JERRY LEE LEWIS MASIH MEMAINKAN MUSIK SETAN, WALAUPUN GEREJA-GEREJA MENGKLAIM ITU ADALAH MUSIK TUHAN
Jerry Lee Lewis adalah salah satu bapa rock & roll pada tahun 1950an. Dipanggil "The Killer" dan "Orang Rock & Roll Pertama Yang Liar Hebat," Jerry Lee, yang lahir tahun 1935, seharusnya sudah mati sejak dulu. Tak terhitung banyaknya kali ia telah mabuk dan memakai obat-obatan, ia menghabiskan setengah juta dolar untuk obat terlarang, menghantamkan mobil-mobilnya, meneriakkan kata-kata kotor terhadap tetangga-tetangga, menusuk satu orang di dada leher, menghantam wajah orang lain dengan botol wiski yang pecah, bahkan menembak seorang teman di dada dengan pistol 357 magnum. Ia pernah menikah enam kali (yang ketiga dengan seorang sepupu berumur 13 tahun); dua dari anak-anaknya mati muda; seorang istri mati tenggelam di kolam renang mereka dan satu lagi mati karena overdosis obat.
Ketika dia berumur 16 tahun, ibunya yang Pantekosta mengirim dia ke Institut Alkitab Sidang Jemaat Allah di Waxahachie, Texas, dengan keinginan melihat dia dilatih menjadi pelayan Tuhan. Tetapi, walaupun ia pernah berkhotbah sedikit, ia memang sudah mencintai dunia secara mendalam. Setelah memainkan versi boogie-woogie dari lagu "My God Is Real" di sebuah kebaktian pagi, Jerry Lee dikeluarkan karena menyelam ke dalam musik "duniawi." Bertahun-tahun kemudian, Pearry Green, yang adalah presiden dari senat mahasiswa waktu Lewis dikeluarkan, menanyai The Killer, "Apakah kamu masih memainkan musik Setan," Lewis menjawab, "Ya, masih. Tetapi kamu tahu ada yang aneh, musik yang sama yang membuat mereka mengeluarkan saya dari sekolah adalah jenis musik yang sama yang mereka sekarang mainkan di gereja-gereja mereka hari ini. Perbedaannya adalah, saya tahu saya bermain untuk Setan dan mereka tidak tahu" (JerryLeeLewis. com). Nick Tosches, penulis biografi Lewis, mengobservasi bahwa "jika kamu menghilangkan kata-katanya, cukup banyak lagu-lagu Pantekosta yang tidak akan aneh jika terdengar dari mesin musik di tempat-tempat yang paling jahat" (Hellfire, hal. 57). Hal yang sama dapat dikatakan mengenai Contemporary Christian Music yang telah merasuki semua denominasi hari ini. Satu hal yang harus diakui tentang Jerry Lee Lewis adalah dia bukan seorang munafik, yang mengklaim dirin Kristen di satu sisi, sementara hidup bagi daging di sisi lain. Tidak, Jerry Lee dari awal sepenuhnya hidup bagi Setan, dan dia benar bahwa rock & roll adalah musik Setan. Dari dulu sudah begitu dan sampai kapan pun akan begitu, dan mereka yang menggunakan musik ini dalam berbakti kepada Allah sedang tertipu oleh kecintaan mereka terhadap sensualitas dan keinginan daging mereka untuk mendapatkan khalayak yang lebih ramai dan pengikut yang lebih banyak. Mereka yang menentang CCM telah menjadi minoritas selama tiga dekade terakhir, tetapi merekalah yang bena. Mereka yang mengikuti jalur yang populer di zaman sesat ini akan salah setiap kalinya.
MERAYAKAN PENGKHOTBAH- PENGKHOTBAH WANITA
Dalam sebuah Pertemuan Umum Cooperative Baptist Fellowship, para pengkhotbah wanita dirayakan melalui sebuah acara penandatanganan buku "This Is What a Preacher Looks Like." Buku itu, yaitu suatu kumpulan khotbah-khotbah oleh 36 wanita Baptis, diberi judul sesuai dengan suatu T-shirt yang populer yang muncul dua tahun lalu saat ulang tahun ke-25 dari Baptist Women in Ministry. Sekalipun tidak ada yang salah dengan seorang wanita berkhotbah dan mengajar, selama dia mengajar wanita-wanita dan anak-anak, Firman Allah melarang seorang wanita untuk mengajar atau memerintah atas laki-laki (1 Timotius 2:12). Tidak ada rasul perempuan dan tidak ada gembala sidang perempuan di gereja-gereja mula-mula. Pada kenyataannya, seorang wanita tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang gembala-penatua menurut standar dalam 1 Timotius 3 dan Titus 1, kecuali dia dapat dengan suatu cara menjadi "suami dari satu istri." Wanita-wanita sangat penting bagi pelayangan Kristus, tetapi yang tidak mau menyerahkan diri terhadap Firman Allah adalah pemberontak. Mereka memprotes, "Siapakah kamu sehingga berani mengatakan bahwa Allah tidak memanggil saya untuk berkhotbah?" Jawaban saya adalah, "Bukan saya yang mengatakannya, Allah yang mengatakannya. " Cooperative Baptist Fellowship (CBF) adalah suatu grup liberal yang pecah dari Southern Baptist Convention beberapa dekade yang lalu. Baptist Women in Ministry, yang berafiliasi dengan CBF, menjual sebuah buku (The Wisdom of Daughters) pada Pertemuan Umum 2002 yang mendukung lesbianisme, aborsi, penyembahan dewi wanita Sophia, dan praktek Wicca. Banyak gereja baptis yang berhaluan ganda kepada Cooperative Baptist Fellowship sekaligus Southern Baptist Convention, yang adalah bukti jelas bahwa denominasi Southern Baptist berada dalam kompromi yang mendalam. Saya anjurkan jauhi mereka.
EDITOR: Allah mengasihi baik laki-laki maupun perempuan, dan keduanya sama berharga di mata Tuhan. Kekristenan yang alkitabiah adalah yang pertama menentang penindasan, pelecehan, ataupun pengeyampingan wanita. Di mana-mana ada kekristenan yang Alkitabiah, wanita dihargai. Tetapi di zaman modern ini, Iblis berhasil menipu wanita untuk meninggalkan posisi dan fungsi mereka yang unik sebagai wanita, untuk mengambil alih posisi dan fungsi pria. Allah menciptakan laki-laki dan wanita dengan tujuan masing-masing. Kepemimpinan dalam rumah tangga, telah Allah berikan kepada pria, dan demikian juga dalam jemaat. Wanita sangat diharapkan untuk melayani dalam jemaat lokal, tetapi posisi kepemerintahan dalam jemaat berada pada pria. Firman Tuhan sangat jelas dalam hal ini.
ANTI-SEMITISME BERKEMBANG CEPAT DI EROPA YANG "TOLERAN"
Berikut ini disadur dari "Jews Reluctantly Abandon Swedish City," Haaretz.com, 11 Juli 2010: "Sampai pada suatu titik, teriakan-teriakan 'Heil Hitler' yang sering menyapa Marcus Eilenberg sambil dia berjalan menuju sinagog berusia 107 tahun bergaya Moorish yang ada di kota pelabuhan itu akhirnya memaksa pengacara 32 tahun itu untuk membuat sebuah keputusan yang sulit dan mengubah hidup: Takut mengenai keamanan keluarganya setelah insiden-insiden anti-semit yang berulang, Eilenberg dengan terpaksa memindahkan dirinya, beserta istri dan dua orang anaknya, dan pindah ke Israel pada bulan Mei. Swedia, sebuah negara yang sudah lama dianggap sebagai teladan toleransi, dulu, secara ironis, pernah menjadi tempat perlindungan bagi keluarga Eilenberg. Kakek neneknya dari pihak ayah mendirikan rumah di Malmo tahun 1945 setelah selamat dari Holocaust. Orang tua istrinya datang ke Malmo dari Polandia tahun 1968 setelah pemerintah komunis (Polandia) di sana melancarkan pembersihan anti-semit. Namun, sebagaimana di banyak kota lain di seluruh Eropa, populasi Muslim yang semakin meningkat yang tinggal terpisah yang sepertinya menghasilkan keterasingan, telah bercampur secara mematikan dengan kemarahan yang ditujukan terhadap kebijakan-kebijakan Israel, dan aksi-aksi para Muslim itu – dan juga oleh banyak non-Muslim – telah mengubah kehidupan orang-orang Yahudi lokal. Seperti banyak di kota-kota Eropa lainnya, orang-orang Yahudi Malmo melaporkan bahwa mereka telah makin banyak menerima ancaman, intimidasi, dan kekerasan nyata, sebagai wakil dari Israel....Suatu penelitian yang mencakup seluruh benua, oleh Institute for Interdisciplinary Research on Conflict and Violence at the University of Bielefelddi Jerman, yang dipublikasikan Desember 2009, menemukan bahwa ….37,4% setuju dengan pernyataan ini: 'Mempertimbangkan kebijakan Israel, saya dapat mengerti mengapa orang tidak sudah dengan Yahudi.'.... Judith Popinski, 86 tahun, mengatakan bahwa dia tidak lagi diundang ke sekolah-sekolah yang memiliki kehadiran Muslim tinggi untuk menceritakan kisahnya selamat dari Holocaust. Popinski menemukan perlindungan di Malmo tahun 1945. Sampai baru-baru ini, dia masih menceritakan kisahnya di sekolah-sekolah Malmo sebagai bagian dari studi Holocaust mereka. Kini, ada sekolah-sekolah yang tidak lagi meminta orang-orang yang selamat dari Holocaust untuk menceritakan kisah mereka, karena murid-murid Muslim memperlakukan mereka tanpa hormat, entah dengan mengabaikan pembicara atau keluar dari ruangan kelas. 'Malmo mengingatkan saya akan anti-semitisme yang saya rasakan waktu anak-anak di Polandia sebelum perang,' dia berkata."
EDITOR: Meningkatnya sentimen anti-semit, yang juga dapat dirasakan di Indonesia, menggenapi nubuat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa pada akhir zaman, semua bangsa akan membenci dan memerangi Israel (Zak. 12:2-3).
Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
Untuk berlangganan, pilih opsi "Join Group" di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/
Jerry Lee Lewis adalah salah satu bapa rock & roll pada tahun 1950an. Dipanggil "The Killer" dan "Orang Rock & Roll Pertama Yang Liar Hebat," Jerry Lee, yang lahir tahun 1935, seharusnya sudah mati sejak dulu. Tak terhitung banyaknya kali ia telah mabuk dan memakai obat-obatan, ia menghabiskan setengah juta dolar untuk obat terlarang, menghantamkan mobil-mobilnya, meneriakkan kata-kata kotor terhadap tetangga-tetangga, menusuk satu orang di dada leher, menghantam wajah orang lain dengan botol wiski yang pecah, bahkan menembak seorang teman di dada dengan pistol 357 magnum. Ia pernah menikah enam kali (yang ketiga dengan seorang sepupu berumur 13 tahun); dua dari anak-anaknya mati muda; seorang istri mati tenggelam di kolam renang mereka dan satu lagi mati karena overdosis obat.
Ketika dia berumur 16 tahun, ibunya yang Pantekosta mengirim dia ke Institut Alkitab Sidang Jemaat Allah di Waxahachie, Texas, dengan keinginan melihat dia dilatih menjadi pelayan Tuhan. Tetapi, walaupun ia pernah berkhotbah sedikit, ia memang sudah mencintai dunia secara mendalam. Setelah memainkan versi boogie-woogie dari lagu "My God Is Real" di sebuah kebaktian pagi, Jerry Lee dikeluarkan karena menyelam ke dalam musik "duniawi." Bertahun-tahun kemudian, Pearry Green, yang adalah presiden dari senat mahasiswa waktu Lewis dikeluarkan, menanyai The Killer, "Apakah kamu masih memainkan musik Setan," Lewis menjawab, "Ya, masih. Tetapi kamu tahu ada yang aneh, musik yang sama yang membuat mereka mengeluarkan saya dari sekolah adalah jenis musik yang sama yang mereka sekarang mainkan di gereja-gereja mereka hari ini. Perbedaannya adalah, saya tahu saya bermain untuk Setan dan mereka tidak tahu" (JerryLeeLewis. com). Nick Tosches, penulis biografi Lewis, mengobservasi bahwa "jika kamu menghilangkan kata-katanya, cukup banyak lagu-lagu Pantekosta yang tidak akan aneh jika terdengar dari mesin musik di tempat-tempat yang paling jahat" (Hellfire, hal. 57). Hal yang sama dapat dikatakan mengenai Contemporary Christian Music yang telah merasuki semua denominasi hari ini. Satu hal yang harus diakui tentang Jerry Lee Lewis adalah dia bukan seorang munafik, yang mengklaim dirin Kristen di satu sisi, sementara hidup bagi daging di sisi lain. Tidak, Jerry Lee dari awal sepenuhnya hidup bagi Setan, dan dia benar bahwa rock & roll adalah musik Setan. Dari dulu sudah begitu dan sampai kapan pun akan begitu, dan mereka yang menggunakan musik ini dalam berbakti kepada Allah sedang tertipu oleh kecintaan mereka terhadap sensualitas dan keinginan daging mereka untuk mendapatkan khalayak yang lebih ramai dan pengikut yang lebih banyak. Mereka yang menentang CCM telah menjadi minoritas selama tiga dekade terakhir, tetapi merekalah yang bena. Mereka yang mengikuti jalur yang populer di zaman sesat ini akan salah setiap kalinya.
MERAYAKAN PENGKHOTBAH- PENGKHOTBAH WANITA
Dalam sebuah Pertemuan Umum Cooperative Baptist Fellowship, para pengkhotbah wanita dirayakan melalui sebuah acara penandatanganan buku "This Is What a Preacher Looks Like." Buku itu, yaitu suatu kumpulan khotbah-khotbah oleh 36 wanita Baptis, diberi judul sesuai dengan suatu T-shirt yang populer yang muncul dua tahun lalu saat ulang tahun ke-25 dari Baptist Women in Ministry. Sekalipun tidak ada yang salah dengan seorang wanita berkhotbah dan mengajar, selama dia mengajar wanita-wanita dan anak-anak, Firman Allah melarang seorang wanita untuk mengajar atau memerintah atas laki-laki (1 Timotius 2:12). Tidak ada rasul perempuan dan tidak ada gembala sidang perempuan di gereja-gereja mula-mula. Pada kenyataannya, seorang wanita tidak memenuhi syarat untuk menjadi seorang gembala-penatua menurut standar dalam 1 Timotius 3 dan Titus 1, kecuali dia dapat dengan suatu cara menjadi "suami dari satu istri." Wanita-wanita sangat penting bagi pelayangan Kristus, tetapi yang tidak mau menyerahkan diri terhadap Firman Allah adalah pemberontak. Mereka memprotes, "Siapakah kamu sehingga berani mengatakan bahwa Allah tidak memanggil saya untuk berkhotbah?" Jawaban saya adalah, "Bukan saya yang mengatakannya, Allah yang mengatakannya. " Cooperative Baptist Fellowship (CBF) adalah suatu grup liberal yang pecah dari Southern Baptist Convention beberapa dekade yang lalu. Baptist Women in Ministry, yang berafiliasi dengan CBF, menjual sebuah buku (The Wisdom of Daughters) pada Pertemuan Umum 2002 yang mendukung lesbianisme, aborsi, penyembahan dewi wanita Sophia, dan praktek Wicca. Banyak gereja baptis yang berhaluan ganda kepada Cooperative Baptist Fellowship sekaligus Southern Baptist Convention, yang adalah bukti jelas bahwa denominasi Southern Baptist berada dalam kompromi yang mendalam. Saya anjurkan jauhi mereka.
EDITOR: Allah mengasihi baik laki-laki maupun perempuan, dan keduanya sama berharga di mata Tuhan. Kekristenan yang alkitabiah adalah yang pertama menentang penindasan, pelecehan, ataupun pengeyampingan wanita. Di mana-mana ada kekristenan yang Alkitabiah, wanita dihargai. Tetapi di zaman modern ini, Iblis berhasil menipu wanita untuk meninggalkan posisi dan fungsi mereka yang unik sebagai wanita, untuk mengambil alih posisi dan fungsi pria. Allah menciptakan laki-laki dan wanita dengan tujuan masing-masing. Kepemimpinan dalam rumah tangga, telah Allah berikan kepada pria, dan demikian juga dalam jemaat. Wanita sangat diharapkan untuk melayani dalam jemaat lokal, tetapi posisi kepemerintahan dalam jemaat berada pada pria. Firman Tuhan sangat jelas dalam hal ini.
ANTI-SEMITISME BERKEMBANG CEPAT DI EROPA YANG "TOLERAN"
Berikut ini disadur dari "Jews Reluctantly Abandon Swedish City," Haaretz.com, 11 Juli 2010: "Sampai pada suatu titik, teriakan-teriakan 'Heil Hitler' yang sering menyapa Marcus Eilenberg sambil dia berjalan menuju sinagog berusia 107 tahun bergaya Moorish yang ada di kota pelabuhan itu akhirnya memaksa pengacara 32 tahun itu untuk membuat sebuah keputusan yang sulit dan mengubah hidup: Takut mengenai keamanan keluarganya setelah insiden-insiden anti-semit yang berulang, Eilenberg dengan terpaksa memindahkan dirinya, beserta istri dan dua orang anaknya, dan pindah ke Israel pada bulan Mei. Swedia, sebuah negara yang sudah lama dianggap sebagai teladan toleransi, dulu, secara ironis, pernah menjadi tempat perlindungan bagi keluarga Eilenberg. Kakek neneknya dari pihak ayah mendirikan rumah di Malmo tahun 1945 setelah selamat dari Holocaust. Orang tua istrinya datang ke Malmo dari Polandia tahun 1968 setelah pemerintah komunis (Polandia) di sana melancarkan pembersihan anti-semit. Namun, sebagaimana di banyak kota lain di seluruh Eropa, populasi Muslim yang semakin meningkat yang tinggal terpisah yang sepertinya menghasilkan keterasingan, telah bercampur secara mematikan dengan kemarahan yang ditujukan terhadap kebijakan-kebijakan Israel, dan aksi-aksi para Muslim itu – dan juga oleh banyak non-Muslim – telah mengubah kehidupan orang-orang Yahudi lokal. Seperti banyak di kota-kota Eropa lainnya, orang-orang Yahudi Malmo melaporkan bahwa mereka telah makin banyak menerima ancaman, intimidasi, dan kekerasan nyata, sebagai wakil dari Israel....Suatu penelitian yang mencakup seluruh benua, oleh Institute for Interdisciplinary Research on Conflict and Violence at the University of Bielefelddi Jerman, yang dipublikasikan Desember 2009, menemukan bahwa ….37,4% setuju dengan pernyataan ini: 'Mempertimbangkan kebijakan Israel, saya dapat mengerti mengapa orang tidak sudah dengan Yahudi.'.... Judith Popinski, 86 tahun, mengatakan bahwa dia tidak lagi diundang ke sekolah-sekolah yang memiliki kehadiran Muslim tinggi untuk menceritakan kisahnya selamat dari Holocaust. Popinski menemukan perlindungan di Malmo tahun 1945. Sampai baru-baru ini, dia masih menceritakan kisahnya di sekolah-sekolah Malmo sebagai bagian dari studi Holocaust mereka. Kini, ada sekolah-sekolah yang tidak lagi meminta orang-orang yang selamat dari Holocaust untuk menceritakan kisah mereka, karena murid-murid Muslim memperlakukan mereka tanpa hormat, entah dengan mengabaikan pembicara atau keluar dari ruangan kelas. 'Malmo mengingatkan saya akan anti-semitisme yang saya rasakan waktu anak-anak di Polandia sebelum perang,' dia berkata."
EDITOR: Meningkatnya sentimen anti-semit, yang juga dapat dirasakan di Indonesia, menggenapi nubuat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa pada akhir zaman, semua bangsa akan membenci dan memerangi Israel (Zak. 12:2-3).
Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
Untuk berlangganan, pilih opsi "Join Group" di: http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar