Kamis, 08 Januari 2009

Gereja Advent dan Sabat

Bahan dasar berasal dari Avoiding the Snare of Seventh Day Adventism, DR. David Cloud (www.wayoflife.org)

Salah satu hal yang membedakan gerakan Advent dari kekristenan lainnya adalah pengajaran mereka bahwa orang Kristen harus memelihara hari Sabtu sebagai hari Sabat, sama seperti di zaman Perjanjian Lama. Hal ini perlu dinilai secara Alkitabiah, oleh karena itu, marilah kita menyelidiki apa yang diajarkan oleh gereja Advent tentang hari Sabat, lalu kita bandingkan dengan ayat-ayat Firman Tuhan. Berikut ini adalah poin demi poin pengajaran mereka yang diambil dari publikasi mereka sendiri.

ADVENT MENGAJARKAN:
Bahwa hari Sabat mengikat bagi semua manusia sejak penciptaan hingga selama-lamanya. Advent mengatakan bahwa hari Sabat adalah bagi manusia secara umum dan diberikan pertama kali kepada Adam di taman Eden. Oleh karena itu, memelihara hari Sabat adalah tanda kesetiaan kepada Allah, sang Pencipta. “Allah menginstitusikan Sabat di Eden; dan selama Dia adalah Pencipta dan itu alasan kita menyembah Dia, maka demikian juga Sabat akan terus berlanjut sebagai tanda dan pengingat.... Memelihara Sabat adalah tanda kesetiaan kepada Allah” (Ellen White, The Great Controversy, hal. 386). “Sabat dipelihara oleh Adam dalam kondisinya yang tidak berdosa di Eden yang kudus; [juga dipelihara] oleh Adam yang sudah jatuh tetapi telah bertobat ketika ia diusir dari tempatnya yang senang. Ia [Sabat] dipelihara oleh semua bapa leluhur, mulai dari Habel sampai kepada Nuh yang benar, ke Abraham, ke Yakub.” (Ibid., hal. 398).

ALKITAB MENGAJARKAN:
1. Walaupun Sabat disinggung dalam Kejadian 2:2-3, peraturan Sabat tidak diberikan kepada manusia hingga diperintahkan kepada Israel di padang gurun (Neh. 9:13-14).
2. Sabat diberikan bukan kepada manusia secara umum, tetapi kepada Israel saja sebagai tanda perjanjian yang khusus antara dia dengan Allah (Kel. 31:12-17).
3. Ellen White menambahi informasi Alkitab ketika dia mengajarkan bahwa Adam dan para bapa leluhur memelihara Sabat. Alkitab sama sekali tidak menyinggung masalah ini. Bahkan, hal ini tidak mungkin benar. Jika Sabat telah dipelihara oleh manusia secara umum sejak penciptaan, maka tidak mungkin hari Sabat diberikan kepada Israel sebagai suatu tanda khusus.

ADVENT MENGAJARKAN:
Hari Sabat tetap mengikat bagi orang percaya Perjanjian Baru. “...dari sini terlihat jelas bahwa semua dari Sepuluh Hukum masih mengikat dalam dispensasi Kristen, dan bahwa Kristus tidak berpikiran mengubahnya. Salah satu perintah ini adalah pemeliharaan hari ketujuh sebagai Sabat...” (Bible Footlights, hal. 37).

ALKITAB MENGAJARKAN:
1. Perjanjian Baru adalah satu-satunya pembimbing tanpa salah mengenai bagian mana dari Hukum Musa yang masih mengikat bagi orang percaya zaman gereja. Perjanjian Baru dengan jelas mengajarkan bahwa orang percaya hari ini tidak terikat kepada hukum Sabat! “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus” (Kol. 2:16-17).

2. Menurut surat-surat Perjanjian Baru, masalah Sabat sama sekali tidak relevan bagi gereja. Dalam semua instruksi yang Allah berikan kepada jemaat-jemaat dalam surat-surat, hanya ada satu bagian yang menyinggung tentang Sabat – yaitu Kolose 2:16 – dan satu-satunya bagian tersebut hanyalah untuk menunjukkan pada kita bahwa Sabat tidak mengikat orang percaya Perjanjian Baru. Aneh sekali bahwa Surat-Surat PB hanya menyinggung “Sabat” satu kali, dan itupun menunjukkan bahwa Sabat tidak berlaku lagi, tetapi Advent begitu menekankan pemeliharaan hari Sabat. Jelas bahwa pemahaman Advent berbeda dengan para Rasul.

3. Sabat adalah tipologi atau simbolik akan hari keselamatan. “Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya” (Ibr. 4:9-10). Dalam Ibrani 4 ini, Sabat dipresentasikan sebagai simbolik hari keselamatan. Sebagaimana Allah beristirahat pada hari ketujuh dari pekerjaan PenciptaanNya, orang percaya hari ini akan beristirahat dalam pekerjaaan Keselamatan Yesus Kristus yang sempurna. Agar masuk ke peristirahatan Allah, seseorang harus dengan tenang menerima pekerjaan Allah dan berhenti dari usahanya sendiri. Keselamatan adalah anugerah Allah.

ADVENT MENGAJARKAN:
Hukum Sabat telah diubah, dan tuntutan yang sangat menekan dalam sistem Musa tidak berlaku lagi. Namun orang Advent tidak memelihara Sabat sama seperti tertera dalam Perjanjian Lama, tetapi mereka mengklaim bahwa itu tidak perlu karena persyaratan tentang Sabat “telah diubah.” Yang dijadikan bukti akan hal ini adalah salah satu penglihatan Ellen White. “Dalam tempat yang mahakudus, dia [Ellen White] melihat tabut yang berisikan Hukum itu, dan sangat terkejut ketika memperhatikan bahwa ‘yang keempat, perintah tentang Sabat, bersinar melebihi semuanya; karena Sabat harus dikuduskan untuk penghormatan bagi nama Allah yang kudus...’ Juga ditunjukkan kepadanya perubahan Sabat, pentingnya pemeliharaan Sabat...” (Messenger to the Remnant, hal. 34).

ALKITAB MENGAJARKAN:
1. Hukum Sabat sangatlah ketat dan keras. (1) Tidak boleh ada pekerjaan, Kel. 20:10, 31:14-15; (2) tidak boleh mengangkut barang, Yer. 17:21; (3) tidak boleh menyalakan api, Kel. 35:3. Peraturan ini hanya dapat diikuti di daerah yang beriklim lumayan hangat. Hukum tentang Sabat sedemikian kerasnya sehingga Allah memerintahkan agar seseorang yang mengumpulkan kayu untuk api dilontari batu karena ia melanggar hukum Sabat (Bil. 15:32-36). Yakobus 2:10 memberitahu kita bahwa Hukum tidak bisa dipisahpisahkan. Jika orang Advent hendak memelihara Sabatnya Hukum Musa, maka mereka harus memeliharanya persis seperti yang Allah perintahkan dalam Hukum Taurat. Pada kenyataannya, Gereja Advent tidak memelihara Sabat seperti yang tertera di Perjanjian Lama. Advent kehilangan suatu kebenaran rohani, di mana perintah-perintah yang berat dalam PL justru seharusnya membuat kita sadar akan kelemahan kita, dan memacu kita kepada seorang Juruselamat, Yesus Kristus.

2. Sama sekali tidak ada otoritas Alkitab bagi Advent untuk mengubah peraturan Sabat. Tuhan Yesus tidak mengubah Hukum. Ia mencerca berbagai tradisi Farisi yang telah ditambahkan kepada Hukum Taurat. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Mat. 5:17-18).

3. Ini adalah suatu contoh Advent bersandar pada salah satu “penglihatan” Ellen White, yang adalah praktek menambahkan “otoritas luar Alkitab,” padahal proses pewahyuan sudah Tuhan tutup sejak Alkitab selesai ditulis.

ADVENT MENGAJARKAN:
Karena Yesus dan para Rasul memelihara Sabat, orang Kristen juga harus melakukan demikian. “Teladan Yesus adalah jelas dan konsisten. KebiasaanNya adalah kebiasaan memelihara Sabat... Tetapi, walaupun demikian, kita menemukan situasi yang aneh hari ini karena walaupun ada Kristus sebagai teladan kita, dan Alkitab sebagai pembimbing kita, tetapi kita menemukan dua hari Sabat dipelihara oleh orang Kristen...” (George Vandeman, Planet in Rebellion, hal. 277).

ALKITAB MENGAJARKAN:
Yesus memelihara Sabat karena Dia lahir di bawah Hukum untuk memenuhi tuntutan Hukum. “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan hari takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak” (Gal. 4:4-5). Tuhan Yesus dengan rela menjadikan diriNya sendiri hamba, lahir di bawah Hukum Musa, agar Ia dapat menyelamatkan orang berdosa dari kutuk dan belenggu Hukum menuju kebebasan kekal seorang anak. Yesus hidup di bawah Hukum Taurat agar orang percaya tidak perlu hidup di bawah Hukum Taurat. Hukum Taurat berhenti sampai saat Yohanes tampil (Mat.11:13).
Tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Paulus dan gereja-gereja abad pertama memelihara Sabat. Advent mengajarkan hal ini, tetapi ini hanyalah tebakan mereka. Benar bahwa Paulus sering hadir di Sinagog pada hari Sabat untuk memberitakan Injil kepada orang Yahudi yang berkumpul di sana. Tetapi ini tidak berarti Paulus memelihara Sabat. Paulus sendiri telah memberikan pendapatnya tentang Sabat dalam Kolose 2:16, bahwa Sabat tidak mengikat bagi orang percaya PB. Paulus mengunjungi sinagog pada hari Sabat karena dia ingin menginjili orang Yahudi yang berkumpul di sana. Sama seperti jika ada seorang yang masuk ke Mesjid hari Jumat untuk menginjil, tidak berarti dia menguduskan hari Jumat.

ADVENT MENGAJARKAN:
Gereja Roma mengubah hari kebaktian, dari Sabat menjadi Minggu pada abad keempat. Advent bersikukuh bahwa hukum Sabat tetap dipelihara oleh orang-orang Kristen hingga Konstantine, Kaisar Roma, mengharuskan semua orang untuk merayakan hari Minggu. Para pemimpin Advent melihat Konstantin sebagai tipologi anti-Kristus yang akan datang, yang menurut mereka telah membuat penyembahan hari Minggu suatu keharusan bagi semua orang. “Konstantin adalah Kaisar Roma. Dia adalah penyembah matahari, tetapi juga seorang politikus ulung. Dia ingin menyenangkan semua orang. Ketika masih penyembah berhala, ia memerintahkan bahwa semua institusi negara harus tutup pada hari pertama – “hari matahari.” Gereja, yang telah berdiri di Roma, dengan cepat melihat keuntungannya jika berkompromi dengan penyembahan berhala...jadi dalam beberapa tahun saja, hari Minggu telah mendapatkan dukungan, gereja Roma dalam Konsili Laodikia menyingkirkan perintah Allah yang jelas dan mendekritkan perubahan dari hari ketujuh ke hari pertama suatu minggu” (Planet in Rebellion, hal. 290).

ALKITAB MENGAJARKAN:
Ada banyak bukti dalam Alkitab maupun sumber lain bahwa orang Kristen awal, sejak zaman Rasul-rasul, bertemu dan berbakti pada pertama minggu, bukan pada hari Sabat.

Bukti Alkitab tentang hari pertama:
1. Yesus Kristus bangkit pada hari pertama (Mar. 16:9)
2. Yesus menampakkan diri kepada murid-murid pada hari pertama (Mar. 16:9; Mat. 28:8-10, Luk. 24:34; Mar. 16:12-13; Yoh. 20:19-23).
3. Pentakosta terjadi pada hari Minggu, hari pertama (Pentakosta adalah hari ke-50 sejak Sabat persembahan unjukan, lihat Im. 23:15-16, jadi Pentakosta selalu hari minggu).
4. Orang-orang Kristen berkumpul dan bertemu untuk berbakti pada hari pertama (Kis. 20:6-7; 1 Kor. 16:2). Hari Minggu disebut oleh orang Kristen sebagai “hari Tuhan” (Wah. 1:10).

Sejak itu, sebagian besar orang Kristen selalu berbakti pada hari Tuhan (Minggu), hari pertama. Mereka melakukan ini untuk menghormati kebangkitan Juruselamat mereka. Kristus berada dalam kubur pada hari Sabat, dan bangkit pada hari pertama. Sabat menggambarkan hari terakhir ciptaan yang lama. Minggu adalah hari pertama ciptaan baru.

Bukti Sejarah bahwa Orang Kristen Mula-Mula Berbakti Pada Hari Minggu:

Epistle of Barnabas (sekitar 100 AD): “Jadi kita juga memelihara hari kedelapan dengan sukacita, hari yang sama dengan kebangkitan Yesus dari orang mati.

Epistle of Ignatius (sekitar 107 AD): “Jangan tertipu dengan doktrin-doktrin aneh, ataupun dengan dongeng tua, yang tidak bermanfaat. Sebab jika kita masih hidup menurut hukum Yahudi, kita mengakui bahwa kita belum menerima kasih karunia.... Oleh karena itu, jika mereka yang dibesarkan di bawah peraturan lama itu, lalu mendapatkan pengharapan baru, tidak lagi memelihara Sabat, tetapi memelihara hari Tuhan, pada hari mana kehidupan kita bangkit oleh Dia dan kematianNya.”

Justin Martyr (sekitar 140 AD): “Dan pada hari yang disebut Minggu, semua yang tinggal di kota-kota atau di pedesaan berkumpul pada satu tempat, dan tulisan-tulisan para Rasul atau para Nabi dibacakan terlebih dahulu...Tetapi hari Minggu adalah hari di mana kita mengadakan pertemuan umum, karena itu adalah hari pertama Allah....menjadikan dunia; dan Yesus Kristus Juruselamat kita bangkit dari kematian pada hari yang sama.”

Berdesanes, Edessa (180 AD): “Pada satu hari, yang pertama dari satu minggu, kami berkumpul bersama.”

Tertullian (200 AD): “ Kami mengkhusyukkan hari setelah Sabtu, berlawanan dengan mereka semua yang menyebut hari ini sebagai Sabat mereka.” Irenaeus (155-202 AD): “Misteri kebangkitan Tuhan tidak boleh dirayakan pada hari lain selain Hari Tuhan, dan hal ini saja sudah mengharuskan kita merayakan Paskah pada hari itu.” Jelas sekali bahwa orang-orang Kristen telah berbakti pada hari Minggu jauh sebelum Konstantin atau abad keempat.

ADVENT MENGAJARKAN:
Gereja telah mengubah Sabat menjadi Minggu, tanpa otoritas Alkitab. “Orang-orang Kristen dari generasi-generasi yang lalu memelihara hari Minggu, sambil mengira bahwa dengan demikian mereka memelihara Sabat dalam Alkitab....” (Ellen White, The Great Controversy, hal. 394).

ALKITAB MENGAJARKAN:
Hari Minggu bukanlah Sabat; bahkan bukan hari suci. Orang Kristen tidaklah memelihara Sabat dengan cara kebaktian pada hari Minggu. Orang percaya Perjanjian Baru, yang telah diselamatkan dari keharusan Hukum Musa, bebas untuk memelihara atau tidak memelihara hari-hari tertentu, sebagaimana dia inginkan. (Tentu tidak ada orang Kristen yang bebas menjauhkan diri dari pertemuan kebaktian pada hari Minggu atau hari-hari lain, tetapi setiap orang Kristen bebas untuk ‘menghormati’ atau ‘tidak menghormati’ hari-hari tertentu). Roma 14:1-13 dan Kolose 2:16 menyatakan bahwa tidak ada hari tertentu yang harus dianggap suci atau kudus oleh orang Kristen. Bahkan Rasul Paulus sempat mengkhawatirkan keselamatan orang-orang Galatia, karena mereka masih memelihara hari-hari “kudus” tertentu! “Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia” (Gal. 4:10-11).

“Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat” (Kol. 2:16).

“Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri” (Rom. 14:4-5).

Sebagai kesimpulan, pengajaran Advent mengenai hari Sabat tidak sesuai dengan pengajaran Alkitab, dan merupakan bagian dari kesalahan total mereka yang tidak dapat melihat perubahan dari sistem penyembahan simbolik di Perjanjian Lama menjadi sistem penyembahan dalam Roh dan kebenaran dalam Perjanjian Baru atau ibadah hakekat. Yang paling berbahaya dari sistem pengajaran demikian adalah pengajaran keselamatan yang menggabungkan anugerah dengan usaha manusia melakukan Hukum Taurat untuk masuk Surga. Pembaca yang budiman kiranya anda dapat memihak kepada kebenaran Alkitab.***

Sumber: Jurnal Teologi GITS, PEDANG ROH 56, 2008

2 komentar:

No Doubt! mengatakan...

Gereja Katolik menantang semua gereja Protestan:

Banyak orang Protestan mengira ibadah hari Minggu merupakan ibadah yang Alkitabiah, jika gereja Protestan ajarannya benar-benar berdasarkan Alkitab dan hanya Alkitab saja, maka mereka pasti beribadah pada hari Sabtu!

http://www.biblestudy.org/godsrest/catholics-challenge-protestants-on-sunday-worship.html

Kevin Reiner mengatakan...

kalo ada perintah supaya berdoa supaya kabur jangan pas hari sabat, berarti hari sabat masih dipelihara dong pas jaman titus menyerang roma.