YANG RABUN MATA MENUNTUN YANG BUTA MATA
Sejak diselamatkan, sebagaimana kebanyakan orang Kristen baru, demikian juga Dr. Liauw, merasa agak heran dengan adanya begitu banyak denominasi gereja yang pengajarannya berbeda-beda. Sebagai anak remaja pernah juga ia berpikir, mengapa disatukan saja agar lebih besar dan lebih ramai.
Tetapi setelah semakin dewasa, setelah lebih terangsang untuk mengejar kebenaran, beliau dapat mengerti mengapa ada banyak denominasi yang berbeda. Sebab jika penekanan dititikberatkan pada kebenaran, maka tidak dapat dihindarkan tumbuhnya berbagai denominasi. Karena kebebasan berpikir menghasilkan kebebasan menarik kesimpulan, dan pasti menghasilkan pengajaran yang beraneka ragam. Memang agak merepotkan bagi yang malas berpikir, tetapi bukankah lebih baik ada banyak pengajaran daripada hanya satu dan itu adalah pengajaran yang salah?
Sejak saat itu Dr. Liauw dalam memilih gereja selalu mengutamakan yang benar daripada aspek lainnya. Gereja yang besar, kaya, dekat rumah, banyak teman, tidak menggiurkannya. Tetapi gereja yang benar, yang alkitabiah, itulah yang paling dicarinya. Dr. Liauw pernah berada di sebuah gereja, yang gembalanya bergeser makin hari makin ke arah gerakan Kharismatik. Suatu ketika (sekitar tahun 1977) dalam acara retreat di pantai Pasir Panjang, ketika gembala dan peserta terhanyut dalam puji-pujian dan berbagai ekspresi kharismatikal, salah satu peserta, seorang misionari yang meminjam kan mobil, yang bernama Harley Back, meninggalkan ruangan dan pergi ke pantai. Dr. Liauw yang saat itu masih pemuda melihatnya dan menyusulnya ke pantai kemudian duduk di sampingnya serta menanyakan alasan ia meninggalkan ruangan. Misionari Harley Back mengatakan bahwa yang sedang dipraktekkan itu sesat.
Tentu Dr. Liauw waktu itu menanyakan argumentasi Harley Back yang menyimpulkan bahwa itu sesat. Sayang sekali waktu itu Harley Back tidak cakap menjelaskan alasannya. Demikian juga dengan kebanyakan pengkhotbah dari kalangan Protestan dan Injili yang sering mengatakan bahwa gerakan Kharismatik sesat namun tidak sanggup menjelaskan pernyataan mereka secara akademis dan masuk akal. Sekitar dua-tiga puluh tahun lalu para pemimpin gereja Protestan dan Injili mengambil sikap membiarkan anak muda mereka terhanyut dalam gerakan Kharismatik sambil hanya mempertahankan kaum dewasanya saja. Mereka membiarkan Kebaktian Pemuda dan Remaja mereka menggila dan bebas mengundang pengkhotbah dari kalangan Kharismatik.
Hasilnya, orang yang dua-tiga puluh tahun lalu berstatus pemuda dan remaja, kini telah menjadi dewasa bahkan menjadi pemimpin gereja. Hampir dapat disimpulkan bahwa terhanyutnya sebagian gereja ke dalam gerakan Kharismatik adalah karena tidak adanya pengajar yang cakap mengajar. Kondisi sebagian gereja dengan pemimpin seperti orang yang rabun mata menuntun orang yang buta mata.
GRAPHE DALAM IMPIAN
Sejak Dr. Liauw mendengar pernyataan misionari Harley Back bahwa gerakan Kharismatik itu sesat ( sekitar tahun 1977), walaupun tidak mendapatkan penjelasan yang memadai, namun itu cukup merangsang Dr. Liauw mengejar kebenaran. Betulkah bahasa lidah dan nubuatan masa kini bukan berasal dari Tuhan? Dasar Alkitabnya apa, dan jalan nalarnya bagaimana? Betulkah KKR dengan promosi mujizat bukan berasal dari Tuhan? Hanya orang yang tidak cinta kebenaran yang tidak terangsang untuk memastikannya. Akhirnya setelah menyelidiki dengan sungguh hati melalui usaha yang menghabiskan waktu bertahun-tahun, kini Dr. Liauw mengakui bahwa misionari Harley Back benar. Apa yang tidak sanggup dijelaskan oleh Harley Back, kini dijelaskan oleh Dr. Liauw dengan sangat sistematis dan alkitabiah dalam seminar-seminar beliau.
Setelah memasuki sekolah theologi dan menggembalakan jemaat yang sistemnya seperti perusahaan, akhirnya Dr. Suhento Liauw menyadari bahwa selain ada gereja yang terhanyut gerakan kharismatik, juga ada gereja yang dijalankan dengan system keduniawian. Bahkan ada banyak gereja yang dijalankan dengan sistem ibadah simbolik Perjanjian Lama.
Dr. Liauw bermimpi untuk kehadiran gereja ideal yang diinginkan Tuhan. Betapa Tuhan mengharapkan adanya gereja yang pengajarannya tepat seperti Alkitab dan yang tentu juga dijalankan dengan sistem yang sesuai dengan Alkitab.
Gereja ideal yang bagaimana? Gereja yang terdiri dari keluarga yang patuh pada Alkitab, dengan suami yang mengasihi istri dan istri yang tunduk kepada suami, yang dikaruniai anak-anak yang taat orang tua dan orang tua yang tidak menyakiti hati anaktidak anak. Gereja yang mendisiplin setiap anggotanya sesuai Injil Matius 18:15-17. Gereja yang tidak membiarkan perempuan mengajar serta memimpin laki-laki (I Tim.2:11-13). Gereja yang menggaji gembalanya dengan sebelas persepuluhan, bukan dengan keputusan majelis atau mengambil seluruh persepuluhan. Gereja yang menekankan kebenaran, dan hanya kebenaran tanpa mengedepankan hal jasmani, materi dan duniawi.
Ketika gereja ideal yang pengajaran dan sistem pengelolaannya sesuai Alkitab diperbincangan Dr.Liauw dengan teman-teman, kebanyakan reaksi yang didapat adalah, itu terlalu muluk, itu terlalu sulit dilaksanakan bahkan ada yang berkomentar it is too good to be true.
GRAPHE DIPERSIAPKAN
Pada tahun 1993 Dr. Liauw sekeluarga berangkat ke USA untuk studi dengan kemungkinan tidak kembali ke Indonesia. Tetapi setelah belajar dan mengerti tentang doktrin-doktrin yang alkitabiah, bagai baterai soak yang di charge kembali, semangatnya untuk kembali ke Indonesia membangun gereja yang alkitabiah bangkit bergelora dan menggebu-gebu.
Beliau berkesempatan untuk mendalami bahasa Ibrani dan Yunani. Dari mempelajari Doktrin Alkitab (bibliology), dimengerti dengan baik bahwa proses pewahyuan berhenti hingga kitab Wahyu dan sesudahnya Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi. Karena Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi maka tidak juga memberikan karunia roh yang fungsinya berkaitan dengan proses pewahyuan seperti bernubuat, berbahasa lidah dan melakukan mujizat. Akhirnya beliau menjadi faham dan mengingat kembali peristiwa puluhan tahun lalu tentang misionari Harley Back yang menyatakan bahwa gerakan kharismatik itu sesat. Dan Harley Back benar! Hanya pada waktu itu ia tidak dapat menjelaskannya.
Setelah mempelajari Doktrin Keselamatan (Soteriology) dengan seksama, Dr. Liauw juga faham bahwa banyak gereja telah terjebak ke dalam jurang Calvinisme yang mempercayai bahwa segala sesuatu telah Tuhan tetapkan (predestinated) dalam kekekalan. Kesalahan tersebut telah menyebabkan kekristenan di Indonesia tumpul.
Pemahaman beliau tentang Doktrin Gereja (Ecclesiology) mencelikkan mata beliau tentang gereja yang benar yang pernah diimpikannya. Karena kesalahan pada Doktrin Gereja maka gereja-gereja Indonesia telah terperangkap dalam sistem perusahaan, ada juga yang terperangkap dalam sistem ketatanegaraan.
Betapa sedihnya hati Tuhan terhadap gereja-gereja di Indonesia karena tidak ada yang sesuai dengan ketetapan firmanNya. Padahal tujuan Tuhan mendirikan jemaatNya ialah agar berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Harapan Tuhan yang utama ialah agar melalui jemaat, Injil yang benar dikumandangkan. Bahkan jemaat yang juga disebut tubuhNya bisa berfungsi sebagai standar kebenaran bagi semua manusia. Tentu Tuhan menghendaki jemaat yang adalah tubuhNya diurus persis sesuai dengan ketetapan firmanNya.
GRAPHE DIDIRIKAN
Terdorong keinginan untuk mendirikan gereja yang benar-benar alkitabiah, Dr. Suhento Liauw bertekad akan pulang ke Indonesia segera setelah menyelesaikan gelar doktornya. Puji Tuhan akhirnya pada bulan Mei 1995, beliau sukses mempertahankan thesisnya dan diwisuda Doctor of Religious Education. Tanggal 18 Juni 1995, setelah khotbah di Singapore, Minggu malam, beliau tiba di Jakarta. Minggu depannya, tanggal 25 Juni 1995 di ruangan sebuah kantor yang berukuran hanya empat kali lima meter, dilangsungkan kebaktian pertama yang dihadiri beberapa orang, Graphe, jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran, didirikan Tuhan.
Pada minggu pertama, saat Graphe masih bayi, Iblis langsung menyerang. Pemilik gedung dihasut agar tidak meminjamkan tempatnya sehingga embrio Graphe belum tahu tempat kebaktian untuk minggu keduanya. Tetapi Graphe adalah bayi sehat yang dipelihara Tuhan. Selama dua tahun pertama Graphe harus berpindah enam kali. Iblis berusaha mematikan Graphe selagi ia masih bayi. Namun Tuhan memelihara bahkan memberkati Graphe sehingga seluruh jemaat Graphe pun bersyukur kepada Tuhan.
GRAPHE 13 TAHUN BERSINAR
Karena sejak awal Graphe telah bertekad menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, baik bagi orang Kristen maupun bagi semua manusia di muka bumi, maka tidak heran kalau Graphe menyatakan diri benar sesuai Alkitab dan mempersilakan semua gereja menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran Graphe. Di lapangan Merah kota Moscow ada jam dinding yang sangat besar. Menurut tour guide, semua orang di Rusia menyocokkan waktu mereka pada jam tersebut. Maksud Tuhan menyebut jemaat lokal tiang penopang dan dasar kebenaran ialah agar ia berdiri untuk menegakkan kebenaran, dan seperti jam di lapangan Merah, harapan Graphe agar semua pencari kebenaran bisa menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran Graphe.
Apakah Graphe sombong? Oh tidak! Sebenarnya Tuhan berharap agar semua gereja memiliki tujuan, motivasi, pendirian seperti Graphe. Bagaimana perasaan Tuhan terhadap gereja yang tidak bangga pada pengajarannya? Gereja yang ragu-ragu pada pengajarannya? Gereja yang tidak menempatkan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran? Gereja yang tidak berani yakin pengajaran adalah pengajaran yang benar? Gereja yang tidak memakai pengajarannya menyinari dunia yang gelap?
Kalau gereja lain tidak berani mengumandangkan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran sehingga Tuhan kecewa, maka Graphe tampil menghiburkan hati Tuhan. Beranikah gereja anda mengumandangkan pengajarannya, dan menyatakan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, serta berseru agar semua gereja menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran gereja anda?
Graphe sangat yakin diri. Sejak berdiri hingga ulang tahunnya yang ke-13, Graphe telah menyelenggarakan seminar doktrinal lebih dari 75 kali. Graphe dengan rendah hati meminta agar semua pihak yang mendapatkan kesalahan doctrinal Graphe untuk memberitahu Graphe. Kalau tidak mendapatkan kesalahan doktrinal Graphe, maka mari cocokkanlah pengajaran sesuai pengajaran Graphe. Tiga belas tahun Graphe berdiri tegak sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Kemuliaan hanya bagi Tuhan, Sang Kepala Graphe. Amin!
Sumber: Jurnal Teologi GITS, PEDANG ROH 56, 2008
Sejak diselamatkan, sebagaimana kebanyakan orang Kristen baru, demikian juga Dr. Liauw, merasa agak heran dengan adanya begitu banyak denominasi gereja yang pengajarannya berbeda-beda. Sebagai anak remaja pernah juga ia berpikir, mengapa disatukan saja agar lebih besar dan lebih ramai.
Tetapi setelah semakin dewasa, setelah lebih terangsang untuk mengejar kebenaran, beliau dapat mengerti mengapa ada banyak denominasi yang berbeda. Sebab jika penekanan dititikberatkan pada kebenaran, maka tidak dapat dihindarkan tumbuhnya berbagai denominasi. Karena kebebasan berpikir menghasilkan kebebasan menarik kesimpulan, dan pasti menghasilkan pengajaran yang beraneka ragam. Memang agak merepotkan bagi yang malas berpikir, tetapi bukankah lebih baik ada banyak pengajaran daripada hanya satu dan itu adalah pengajaran yang salah?
Sejak saat itu Dr. Liauw dalam memilih gereja selalu mengutamakan yang benar daripada aspek lainnya. Gereja yang besar, kaya, dekat rumah, banyak teman, tidak menggiurkannya. Tetapi gereja yang benar, yang alkitabiah, itulah yang paling dicarinya. Dr. Liauw pernah berada di sebuah gereja, yang gembalanya bergeser makin hari makin ke arah gerakan Kharismatik. Suatu ketika (sekitar tahun 1977) dalam acara retreat di pantai Pasir Panjang, ketika gembala dan peserta terhanyut dalam puji-pujian dan berbagai ekspresi kharismatikal, salah satu peserta, seorang misionari yang meminjam kan mobil, yang bernama Harley Back, meninggalkan ruangan dan pergi ke pantai. Dr. Liauw yang saat itu masih pemuda melihatnya dan menyusulnya ke pantai kemudian duduk di sampingnya serta menanyakan alasan ia meninggalkan ruangan. Misionari Harley Back mengatakan bahwa yang sedang dipraktekkan itu sesat.
Tentu Dr. Liauw waktu itu menanyakan argumentasi Harley Back yang menyimpulkan bahwa itu sesat. Sayang sekali waktu itu Harley Back tidak cakap menjelaskan alasannya. Demikian juga dengan kebanyakan pengkhotbah dari kalangan Protestan dan Injili yang sering mengatakan bahwa gerakan Kharismatik sesat namun tidak sanggup menjelaskan pernyataan mereka secara akademis dan masuk akal. Sekitar dua-tiga puluh tahun lalu para pemimpin gereja Protestan dan Injili mengambil sikap membiarkan anak muda mereka terhanyut dalam gerakan Kharismatik sambil hanya mempertahankan kaum dewasanya saja. Mereka membiarkan Kebaktian Pemuda dan Remaja mereka menggila dan bebas mengundang pengkhotbah dari kalangan Kharismatik.
Hasilnya, orang yang dua-tiga puluh tahun lalu berstatus pemuda dan remaja, kini telah menjadi dewasa bahkan menjadi pemimpin gereja. Hampir dapat disimpulkan bahwa terhanyutnya sebagian gereja ke dalam gerakan Kharismatik adalah karena tidak adanya pengajar yang cakap mengajar. Kondisi sebagian gereja dengan pemimpin seperti orang yang rabun mata menuntun orang yang buta mata.
GRAPHE DALAM IMPIAN
Sejak Dr. Liauw mendengar pernyataan misionari Harley Back bahwa gerakan Kharismatik itu sesat ( sekitar tahun 1977), walaupun tidak mendapatkan penjelasan yang memadai, namun itu cukup merangsang Dr. Liauw mengejar kebenaran. Betulkah bahasa lidah dan nubuatan masa kini bukan berasal dari Tuhan? Dasar Alkitabnya apa, dan jalan nalarnya bagaimana? Betulkah KKR dengan promosi mujizat bukan berasal dari Tuhan? Hanya orang yang tidak cinta kebenaran yang tidak terangsang untuk memastikannya. Akhirnya setelah menyelidiki dengan sungguh hati melalui usaha yang menghabiskan waktu bertahun-tahun, kini Dr. Liauw mengakui bahwa misionari Harley Back benar. Apa yang tidak sanggup dijelaskan oleh Harley Back, kini dijelaskan oleh Dr. Liauw dengan sangat sistematis dan alkitabiah dalam seminar-seminar beliau.
Setelah memasuki sekolah theologi dan menggembalakan jemaat yang sistemnya seperti perusahaan, akhirnya Dr. Suhento Liauw menyadari bahwa selain ada gereja yang terhanyut gerakan kharismatik, juga ada gereja yang dijalankan dengan system keduniawian. Bahkan ada banyak gereja yang dijalankan dengan sistem ibadah simbolik Perjanjian Lama.
Dr. Liauw bermimpi untuk kehadiran gereja ideal yang diinginkan Tuhan. Betapa Tuhan mengharapkan adanya gereja yang pengajarannya tepat seperti Alkitab dan yang tentu juga dijalankan dengan sistem yang sesuai dengan Alkitab.
Gereja ideal yang bagaimana? Gereja yang terdiri dari keluarga yang patuh pada Alkitab, dengan suami yang mengasihi istri dan istri yang tunduk kepada suami, yang dikaruniai anak-anak yang taat orang tua dan orang tua yang tidak menyakiti hati anaktidak anak. Gereja yang mendisiplin setiap anggotanya sesuai Injil Matius 18:15-17. Gereja yang tidak membiarkan perempuan mengajar serta memimpin laki-laki (I Tim.2:11-13). Gereja yang menggaji gembalanya dengan sebelas persepuluhan, bukan dengan keputusan majelis atau mengambil seluruh persepuluhan. Gereja yang menekankan kebenaran, dan hanya kebenaran tanpa mengedepankan hal jasmani, materi dan duniawi.
Ketika gereja ideal yang pengajaran dan sistem pengelolaannya sesuai Alkitab diperbincangan Dr.Liauw dengan teman-teman, kebanyakan reaksi yang didapat adalah, itu terlalu muluk, itu terlalu sulit dilaksanakan bahkan ada yang berkomentar it is too good to be true.
GRAPHE DIPERSIAPKAN
Pada tahun 1993 Dr. Liauw sekeluarga berangkat ke USA untuk studi dengan kemungkinan tidak kembali ke Indonesia. Tetapi setelah belajar dan mengerti tentang doktrin-doktrin yang alkitabiah, bagai baterai soak yang di charge kembali, semangatnya untuk kembali ke Indonesia membangun gereja yang alkitabiah bangkit bergelora dan menggebu-gebu.
Beliau berkesempatan untuk mendalami bahasa Ibrani dan Yunani. Dari mempelajari Doktrin Alkitab (bibliology), dimengerti dengan baik bahwa proses pewahyuan berhenti hingga kitab Wahyu dan sesudahnya Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi. Karena Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi maka tidak juga memberikan karunia roh yang fungsinya berkaitan dengan proses pewahyuan seperti bernubuat, berbahasa lidah dan melakukan mujizat. Akhirnya beliau menjadi faham dan mengingat kembali peristiwa puluhan tahun lalu tentang misionari Harley Back yang menyatakan bahwa gerakan kharismatik itu sesat. Dan Harley Back benar! Hanya pada waktu itu ia tidak dapat menjelaskannya.
Setelah mempelajari Doktrin Keselamatan (Soteriology) dengan seksama, Dr. Liauw juga faham bahwa banyak gereja telah terjebak ke dalam jurang Calvinisme yang mempercayai bahwa segala sesuatu telah Tuhan tetapkan (predestinated) dalam kekekalan. Kesalahan tersebut telah menyebabkan kekristenan di Indonesia tumpul.
Pemahaman beliau tentang Doktrin Gereja (Ecclesiology) mencelikkan mata beliau tentang gereja yang benar yang pernah diimpikannya. Karena kesalahan pada Doktrin Gereja maka gereja-gereja Indonesia telah terperangkap dalam sistem perusahaan, ada juga yang terperangkap dalam sistem ketatanegaraan.
Betapa sedihnya hati Tuhan terhadap gereja-gereja di Indonesia karena tidak ada yang sesuai dengan ketetapan firmanNya. Padahal tujuan Tuhan mendirikan jemaatNya ialah agar berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Harapan Tuhan yang utama ialah agar melalui jemaat, Injil yang benar dikumandangkan. Bahkan jemaat yang juga disebut tubuhNya bisa berfungsi sebagai standar kebenaran bagi semua manusia. Tentu Tuhan menghendaki jemaat yang adalah tubuhNya diurus persis sesuai dengan ketetapan firmanNya.
GRAPHE DIDIRIKAN
Terdorong keinginan untuk mendirikan gereja yang benar-benar alkitabiah, Dr. Suhento Liauw bertekad akan pulang ke Indonesia segera setelah menyelesaikan gelar doktornya. Puji Tuhan akhirnya pada bulan Mei 1995, beliau sukses mempertahankan thesisnya dan diwisuda Doctor of Religious Education. Tanggal 18 Juni 1995, setelah khotbah di Singapore, Minggu malam, beliau tiba di Jakarta. Minggu depannya, tanggal 25 Juni 1995 di ruangan sebuah kantor yang berukuran hanya empat kali lima meter, dilangsungkan kebaktian pertama yang dihadiri beberapa orang, Graphe, jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran, didirikan Tuhan.
Pada minggu pertama, saat Graphe masih bayi, Iblis langsung menyerang. Pemilik gedung dihasut agar tidak meminjamkan tempatnya sehingga embrio Graphe belum tahu tempat kebaktian untuk minggu keduanya. Tetapi Graphe adalah bayi sehat yang dipelihara Tuhan. Selama dua tahun pertama Graphe harus berpindah enam kali. Iblis berusaha mematikan Graphe selagi ia masih bayi. Namun Tuhan memelihara bahkan memberkati Graphe sehingga seluruh jemaat Graphe pun bersyukur kepada Tuhan.
GRAPHE 13 TAHUN BERSINAR
Karena sejak awal Graphe telah bertekad menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, baik bagi orang Kristen maupun bagi semua manusia di muka bumi, maka tidak heran kalau Graphe menyatakan diri benar sesuai Alkitab dan mempersilakan semua gereja menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran Graphe. Di lapangan Merah kota Moscow ada jam dinding yang sangat besar. Menurut tour guide, semua orang di Rusia menyocokkan waktu mereka pada jam tersebut. Maksud Tuhan menyebut jemaat lokal tiang penopang dan dasar kebenaran ialah agar ia berdiri untuk menegakkan kebenaran, dan seperti jam di lapangan Merah, harapan Graphe agar semua pencari kebenaran bisa menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran Graphe.
Apakah Graphe sombong? Oh tidak! Sebenarnya Tuhan berharap agar semua gereja memiliki tujuan, motivasi, pendirian seperti Graphe. Bagaimana perasaan Tuhan terhadap gereja yang tidak bangga pada pengajarannya? Gereja yang ragu-ragu pada pengajarannya? Gereja yang tidak menempatkan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran? Gereja yang tidak berani yakin pengajaran adalah pengajaran yang benar? Gereja yang tidak memakai pengajarannya menyinari dunia yang gelap?
Kalau gereja lain tidak berani mengumandangkan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran sehingga Tuhan kecewa, maka Graphe tampil menghiburkan hati Tuhan. Beranikah gereja anda mengumandangkan pengajarannya, dan menyatakan diri sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, serta berseru agar semua gereja menyocokkan pengajaran mereka pada pengajaran gereja anda?
Graphe sangat yakin diri. Sejak berdiri hingga ulang tahunnya yang ke-13, Graphe telah menyelenggarakan seminar doktrinal lebih dari 75 kali. Graphe dengan rendah hati meminta agar semua pihak yang mendapatkan kesalahan doctrinal Graphe untuk memberitahu Graphe. Kalau tidak mendapatkan kesalahan doktrinal Graphe, maka mari cocokkanlah pengajaran sesuai pengajaran Graphe. Tiga belas tahun Graphe berdiri tegak sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Kemuliaan hanya bagi Tuhan, Sang Kepala Graphe. Amin!
Sumber: Jurnal Teologi GITS, PEDANG ROH 56, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar