Jumat, 06 Juni 2014

Cina Akan Menjadi Negara “Paling Kristen”

Berikut ini disadur dari “China on Course,” The Telegraph, London, 19 April 2014: “Tempat itu dikatakan sebagai gereja terbesar di Cina dan pada Minggu Paskah, ribuan penyembah akan datang ke bait-mega Asia ini untuk menyatakan kesetiaan mereka – bukan kepada Partai Komunis, tetapi kepada Salib. Gereja Liushi, berkapasitas 5000, dua kali lipat dari Gereja Westminster dengan sebuah salib berukuran 70 meter yang dapat terlihat dari jauh, dibuka tahun lalu dan seorang theolog menyebutnya “suatu mujizat bahwa kota sekecil ini dapat membangun sebuah gereja yang sedemikian besar.” Bangunan seharga 8 juta pound itu juga salah satu simbol yang paling terlihat dari pergantian Komunis Cina, berevolusi menjadi jemaat-jemaat Kristen terbesar di dunia. …Secara resmi, Republik Rakyat Cina adalah negara atheis, tetapi ini berubah cepat, karena banyak dari 1,3 milyar penduduknya mencari arti dan penghiburan rohani yang tidak dapat diberikan oleh komunisme ataupun kapitalisme. Jemaat-jemaat Kristen, khususnya, telah melonjak cepat sejak dibuka kembali setelah kematian Pemimpin Mao pada tahun 1976 menandakan berakhirnya Revolusi Budaya. Kurang dari 40 tahun kemudian, ada yang percaya bahwa Cina kini siap untuk menjadi bukan saja ekonomi dunia nomor satu, tetapi juga negara dengan paling banyak orang Kristen. …Komunitas Protestan Cina, yang hanya memiliki satu juta orang pada tahun 1949, telah melampaui negara-negara yang sering dianggap Protestan. Pada tahun 2010 ada 58 juta Protestan di Cina, dibandingkan dengan 40 juta di Brazil dan 36 juta di Afrika Selatan, menurut Pew Research Centre’s Forum dalam bidang Agama dan Kehidupan Publik.” Kami menambahkan bahwa Cina masih terus menganiaya gereja-gereja yang tidak mau tunduk kepada tuntutan untuk mendaftarkan diri dan dikontrol oleh organisasi gereja negara.
(Berita Mingguan GITS 3Mei2014, sumber: www.wayoflife.org diterjemahkan oleh Dr. Steven E. Liauw)

Tidak ada komentar: