyata masih famili mereka dan pembunuh tersebut memohon ampun pada anggota keluarga korban, pemerintah tetap harus menangkap dan menghukum si pembunuh. Si pembunuh telah melanggar hukum yang dibuat oleh pemerintah yang direstui Allah. Si pembunuh bukan hanya bersalah kepada keluarga korban, melainkan kepada Allah yang menciptakan manusia dan pemerintah yang membuat hukum. Sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus tentu keluarga korban harus mengampuni, tetapi pemerintah tidak bisa mengampuni karena pemerintah bukan pribadi dan pemerintah bekerja sesuai hukum bukan sesuai dengan perasaan pribadi pejabatnya.

Apapun kata keluarga korban, pemerintah harus menuntut si pembunuh dengan hukuman mati, karena kategori pembunuhan berencana seharusnya ganjarannya adalah hukuman mati. Tidak ada hukuman yang lebih setimpal daripada hukuman mati bagi pembunuh berencana. Mungkin di dalam keluarga besar korban ada yang tidak bisa mengampuni si pembunuh, toh ia bisa puas karena yang membunuh anggota keluarganya juga dihukum mati. Apakah ini melanggar hak asasi manusia? Mustahil, karena orang yang telah mematikan orang secara terencana tidak memiliki hak asasi untuk hidup lagi. Dan hukuman demikian diperlukan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berencana membunuh orang.

Sebaliknya jika yang mematikan orang secara berencana hanya dihukum sepuluh tahun penjara, itu tidak adil, karena korban perbuatannya telah mati, sementara ia hanya dikurung sepuluh tahun. Bahkan bisa dikatakan makan-tidur sepuluh tahun. Yang melakukan kejahatan harus mendapat ganjaran yang setimpal bahkan harus lebih berat agar orang-orang yang mungkin akan melakukan perbuatan serupa berpikir berkali-kali.

Tuhan mau pemerintah menjadi penengah di antara seluruh rakyatnya. Kalau tetangga seseorang membunyikan alat musik dengan suara keras pada jam 12 malam seharusnya bukan tetangganya yang lain yang harus menegurnya. Siapapun yang terganggu oleh warga negara lain sepatutnya menelpon polisi dan memberitahukan gangguan yang dialaminya dan polisilah yang menegur si pengganggu. Dengan demikian tidak akan ada percekcokan antar warga, sampai tawuran segala.

Pemerintah bukan hanya mengadili perkara antar warga negara melainkan perlu mencegah timbulnya masalah antar warga negara. Pengaturan lalulintas yang baik mencegah bentrokan antar pemakai jalan. Demikian juga dengan pengaturan pada semua aspek kehidupan. Semuanya dilakukan dengan tujuan agar ada keadilan sehingga tidak ada bentrokan antar warga, semua warga negara hidup dalam damai.

Orang-orang yang rajin dan baik serta yang berjasa bagi negara diberi hadiah, atau penghargaan. Sedangkan mereka yang nakal dalam bentuk yang paling ringan hingga yang paling berat tidak ada yang bisa lolos dari sanksi atau hukuman.

Pada abad pertengahan di Eropa, orang yang malas ditangkap dan dimasukkan ke dalam sumur yang dilengkapi pompa tangan dengan kaki yang terikat pada dasar sumur. Sumur itu kemudian dialiri air, dan jika si pemalas mau hidup ia harus memompa air yang mengalir masuk. Jika ia malas maka ia akan mati kelelap.

Sesungguhnya hanya ada dua sebab utama seseorang hidup miskin, yaitu; yang pertama sikap negatif dari diri atau kelompoknya, atau kedua ialah mendapat halangan dari luar sehingga tidak bisa bekerja. Kalau tidak mau bekerja itu berarti halangannya adalah diri orang itu sendiri atau malas. Bisa juga karena sikap negatif masyarakat di suatu daerah yang terlalu fanatik atau bahkan memusuhi orang yang sebenarnya bisa menciptakan lapangan kerja. Halangan dari luar bisa juga datang dari pemerintah, misalnya tidak ada KTP, didiskriminasi pemerintah, dan lain sebagainya.

Bahkan didiskriminasi pemerintah dan tidak punya KTP pun seseorang masih bisa bekerja kalau ia mau bekerja. Jika sebuah negara memiliki pemerintah yang mengatur adminstrasinya dengan adil dan benar, serta menegakkan hukum tanpa pandang bulu, maka niscaya negara tersebut pasti akan diberkati Tuhan.

Negara Yang Menyimpang Dari Keinginan Tuhan

Seandainya sebuah negara dijalankan oleh perangkat pemerintah yang menyelenggarakan administrasi secara korup dan diskriminatif, maka pasti segala bentuk ketidakadilan akan muncul dimana-mana. Karena diskriminatif maka keturunan suku tertentu dipersulit dalam administrasi negara. Mereka sulit mendapatkan akte kelahiran, sulit mendapatkan akte nikah, sulit mendapatkan KTP bahkan sulit mendapatkan akte mati. Di negara demikian sudah pasti kegiatan ibadah agama minoritas akan dipersulit. Karena kesulitan memperoleh pelayanan administrasi, kehidupan mereka tertekan, bahkan sebagian hidup sangat miskin karena tidak bisa bersekolah, dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Negara yang demikian tentu sudah dekat pada kutuk, karena berdosa besar secara kemanusiaan.

Terlebih lagi jika diikuti juga dengan penegakan hukum yang sesungguhnya adalah pelanggaran hukum. Aparat penegak hukumnya justru memeras rakyatnyadengan berbagai cara dan alasan. Bahkan mereka bukan melakukan kejahatan secara perorangan, melainkan secara institusi. Bayangkan kalau polisinya berani memeras orang di depan teman-teman dan komandannya. Jika sampai pada kondisi demikian, berarti keseluruhan polisinya sudah bejad. Kalau kejaksaan juga memeras orang yang didakwa didepan teman-teman dan hasilnya disetorkan kepada atasannya maka berarti seluruh kejaksaan sudah bejad. Apalagi kalau anggota hakimnya juga berani memasang tarif untuk menjual perkara maka berarti seluruh kehakiman di negara itu sudah bejad.

Jika ada negara sampai pada tahap demikian, maka negara itu sudah pasti terkutuk karena keberadaan sebuah negara sebagaimana diinginkan Tuhan bukan hanya tidak terpenuhi melainkan negara itu sendiri sudah merupakansebuahlingkarankejahatan. Keberadaan negara tersebut lebih buruk daripada tidak ada negara, artinya lebih baik manusia di wilayah tersebut hidup sesuai dengan hukum rimba dari pada di bawah pemerintah yang menindas. Dalam hukum rimba masing-masing masih membangun pertahanannya sendiri, ada yang membuat senjata sendiri dan ada yang berlatih bela diri (misalnya keadaan di Tiongkok pada zaman Kungfu). Pemerintah bejad lebih buruk dari hutan rimba adalah karena masyarakatnya tidak diperbolehkan membalas kejahatan, bahkan mereka juga tidak diperbolehkan untuk membela diri.

Misalnya masyarakat tidak diperbolehkan memiliki senjata bahkan memiliki parang saja tidak boleh sementara itu setiap saat mereka bisa diserang dan aparat hukum pemerintah tidak berbuat apa-apa.

Dan jika anggota keluarga mereka terbunuh, andai pembunuhnya tertangkap namun hanya dihukum lima atau enam tahun penjara. Masyarakat di negara demikian tidak ada pilihan lain selain berseru kepada Tuhan yang maha adil. Dan yang tidak percaya kepada Tuhan berusaha membalas kejahatan yang menimpanya sehingga anarkisme merajarela. Tentu Tuhan yang maha adil, yang mendengarkan seruan orang-orang yang tertindas, akan bertindak untuk mengutuk negara demikian karena keberadaan negara tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Apakah ada negara yang demikian dimuka bumi? Mungkin ada. Menurut berita di media cetak maupun elektronik di Afrika ada beberapa negara yang kondisinya sebagaimana yang digambarkan. Gambaran penulis tentang negara yang baik sebagaimana yang dikehendaki Tuhan dan yang bejad yang akan dikutuk Tuhan tidak ditujukan kepada negara manapun. Untuk itu tidak ada pihak yang patut tersinggung, melainkan semua pembaca dipersilakan menyocokkan uraian penulis dengan berita manca negara yang didengar melalui TV maupun surat kabar.

Tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan alasan Rasul Paulus menulis dalam surat Roma bahwa pemerintah adalah hamba Allah. Banyak orang Kristen tidak mengerti fungsi negara atau pemerintah di hadapan Allah. Allah yang maha tahu dan bijak mengerti bahwa kalau tidak ada pemerintah maka pasti akan ada banyak tabrakan di persimpangan jalan dan orang yang lebih kuat pasti akan menang. Pemerintah didirikan agar bisa mengatur masyarakat dengan seadil-adilnya. Dan aparat hukum diadakan agar masyarakat tidak saling menjahati dan kalau ada yang berbuat jahat akan dihukum lebih berat dari akibat perbuatannya.

Jadi, orang Kristen diperintahkan untuk menghormati pemerintah yang berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan akal sehat dan Alkitab. Pemerintah yang tidak menangkap orang yang membakar rumah kita tentu tidak patut dihormati. Sekalipun kita tidak boleh membalas kejahatan karena kita percaya pada akhirnya Allah akan membalaskan segala ketidakadilan yang belum mendapat hukuman semestinya di bumi, namun orang Kristen atau warga negara yang merasa tertindas bisa berseru, berdoa, atau membawa kasusnya ke hadapan Tuhan dan memohon keadilanNya.

Perumpamaan Tuhan Yesus tentang seorang hakim dan janda dalam Lukas 18:1 dst.

Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akanAllah dan tidak menghormati seorangpun Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."Kata Tuhan:"Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Banyak orang salah mengartikan ayat ini sehingga seolah-olah orang Kristen boleh merengek-rengek meminta sesuatu kepada Tuhan, dan Ia akan memberikan. Sama sekali tidak! Tuhan memakai perumpamaan ini untuk mengajarkan bahwa Ia jauh lebih bermoral daripada hakim yang buruk itu. Kalau hakim itu membela perkara janda ini karena bosan didatangi terus, maka Allah akan membela orang yang diperlakukan tidak adil bukan karena bosan diseru-serukan terus melainkan karena Ia adalah Allah yang maha adil dan maha baik kepada seluruh makhlukNya.

Kalau menyangkut keadilan, walaupun korban bukan muridNya (orang Kristen) tetapi cukup korban adalah seorang manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan peta Allah, maka Allah pencipta manusia akan membelanya. Apalagi jika ia berseru-seru dalam penindasannya. Tuhan akan mengutuk pemerintah yang melakukan penindasan terhadap manusia ciptaanNya, atau yang tidak menegakkan keadilan atas manusia ciptaanNya.

Pemerintah yang baik, yang menjalankan kuasanya sesuai dengan kehendak Tuhan patut dihormati bahkan didoakan. Yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah yang menegakkan hak asasi manusia karena Tuhan menciptakan manusia dan memberikan hak asasi kepadanya. Pemerintah yang sesuai dengan kehendak Tuhan juga adalah yang membuat hukum sesuai dengan akal sehat serta penuh rasa keadilan. Pemerintah yang sesuai dengan kehendak Tuhan menertibkan aparat penegak hukumnya sehingga mereka bertindak sesuai dengan aturan hukum dan tentu rasa keadilan dan kepatutan. Orang Kristen harus berdoa agar pemerintah dimana ia menjadi warga di dalamnya menuju ke keadaan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Tetapi jika pemerintah menyimpang dari segala kepatutan dan terjadi penindasan,penuh ketidakadilan, korupsi dan diskriminatif, maka orang Kristen tidak boleh segan-segan berseru kepada Tuhan dan berdoa agar Tuhan melenyapkan pemerintah demikian serta menggantikannya dengan pemerintah yang menghormati hak asasi manusia dan yang menegakkan hukum yang sesuai dengan akal sehat dan penuh keadilan. Tuhan tidak mengijinkan pribadi melakukan tindakan pembalasan dengan kekerasan, melainkan menyuruh kita berseru kepadaNya seperti janda yang diumpamakanNya. Ia datang kepada hakim yang fasik. Kita datang kepada Allah yang adil, Ia pasti akan bertindak lebih dari hakim tersebut. Dan tindakannya dahsyat, bisa berupa gempa bumi, badai, bahkan berbagai hal yang sungguh-sungguh dahsyat. Kalau manusia yangmembalas biasanya tidak seberapa, tetapi kalau Allah yang menghukum itu sungguh dahsyat.***

Sumber: PEDANG ROH Edisi 45 Tahun XI Oktober-November-Desember 2005

Menjawab Saksi Yehova

Kebebasan beragama adalah hal yang baik. Sebelum masa reformasi, Indonesia tidak memiliki kebebasan beragama yang sebebas-bebasnya. Hal itu karena hanya ada lima agama yang diakui oleh negara, padahal di dunia ini ada banyak sekali agama. Agama-agama yang tidak ternaungi oleh Depag, akhirnya nebeng di bawah nama agama lain, atau sama sekali tidak mendaftarkan diri dan “beroperasi” secara diam-diam.

Semenjak jatuhnya Soeharto, ada sedikit perbaikan dalam hal ini. Kini, Departemen Agama mengakui lebih dari lima agama, antara lain Kong Hu Cu. Gereja-gereja juga kini tidak perlu lagi berada di bawah sinode-sinode yang telah diakui pemerintah. Memang, seharusnya negara tidak perlu menentukan agama mana yang sah, atau yang tidak sah, karena masing-masing orang memiliki hak asasi untuk mempercayai apa yang diingininya. Negara sama sekali tidak berhak menilai “aliran” manakah yang benar dan yang salah, sehingga tugas negara seharusnya hanyalah menjaga agar tidak terjadi pelanggaran hukum oleh pihak manapun.

Bertambahnya kebebasan beragama di Indonesia, bukan hanya dipakai oleh orang-orang percaya demi pekabaran Injil, tetapi juga dipakai oleh Iblis untuk memajukan penyesatan. Salah satu aspek yang paling kentara adalah bangkitnya sekte Saksi Yehova (SY). Golongan yang tidak diakui selama Orde Baru ini, kini sudah resmi terdaftar di Departemen Agama dan sedang meningkatkan aktivitas mereka. Banyak orang Kristen yang salah pengertian, lalu mengecam kebebasan beragama sebagai sesuatu yang kurang baik karena memberi kesempatan bagi SY untuk berkembang. Sebenarnya tidak boleh bersikap demikian. Yang salah bukanlah kebebasan beragama, karena kebebasan itu baik. Jika tidak ada kebebasan, maka Iblis juga akan campur tangan, sehingga golongan yang benar pun tidak boleh beroperasi (misal di Arab Saudi tidak boleh ada gereja). Kebebasan itu sesuai dengan keinginan Allah, tetapi yang salah adalah kurangnya pengetahuan “orang-orang Kristen” sehingga mudah untuk disesatkan oleh berbagai bidat seperti Saksi Yehova (SY).

Cara untuk memerangi bidat bukanlah dengan melarang berdirinya bidat tersebut lewat pemerintah. Cara seperti itu akan ditunggangi Iblis sehingga suatu hari juga melarang berdirinya gereja yang benar. Cara yang alkitabiah untuk memerangi bidat adalah dengan cara menelanjangi pengajaran mereka, membuktikan kesalahan mereka dari Alkitab, dan menjauhi mereka. Untuk itulah artikel ini ditulis.

Banyak yang dapat ditulis mengenai saksi Yehova, tetapi tempat demikian terbatas. Oleh karena itu, tulisan ini akan bermaksud untuk menjawab serangan utama yang dilakukan oleh Saksi Yehova. Pengajaran inti dari Saksi Yehova adalah bahwa Yesus bukanlah Allah yang mahabenar dan mahakuasa. Kurang ajarnya, mereka mencoba untuk membuktikan hal ini dari Alkitab itu sendiri. Dengan memelintir ayat, mencuplik ayat keluar dari konteks, mengabaikan sebagian besar Alkitab, dan bahkan mengubah terjemahan, mereka telah memiliki sekumpulan ayat-ayat favorit yang mereka pakai untuk menggoncang iman kepada Yesus sebagai pribadi Allah yang kedua, Allah Anak. Orang Kristen yang peduli akan keselamatan jiwanya dan keselamatan jiwa orang-orang di sekitarnya harus waspada dan siap untuk memberikan pertanggungan jawab atas serangan-serangan ini. Dengan demikian, kiranya pembaca dapat merasakan manfaat dari tulisan ini.

Berikut ini adalah 4 ayat yang sering dipakai oleh Saksi Yehova untuk menyerang keilahian Yesus dan disertai tanggapan kaum Fundamental. Memang masih ada ayat-ayat lain yang mereka pakai, tetapi tempat hanya mengijinkan empat pembahasan. Ayat-ayat yang serupa dapat dijawab dengan metode yang sama.

I. Lukas 18:19 “Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.”

Kelompok Saksi Yehova senang sekali menggunakan ayat ini untuk mengklaim bahwa Yesus sendiri tidak menganggap diriNya Allah. Nah, di sini kita melihat inkonsistensi dari para Saksi. Bagaimana kalau kita menunjukkan kepada mereka ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa Yesus adalah Allah? Ambil contoh I Yohanes 5:20. Di dalam ayat itu jelas-jelas dikatakan bahwa Yesus adalah Allah yang benar. Seharusnya satu ayat ini saja sudah cukup untuk menyelesaikan perdebatan. Tetapi tidak demikian adanya karena kebutaan rohani. Para SY (Saksi Yehova) tetap bersikukuh bahwa setiap kali Yesus disebut Allah dalam Alkitab, yang dimaksud bukanlah Allah yang benar, tetapi “seorang allah.” Jadi menurut kaum SY, Yesus adalah allah, tetapi bukan Allah.

Tetapi, ketika menghadapi Lukas 18:19, mereka segera berseru, “Aha! Yesus mengaku bahwa ia bukan Allah yang benar.” Lihat betapa piciknya! Jika ada ayat yang menyatakan Yesus itu Allah, mereka mengatakan bahwa “Allah” yang dimaksud bukanlah Allah yang benar. Tetapi, ketika menghadapi ayat tersebut di atas, mereka mengklaim bahwa yang dimaksud disini adalah Allah yang benar. Dengan standar ganda seperti ini, manusia dapat menciptakan doktrin apa saja yang ia kehendaki, dan berpura-pura bahwa Alkitab mendukungnya.

Tetapi, benarkah bahwa dalam Lukas 18:19 Yesus mengaku bukan Allah? Sebenarnya tidak demikian. Para Saksi Yehova sengaja tidak menjelaskan maksud dari perkataan Yesus yang sesungguhnya sesuai dengan konteks. Pada waktu itu Yesus didatangi oleh seorang muda yang kaya raya. Orang kaya ini ingin mencari pembenaran dari Yesus, dan bertanya tentang jalan ke surga pada Yesus. Jelas orang kaya ini adalah seorang yang tidak percaya, karena Yesus menyayangkan pada akhir percakapan bahwa uang yang banyak yang dimiliki oleh anak muda itu telah menghalangi dia masuk kerajaan surga. Nah, jadi ada seorang yang belum percaya mendatangi Yesus, dan menyapaNya, “Guru yang baik.” Yesus, alih-alih menyatakan diri bukan Allah, justru pada kesempatan itu ingin mengetes anak muda tersebut. "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.” Maksud Yesus, jika engkau tidak percaya Aku Allah, mengapa menyebut Aku baik? Di sini, justru Yesus mengharapkan orang muda tersebut tersentak dan mengakui bahwa Yesus memang pantas disebut baik, karena Ia adalah Allah. Jadi, kita lihat, perikop ini justru mendukung keilahian Yesus. Yesus selalu sadar bahwa Ia memang Allah. Berulang kali Ia menunjukkannya, seperti pada saat ia mengatakan bahwa “Aku dan Bapa adalah satu,” saat Ia memberi pengampunan dosa, dll. Kaum SY juga suatu hari akan mengaku bahwa Yesus adalah Allah, karena suatu hari semua lidah akan mengaku dan semua lutut akan bertelut.

II. Yohanes 14:28 “sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”

Ayat ini berpotensi menimbulkan kekacauan jika tidak disertai dengan pengertian akan Allah Tritunggal. Ingat, bukan manusia yang menentukan bagaimana Allah itu seharusnya, melainkan Allah-lah yang telah menciptakan manusia sesuai keinginanNya, lalu berkomunikasi dengan manusia agar manusia mengerti tentang Allah. Sehingga, tugas manusia bukanlah untuk menciptakan Allah sesuai dengan bayangan kita masing-masing, tetapi menerima dengan segenap hati penyataan Allah akan diriNya sendiri sebagaimana dituliskan dalam Alkitab.

Allah dalam Alkitab adalah Allah yang satu sekaligus tiga. Allah yang terdiri dari tiga pribadi, Bapa, Putra dan Roh Kudus, yang adalah pribadi yang berbeda, tetapi satu adanya. Apakah ini sulit untuk dimengerti? Mungkin. Tetapi, Allah tidak perlu memenuhi tuntutan intelektual manusia, dan justru Allah tidak mungkin dimengerti sepenuhnya oleh manusia. Sama seperti manusia tidak dapat menjelaskan kelahiran perawan, kebangkitan dari dunia orang mati, lima roti memberi makan lima ribu orang, dsb, maka manusia tidak perlu menuntut bahwa pribadi Allah dapat ia mengerti seratus persen. Toh banyak hal dalam alam yang tidak dimengerti, tetapi diterima sebagai kebenaran. Contoh yang sangat mirip adalah cahaya. Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa cahaya memiliki tiga sifat, yaitu sifat partikel, sifat gelombang dan sifat quantum. Sebenarnya, ketiga sifat ini eksklusif satu dengan yang lainnya, tetapi herannya ketiganya satu di dalam cahaya. Tentu ini bukanlah analogi yang sempurna untuk Allah, tetapi dapat menunjukkan bahwa manusia memang tidak mengerti segala sesuatu, dan tidak perlu meragukan apa yang sudah jelas di dalam Alkitab.

Berkaitan dengan Allah Tritunggal, mereka adalah pribadi yang berbeda tetapi satu. Dalam rencana penyelamatan, telah ditentukan bahwa Allah Anak akan merendahkan diriNya (Fil. 2:6-7 kenosis dalam bahasa Yunani; Ibrani 2:68) dan mengambil rupa manusia. Pada saat Allah Putra berada dalam rupa manusia, Ia berada dalam posisi yang lebih rendah daripada Allah Bapa. Hal ini bukan karena Ia memang lebih rendah (Fil. 2:6-7 menjelaskan bahwa Ia pada awalnya setara dengan Bapa), tetapi karena Ia sengaja merendahkan diri. Tetapi, pada hakekatnya Ia tetaplah satu esensi dengan Bapa, oleh sebab itu Ia mengatakan di tempat lain bahwa Ia dan Bapa adalah satu (Yoh. 10:30).

Dengan menggabung-gabungkan beberapa ayat Alkitab, kita telah mendapatkan penjelasan yang sangat logis, alkitabiah, dan cocok untuk permasalahan yang ditimbulkan oleh kaum SY atas Yohanes 14:28. Yesus sedang berbicara dalam kemanusiaanNya. KemanusiaanNya penting untuk menyelamatkan manusia, tetapi keilahianNya tidak kalah penting. Dan barang siapa hendak beroleh selamat, harus percaya pada Yesus yang adalah Allah menjelma menjadi manusia, termasuk kaum SY.

III. Wahyu 3:14 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”

Dengan mengesampingkan berbagai ayat yang mendukung keilahian Yesus, SY justru sangat ahli dalam mencari dan memakai ayat-ayat yang “seolah-olah” menyatakan bahwa Yesus bukan Allah. Salah satu yang suka mereka pakai adalah ayat ini, yang mereka klaim membuktikan bahwa Yesus adalah salah satu ciptaan Allah, dan bukan Allah itu sendiri. Benarkah demikian?

Jika kita sekilas saja membaca kitab Wahyu, maka kita akan mendapatkan gambaran tentang Yesus yang jauh berbeda dari apa yang para SY ingin kita percayai. Bahkan dalam pasal 1 ayat 8, Yesus berkata bahwa Ia adalah “Alfa dan Omega ...yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, yang Mahakuasa.” Kalimat ini adalah klaim akan pre-eksistensi, bahwa Yesus tidak pernah diciptakan dan telah eksis sejak kekekalan lampau bersama Allah Bapa. Doktrin serupa kita temui di berbagai bagian lain Alkitab (misal Yoh. 1:1). Dalam Wahyu 2:8, hal yang sama kembali diserukan. Rasul Yohanes tentu tidak akan mengatakan bahwa Yesus diciptakan dalam 3:14, ketika diseluruh kitab Wahyu lainnya Yesus digambarkan sebagai ilahi.

Kunci untuk mengerti ayat ini adalah kesadaran bahwa kata “permulaan” tidak harus berarti sebagai bagian dari. Kata “permulaan” ini berasal dari bahasa Yunani arkhe. Studi kata ini menunjukkan bahwa arkhe dapat memiliki pengertian sebagai agen yang memulai, atau dalam bahasa Inggrisnya originator. Dalam pengertian yang demikian, Wahyu 3:14 konsisten dengan seluruh bagian Alkitab lainnya dalam menegaskan bahwa Yesus adalah pencipta langit dan bumi, permulaan dari ciptaan Allah, yaitu oknum yang memulai penciptaan, yang menyokongnya hari ini, dan yang akan menghancurkannya satu hari nanti.

IV. Amsal 8:22 “TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.”

Masih dalam topik cipta mencipta, orang-orang yang tidak mengakui keilahian Yesus, mulai dari Arian pada abad-abad awal, hingga SY pada hari ini, sering memakai Amsal pasal 8 untuk “membuktikan” bahwa Yesus diciptakan. Sebenarnya Amsal pasal 8 sama sekali tidak menyinggung nama Yesus, tetapi berbicara mengenai hikmat. Kaum SY mengklaim bahwa Hikmat di sini adalah Yesus. Dengan cara demikian, mereka mengatakan bahwa Yesus diciptakan.

Pengamatan yang lebih cermat terhadap perikop ini, disertai dengan pengetahuan akan bahasa Ibrani yang cukup, menyingkapkan bahwa kebenarannya tidaklah demikian.

Pertama-tama, dalam sastra, gaya bahasa personifikasi sering sekali dipakai. Angin dapat berbicara, pohon melambai-lambai, bulan tersenyum, dan lain sebagainya adalah bentuk personifikasi dari hal-hal yang sebenarnya bukanlah pribadi. Demikian juga, Amsal pasal 8 menerapkan gaya bahasa personifikasi. Hikmat tentulah bukan pribadi, tetapi dipersonifikasikan sedemikan rupa. Inti pengajaran pasal 8 adalah pentingnya hikmat.

Apakah Hikmat itu adalah Yesus? Para penulis Alkitab memberikan kepastian bahwa Yesus memang memiliki kegenapan hikmat (Ibr. 1:3; dsb). Dan, karena Yesus memiliki segala hikmat, maka banyak hal dalam Amsal pasal 8 dapat dikatakan benar bagi Yesus. Tetapi, sama sekali tidak ada keharusan untuk menggantikan setiap kata “hikmat” dalam pasal ini dengan Yesus. Hikmat pada dasarnya adalah suatu sifat, bahkan salah satu sifat dasar Allah, sebagaimana yang ingin dijelaskan dalam pasal ini juga. Sedangkan Yesus adalah pribadi, sehingga tidaklah mungkin untuk membuktikan penciptaan Yesus melalui perikop ini.

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah kata “menciptakan” di ayat 22 yang menjadi sorotan kita. Kata ini berasal dari bahasa Ibrani qanah. Kata ini memiliki dua arti, yaitu “menciptakan” dan “memiliki.” Hampir semua Alkitab terjemahan lama memakai kata “memiliki” di sini. Mengapa? Karena hikmat tidak mungkin diciptakan. Hikmat adalah sifat Allah, sama seperti kasih, suci dan adil. Apakah Allah menciptakan kasih? Tentu tidak. Siapapun yang menggunakan ayat-ayat ini untuik mengklaim bahwa “hikmat” diciptakan, berarti mengklaim pula bahwa pada mulanya Allah tidak berhikmat sehingga Ia menciptakan hikmat, agar Ia menjadi pintar. Hal ini bukan saja suatu penghujatan besar, tetapi juga adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Agak kurang hikmat?***

***dr. Steven E. Liauw, M.Div.

Alumni kedokteran UI, dan M.Div. dari STT GRAPHE (berubah nama menjadi GITS).

Beliau saat ini adalah Dekan Akademik GITS (Graphe International Theological Seminary)

Sumber: PEDANG ROH Edisi 44 Tahun XI Juli-Agustus-September 2005