SEORANG ILMUWAN PENCIPTAAN, PH.D., MENAWARKAN $10.000 BAGI EVOLUSIONIS YANG MAMPU MEMBUKTIKAN KITAB KEJADIAN SALAH
(Berita Mingguan GITS 20 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Creationist offers $10,000 to any evolutionist
who can scientifically disprove Genesis in court,” The Blaze, 27 Maret
2013 – “Seorang ilmuwan penciptaan di Kalifornia begitu yakin bahwa
Kitab Kejadian memberikan catatan literal tentang asal usul kehidupan,
sehingga ia rela untuk mempertaruhkan $10.000, menawarkan jumlah yang
besar ini bagi siapa saja yang dapat sukses membuktikan kitab ini salah.
Tetapi ada syaratnya: pembuktian Alkitab salah secara ilmiah harus
dilakukan di hadapan seorang hakim. Dr. Joseph Mastropaolo, yang
memiliki gelar Ph.D. dalam bidang kinesiologi, berharap bahwa
tantangannya bagi kaum non-theis dan orang-orang lain yang meremehkan
Alkitab sebagai sekedar alegori ini, akan memicu diskusi yang lebih luas
dan sehat tentang penciptaan dan evolusi. Kontes tersebut, yang disebut
‘Literal Genesis Trial,’ (Pengadilan Kejadian Literal), pertama kali
dijelaskan oleh Mastropaolo dalam sebuah wawancara dengan Guardian.
Berikut gambaran tentang cara kerjanya, jika ada seorang evolusionis
yang mau menerima tantangan ini: ‘Dr. Joseph Mastropaolo … telah
menjanjikan $10.000 dari uangnya sendiri yang akan dimasukkan ke suatu
tabungan khusus sebelum debat. Penantangnya juga diharapkan melakukan
hal yang sama. Pemenangnya akan mengantongi $20.000 di tabungan khusus
itu. Argumen tidak akan disajikan di pengadilan formal, tetapi dalam
suatu model penyelesaian debat alternatif, yang disebut mini-trial
(pengadilan kecil). Mastropaolo mengatakan bahwa ia akan menyajikan
argumen untuk mendukung penafsiran literal akan kisah penciptaan, jika
ia dapat menemukan seorang ilmuwan yang mendukugn penafsiran Kejadian
secara non-literal adalah lebih ilmiah’ (“Creationist stakes $10,000 on
context between Bible and evolution,” The Guardian, 25 Maret 2013).
‘Sebenarnya tidak ada di alam semesta ini yang berevolusi, semuanya
sedang menuju makin buruk, semuanya berjalan ke arah sebaliknya,’ ia
memberitahu Guardian.
GEREJA-GEREJA INDONESIA MERENCANAKAN CELEBRATION OF UNITY
Dalam koran Suara Pembaruan, 11 April 2013, dipaparkan bahwa pada
tanggal 17-18 Mei 2013, akan diadakan Celebration of Unity di Gelora
Bung Karno dan Mall Mega Kemayoran, yang “akan diikuti semua komunitas
Kristen dari semua denominasi gereja, baik Katolik maupun Protestan.”
Acara ini adalah pre-event untuk persiapan bagi Sidang Raya Dewan Gereja
Sedunia (WCC) yang akan digelar tanggal 31 Okt – 8 Nov 2013. Ketua
panitia untuk acara Celebration of Unity ini adalah Pdt. Nus Reimas,
yang menegaskan bahwa “diharapkan dari acara ini, akan lahir spirit
mempersatukan dan mempererat hubungan orang-orang yang percaya kepada
Yesus Kristus.” Seperti biasa bagi kaum ekumenis, ia mengutip Yohanes
17:21, yang berisikan doa Yesus, “supaya mereka menjadi satu,” tanpa
memperhatikan konteks dari kata-kata tersebut.
Suara Pembaruan melaporkan bahwa dipastikan 323 sinode dari Kristen
Protestan dan seluruh Keuskupan Gereja Katolik di Indonesia akan hadir.
Termasuk di dalamnya adalah gereja-gereja dari PGI (Persekutuan
Gereja-Gereja di Indonesia), KWI (Konferensi Wali-gereja Indonesia),
PGLII (Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia), PGPI
(Persekutuan Gereja Pentakosta Indonesia), Persekutuan Gereja Baptis
Indonesia, Gereja Ortodoks, Gereja Bala Keselamatan, dan Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh. Direncanakan bahwa dalam acara puncak semua peserta
akan menyanyikan lagu “Song of Unity,” dan diharapkan akan tercipta
“kebersamaan umat Kristiani dalam perannya menciptakan kerukunan antar
umat beragama di Indonesia.”
Tentu saja semua ini tidak mengagetkan bagi orang-orang percaya yang
Alkitabiah, karena Alkitab sudah menubuatkan bahwa akan ada kesatuan
agama di akhir zaman. Wahyu 13 memberitahu kita bahwa nabi palsu akan
mengarahkan semua orang untuk menyembah Antikristus. Untuk itu
diperlukan kesatuan antar agama seluruh dunia. Untuk itu, Iblis akan
menyatukan dulu “agama Kristen” menjadi satu, agar dapat ia kendalikan.
Banyak orang Kristen yang menyamakan persatuan dengan hal yang baik.
Mereka lupa bahwa persatuan tidak selalu positif. Manusia bisa bersatu
untuk melawan Tuhan (misalnya menara Babel), atau bisa bersatu di pihak
Tuhan. Satu hal yang pasti, persatuan di pihak Tuhan adalah persatuan di
dalam kebenaran dan tidak mungkin mengabaikan pengajaran-pengajaran
pasti di dalam Firman Tuhan.
Persatuan yang Yesus doakan adalah persatuan rohani di dalam kebenaran,
bukan persatuan antara benar dan salah. Paulus dengan keras berkata
“Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang
memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang
telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia” (Gal. 1:8). Katolik,
Ortodoks, dan Advent adalah sekelumit contoh gereja-gereja yang akan
hadir di acara ini, yang mengajarkan injil yang lain! Orang-orang dan
gereja-gereja Alkitabiah tidak akan ikut serta dalam “persatuan” yang
semu ini, karena Firman Tuhan mengajarkan: “Tetapi aku menasihatkan
kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang
bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan
perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!” (Roma 16:17).
“Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau
jauhi” (Tit. 3:10). Karena “celebration of unity” ini tidak mengindahkan
Firman Tuhan, dan sama sekali tidak akan membahas masalah doktrin dan
kebenaran, atau menegur gereja-gereja sesat yang akan ikut serta, maka
jelas persatuan yang mereka akan capai adalah persatuan yang menentang
Firman Tuhan dan Allah sendiri.
ORANG-ORANG YAHUDI BERLATIH UNTUK BAIT KETIGA
(Berita Mingguan GITS 06 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Pada hari Kamis, 21 Maret, sekelompok orang Yahudi yang dipimpin oleh
Rabbi Yehuda Glick, mempersembahkan seekor kambing di seberang Bukit
Bait, dalam persiapan untuk pembangunan kembali Bait Suci. Glick
mengatakan, “Kami mengambil kambing tersebut, sebagaimana diperintahkan
oleh Taurat, dan kami mengadakan suatu mezbah seperti yang aslinya …
kami menyembelih kambing itu dengan para Leviim (orang Lewi) bernyanyi
dan memakai pakaian imam, sama seperti dalam sebuah persembahan Paskah
sebenarnya” (“Temple Groups Practice Passover Sacrifice,” Arutz Sheva,
22 Mar. 2013). Suatu hari mata Israel akan terbuka dan mereka akan
menerima Domba Allah yang telah mereka tolak selama 2000 tahun. Itu
adalah kabar baiknya. Kabar buruknya adalah bahwa sebelum itu terjadi,
Bait Suci Ketiga akan dibangun dan diduduki oleh Antikristus dan Israel
akan melewati “waktu kesusahan Yakub” “Janganlah kamu memberi dirimu
disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari
itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia
durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas
segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di
Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah” (2 Tes. 2:3-4).
WILLIAM YOUNG MENDEFINISIKAN ULANG DOKTRIN-DOKTRIN ALKITAB
(Berita Mingguan GITS 06 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Sangatlah biasa bagi guru-guru palsu untuk mendefinisikan ulang
doktrin-doktrin Alkitab untuk menyembunyikan kesesatan mereka dari
orang-orang yang mudah tertipu (Roma 16:17-18). Mereka memakai
istilah-istilah Alkitab tetapi menafsirkan mereka dengan kamus yang
sesat. William Paul Young (penulis dari buku populer The Shack) adalah
seorang seperti itu, dan ini nyata dari wawancaranya dengan Christianity
Today mengenai buku barunya Cross Roads (FaithWords, 2012). Ketika ia
ditanya, “Apakah yang Yesus lakukan di atas Salib dan dalam
Kebangkitan?” Young menjawab: “Itu adalah Allah di tangan orang-orang
berdosa yang murka – itu adalah ungkapan yang saya mau pakai. Saya bukan
seseorang yang setuju dengan doktrin penggantian hukuman (penal
substitution). Tetapi saya setuju dengan penggantian (substitution).
Tetapi saya tidak melihat bahwa Bapa menuangkan murkaNya ke atas Anak.
Saya melihat umat manusia menuangkan murka mereka ke atas Anak. Jadi
saya melihat bahwa satu-satunya harapan bagi seluruh kosmos adalah apa
yang Anak pilih untuk terima, merangkak di atas instrumen murka kita
yang paling kejam. Dia bertemu dengan kita di tempat yang paling dalam,
paling gelap” (“The Love Shack,” Christianity Today, 4 Maret 2013).
Dalam kalimat-kalimat yang penuh kebingungan ini, Young menggunakan
istilah seperti “penebusan yang menggantikan” (substitutionary
atonement), tetapi memberikan arti yang lain dari yang dijelaskan dalam
Alkitab, yang dengan tegas berkata, “Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran
yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (Yes. 53:5). Ketika ia ditanya,
“Tetapi Alkitab penuh dengan bahasa yang menyatakan murka ilahi, bukan
hanya di Perjanjian Lama tetapi juga Perjanjian Baru; bagaimana kamu
melihat hal itu?” Young menjawab dengan mulus: “Saya tidak menentang
murka sama sekali, tetapi yang berubah bagi saya adalah hal berikut:
Saya tumbuh besar di dalam paradigma bahwa murka bersifat menghukum dan
membalas. Sekarang saya melihatnya sebagai sesuatu yang restoratif.”
Jadi, Young menggunakan istilah “murka” tetapi memberikannya arti yang
lain daripada yang kita temukan di dalam Kitab Suci. “Sebab murka Allah
nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang
menindas kebenaran dengan kelaliman” (Roma 1:18). “semuanya itu
mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka)” (Kol. 3:6). “Sebab
sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?”
(Wah. 6:17). “Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di
dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Wah.
20:15).
“PARTIKEL ALLAH”
(Berita Mingguan GITS 06 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Physicists Claim to Have Found ‘God
Particle,’” Christian News Network, 14 Maret 2013: “Hampir setahun
setelah pengumuman bahwa ilmuwan-ilmuwan di Jenewa kemungkinan telah
menemukan eksistensi sebuah partikel yang dipercayai sebagai kunci
memahami alam semesta, para ahli fisika kini mengklaim telah
mengkonfirmasikan kecurigaan mereka. Sebagaimana dilaporkan sebelumnya,
para ilmuwan melaporkan Juli lalu bahwa mereka telah menemukan apa yang
sepertinya adalah boson Higgs, yang juga dikenal dengan julukan
‘partikel Allah.’ Partikel ini adalah bagian dari sebuah teori dari 50
tahun lalu yang diajukan oleh fisikawan dan atheis, Peter Higgs, yang
percaya bahwa sebuah partikel subatomik eksis, dan partikel ini menopang
segala sesuatu dan memberikan massa kepada materi. Para fisikawan yang
bekerja di proyek Higgs tersebut menggunakan mesin Large Hadron Collider
(LHC) di Jenewa untuk menubrukkan partikel-partikel satu kepada yang
lain dan mengamati hasilnya. …[Ilmuwan-ilmuwan lain] percaya bahwa
partikel ini justru memberikan dukungan dan bukti lebih lanjut tentang
bagaimana Allah menciptakan dunia ini untuk berfungsi dan menopang
segala sesuatu sejak awalnya. ‘Saya rasa setiap kali ada penemuan baru
dalam ilmu pengetahuan, itu adalah hal yang mengasyikkan, dan tidak
terkecuali hal ini,’ demikian kata astrofisikawan Dr. Jason Lisle dari
Institute for Creation Research kepada Christian News Network. ‘Saya
rasa ada bukti yang cukup baik bahwa partikel ini memang eksis. …Ini
mengkonfirmasi otoritas Kitab Suci karena hanyalah dalam pandangan dunia
Kristen bisa ada alam semesta yang berlaku secara konsisten dan dapat
ditebak, yang dapat dimengerti oleh pikiran manusia.’ Dia menyatakan
bahwa pemikiran orang tertentu bahwa penemuan boson Higgs membuktikan
teori Big Bang adalah pemikiran yang keliru. ‘Pemikiran seperti itu
mencampuradukkan dua isu yang berbeda,’ kata Lisle. “‘Teori Big Bang
adalah suatu tebakan mengenai masa lalu, tentang bagaimana alam semesta
ini bisa muncul dari kehampaan. Sedangkan partikel boson Higgs sama
sekali tidak ada hubungan dengan hal itu. Boson Higgs adalah mengenai
apa yang terjadi di alam semesta hari ini,’ demikian dia menjelaskan.
‘Sepertinya partikel ini adalah mekanisma yang Allah pakai untuk
memberikan partikel-partikel yang berbeda massa yang berbeda pula.’”
KOMITMEN PAUS BARU TERHADAP DIALOG ANTAR-AGAMA
(Berita Mingguan GITS 13 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Berikut ini dari News in Review-nya Roger Oakland, 2 April 2013: “Hal
yang paling menarik tentang paus Francis dari Argentina bukanlah sekedar
bahwa dia adalah orang Latin Amerika pertama yang memimpin Vatikan,
tetapi juga bahwa bisa jadi dia akan menjadi pejuang dialog antar-agama
yang paling hebat bagi gereja Katolik. Saya baru saja membaca bukunya
About Heaven and Earth, yang ia tulis bersama, pada tahun 2010, dengan
Rabbi Argentina, Abraham Skorka, dan saya terpana oleh komitmen paus
baru ini, bukan saja untuk berbicara mengenai dialog antar-agama, tetapi
sungguh-sungguh melakuan sesuatu untuk merealisasikannya. Dalam bukunya
itu, sebuah dialog dengan Skorka mengenai agama, Holocaust, politik,
dan isu-isu sehari-hari, Bergoglio dengan bangga menunjuk kepada
usaha-usahanya membangun jembatan ke pemimpin-pemimpin agama lain ketika
ia menjabat sebagai uskup agung di Buenos Aires. Bergoglio bukan saja
sering menjadi tamu di sinagog-sinagog Yahudi dan sering mengundang
rabbi-rabbi ke misa Katolik, menjadi tuan rumah suatu pertunjukan TV
dengan Skorka dan ikut berpartisipasi dalam penghargaan kepada
korban-korba Holocaust, tetapi Bergoglio juga mengubah protokol resmi
seremoni-seremoni Te Deum, sehingga kini ada acara menyambut
pemimpin-pemimpin agama lain.”
RICK WARREN MENDUKUNG INJIL VERSI KATOLIK
(Berita Mingguan GITS 13 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Rick Warren, seorang gembala sidang Southern Baptis yang terkenal
melalui buku Purpose Driven Life, telah mendukung buku Catholics Come
Home (2013), yang mempromosikan program untuk mengembalikan kaum Katolik
yang “lapse” (terhilang) kembali ke pangkuan Roma. Dukungan Warren
terhadap buku itu memperlihatkan kebutaan rohani yang amat mengerikan,
dan adalah sebagai berikut: “Misi Tom Peterson dan buku Catholic Come
Home adalah untuk membawa jiwa-jiwa kembali kepada Yesus dan gereja, dan
sangatlah penting di masa yang menantang dalam sejarah kita ini. Saya
secara penuh mendukung proyek penginjilan yang baru ini.” Sebenarnya,
Program Catholic Evangelization bukanlah membawa jiwa-jiwa kepada Yesus;
melainkan membawa mereka kepada perbudakan injil yang palsu dan suatu
kristus palsu. Program ini melihat baptisan Katolik sebagai keselamatan,
dan lebih banyak berfokus kepada Maria daripada Kristus. Saya hadir di
North American Congress tentang Roh Kudus dan Penginjilan Dunia pada
tahun 1987 sebagai seorang wartawan, dan pada waktu itu program Catholic
Evangelization 2000 diumumkan. Kepala dari program itu, imam Katolik
Tom Forrest, yang bermarkas di Roma, adalah pembicara utama. Dia
mengatakan bahwa dia mengucap syukur atas api penyucian (purgatori)
karena hal itu essensial bagi keselamatan. Dalam bukunya, Be Holy, yang
saya beli di konferensi itu, dia memberikan pernyataan jelas berikut
tentang injil palsu sakramentalisme milik Roma: “Sungai ini (Roh Kudus
dan keselamatan), memulai alirannya dengan baptisan kita, dan sekali
lagi melalui kasih karunia Konfirmasi (suatu sakramen Katolik). Ini
adalah ‘pembaharuan’ pertama kita dalam Roh Kudus, sakramen-sakramen
inisiasi ini membuat kita menjadi makhluk-makhluk baru, anak-anak Allah
yang baru. … [Pengalaman kharismatik] bukanlah baptisan kedua, atau
suatu kasih karunia sakramental yang baru, tetapi adalah pembaharuan
kasih karunia sakramental Baptisan, Konfirmasi, dan Ordinasi imamat yang
telah membuat Roh Kudus hadir di dalam kita” (Forrest, Be Holy, hal.
32, 59).
TARIAN LEBAH
(Berita Mingguan GITS 13 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Lebah-lebah madu yang mencari makanan menggunakan suatu tarian yang
kompleks untuk memberitahu lebah-lebah lain tentang lokasi sumber
nektar. Melalui suatu tarian yang membentuk angka 8, mereka bisa
memberitahu tentang arah sekaligus jarak makanan. Mereka juga
mengkomunikasikan tipe dan kualitas nektar tersebut. Arah makanan
terindikasikan lewat sudut tarian terhadap matahari (yang diketahui oleh
lebah melalui kemampuannya mendeteksi pola polarisasi di langit), dan
jika lebah pencari makan telah berada di sarang untuk waktu yang cukup
lama, ia dapat mengubah sudut tariannya untuk mengakomodasikan matahari
yang telah bergerak. Jarak kepada makanan, yang bisa saja sampai 15 km
dari sarang, terindikasikan melalui suatu rangkaian gerakan lurus yang
disebut ‘waggle run.’ Ketika melakukan ‘waggle run’ ini, lebah
menggoyangkan tubuhnya dan mendengung. Setelah melakukan setiap ‘waggle
run,’ sang lebah akan kembali ke titik awal tarian tersebut dengan cara
melingkar kembali, pertama ke arah sini, lalu ke arah sebaliknya, jadi
membentuk suatu angka 8. Jarak yang dikomunikasikan bukan hanya
menunjukkan jarak spasial yang sebenarnya, tetapi juga jumlah energi
yang harus dikeluarkan karena berbagai faktor seperti angin. Lebah-lebah
yang menari ini juga melepaskan zat-zat kimia untuk membantu
komunikasi. Lebah-lebah yang menyaksikan tarian dapat membuat semacam
suara mendecit agar si penari berhenti sebentar dan memberikan mereka
sampel nektar yang ia temukan.
ORANG-ORANG KRISTEN ALKITABIAH DISEBUT “TERORIS NON-JIHAD”
(Berita Mingguan GITS 20 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Berikut ini disadaur dari “So Now Biblical Christians Are ‘Non-Jihadist
Terrorists,’” Around the World with Ken Ham, 8 April 2013: “Kekristenan
yang alkitabiah secara aktif dijelek-jelekkan, dalam upaya untuk
memarginalisasi kita di budaya yang semakin sekuler ini. Dalam
waktu-waktu belakangan ini kita menyaksikan peningkatan tindakan
orang-orang sekuler dalam hal berikut:
(1) Menuduh orang-orang Kristen / yang percaya penciptaan melakukan
‘penelantaran anak’ (sebagaimana dituduhkan oleh Lawrence Krauss,
seorang profesor di Arizona State University) karena tidak mau
mengajarkan evolusi kepada anak mereka. (2) Mengklaim kekristenan adalah
virus (sebagaimana dilakukan oleh atheis Richard Dawkins dan
orang-orang lain). (3) Menuduh orang-orang yang memiliki keyakinan
keagamaan menderita penyakit mental – dan menyebabkan anak-anak juga
mengalami masalah kesehatan mental (sebagaimana kita lihat di artikel
“Can Your Child Be Too Religious,” majalah Time, 28 Maret 2013). Saya
melihat bahwa ada taktik yang semakin banyak digunakan oleh para pejuang
sekuler untuk mengindoktrinasi publik agar berpikir bahwa kekristenan
yang alkitabiah adalah musuh dan berbahaya bagi budaya. ….Anda mungkin
syok jika membaca apa yang ditulis oleh analis keamanan nasional CNN,
dan penulis dari buku Manhunt: The Ten-Year Search for bin Laden. Dalam
artikel opini yang ia tulis, berjudul ‘Ancaman kekerasan dari sayap
kanan yang semakin meningkat,’ Bergen menyatakan hal berikut: “Tetapi
data New America memperlihatkan bahwa teroris domestik yang termotivasi
oleh ideologi-ideologi non-jihad kini memberikan ancaman yang sama atau
bahkan lebih dari pada orang-orang yang mengidolakan al Qaeda. Kami
mendefinisikan teroris non-jihad sebagai mereka yang melakukan atau
beraspirasi untuk melakukan kekerasan, dan yang masuk ke dalam
kategori-kategori berikut: ekstrimis sayap kanan yang menentang
pemerintah, menyetujui ideologi neo-Nazi, ATAU MENENTANG HOMOSEKSUALITAS
ATAU ABORSI; ekstrimis sayap kiri; aktivis-aktivis hak binatang yang
penuh kekerasan; dan aktivis-aktivis lingkungan yang penuh kekerasan.”
Jadi, menurut analis keamanan nasional CNN, mereka yang menentang
perilaku homoseksual atau aborsi (yaitu kekristenan alkitabiah) adalah
‘teroris non-jihad’ dan adalah ‘ancaman yang lebih besar daripada
orang-orang yang mengidolakan al Qaeda’ – suatu ‘ancaman’ bagi
kebudayaan. Orang-orang Kristen dan pemimpin-pemimpin Kristen perlu
bangun dan memberitahu jemaat-jemaat mereka apa yang terjadi.
Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen alkitabiah akan semakin
meningkat. Amerika yang selama ini menjadi pusat kebebasan bagi mereka
yang cinta Tuhan, akan mengalami penganiayaan. Amerika telah jatuh dari
posisi kerohanian mereka, dan sedang dalam penurunan dari sudut pandang
Alkitab, dan semakin akan menyerang orang-orang percaya. Penganiayaan di
negara-negara lain pasti akan meningkat juga. “Memang setiap orang yang
mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya” (2
Tim. 3:12).
GEMBALA SIDANG HMONG DIPUKULI HINGGA MATI OLEH POLISI VIETNAM
(Berita Mingguan GITS 20 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Berikut ini disadur dari “Hmong Christian Leader Beaten to Death,”
Morning Star News, 28 Maret 2013: “Seorang pemimpin gereja Hmong di
Vietnam telah dipukuli hingga mati dalam tahanan polisi, demikian kata
sumber-sumber dari daerah itu. Polisi memukuli Vam Ngajj Vaj di sekitar
leher dan bahunya dan kemungkinan juga menggunakan syok listrik pada
dirinya, yang menyebabkan kematiannya pada tanggal 17 Maret, demikian
kata seorang pemimpin gereja yang berbicara dengan orang-orang yang
menyaksikan mayat yang penuh pukulan itu. ‘Mereka menduga bahwa dia juga
telah disetrum selain juga dipukul,’ kata seorang pemimpin Kristen
Hmong di Vietnam. Vaj, yang berasal dari distrik Cu Jut, propinsi Dak
Nong di Vietnam, bersama istrinya sedang memangkas semak-semak di ladang
mereka di Dak Ha Commune yang dekat dengan distrik Dak Glong, ketika
mereka ditangkap dengan alasan ‘merusak hutan secara ilegal’ pada
tanggal 16 Maret. Gereja-gereja Hmong di daerah itu sering melaporkan
penganiayaan oleh rezim komunis yang melihat kekristenan sebagai suatu
ancaman, dan tuduhan mengada-ada tentang ‘merusak hutan’ di tanah mereka
sendiri cocok dengan laporan-laporan penganiayaan itu. Suami istri
tersebut dibawa ke stasiun polisi di Kota Gia Nghia dan ditaruh di sel
yang berbeda, kata sumber-sumber Kristen. Malam itu Vaj dipukuli dengan
hebat dan disiksa oleh polisi, kata sumber-sumber, dan hari berikutnya
otoritas lokal memberitahu adiknya bahwa dia telah meninggal. Berita ini
sangat mengejutkan karena Vaj, yang berumur 30an akhir, memiliki
kesehatan yang sangat baik, demikian kata sumber. Mereka mengatakan
bahwa pembunuhan ini meneror komunitas Kristen Hmong.”
KESAKSIAN DARI “RUMAH HOROR” SEORANG PELAKSANA ABORSI
Berikut ini disadur dari “House of Horror Worker,” Christian News, 18
April 2013: “Saksi terakhir melawan seorang pelaksana aborsi yang
terkenal di Philadelphia, yang sedang menghadapi tuduhan pembunuhan
berulang, telah memberikan kesaksiannya di pengadilan hari ini. Dia
memberitahu juri bahwa dia melihat sedikitnya 10 bayi yang bernafas
sebelum dibunuh, dan bisa jadi sebanyak 25 bayi. Kareema Cross adalah
saksi itu, dan dia menyatakan dirinya begitu terguncang oleh apa yang ia
lihat di lembaga Women’s Medical Society milik Kermit Gosnell, sehingga
dia mengambil foto-foto dan menghubungi otoritas untuk menyatakan
kekhawatiran dirinya. Kesaksiannya selaras dengan teman-teman
sekerjanya. Dia memberitahu juri bahwa dia melihat seorang bayi baru
lahir menggerakkan tangannya, sebelum Lynda Williams, seorang pekerja di
klinik aborsi itu, memotong tulang punggung bayi itu….Dia memberitahu
dewan juri bahwa Gosnell mengambil seorang bayi dari kehamilan tua yang
terlahir hidup, dan menempatkan bayi itu di sebuah kotak sebesar kotak
sepatu. Sambil pelaksana aborsi itu membawa kotak itu ke meja, bayi itu
melipat tangannya dan kakinya untuk ‘memuatkan diri ke kota itu.’ Dokter
itu lalu memotong bagian belakang dari leher bayi tersebut,’ kata
Cross. Ia menambahkan bahwa Gosnell berkelakar sang bayi bisa saja
‘berjalan ke toko dan ke halte bis.’ …Sebagaimana dilaporkan terdahulu,
pelaksana aborsi Kermit Gosnell, 72 tahun, ditangkap pada tahun 2011,
menyusul penyelidikan terhadap tempat prakteknya, yang diberi nama
Women’s Medical Society. Para penyelidik awalnya tidak tahu bahwa
Gosnell di situ menjalankan aborsi terhadap kehamilan tua, tetapi mereka
menyelidiki tempat itu atas kecurigaan penjualan zat-zat terlarang.
Jaksa Philadelphia, Seth Williams, yang mengajukan tuntutan terhadap
Gosnell, menggambarkan operasi di klinik tersebut sebagai “Rumah Horor.”
…Kini ia menghadapi tuduhan tujuh pembunuhan berencana.”
TUKANG BUNGA KRISTEN DIHAJAR OLEH DUA TUNTUTAN PENGADILAN
Berikut ini disadur dari “Christian Florist Slammed with Second Lawsuit
for Declining to Decorate Homosexual ‘Wedding,’” Christian News, 22
April 2013: “Seorang floris (tukang bunga) Kristen di Washington telah
dihajar oleh tuntutan pengadilan yang kedua karena ia menolak untuk
mendekor penikahan homoseksual bagi seorang klien lama. Baronelle
Stutzman dari toko Arlene’s Flowers di Richland, dikenai sebuah tuntutan
di pengadilan bulan lalu oleh Jaksa Umum Bob Ferguson, yang mengklaim
bahwa wanita Kristen tersebut melanggar hukum karena tidak mau menerima
pekerjaan itu. Stutzman didekati pada bulan Maret oleh salah seorang
pelanggan lamanya, Robert Ingersoll, seorang homoseksual, karena dia
ingin Stutzman menyiapkan bunga-bunga bagi pernikahannya dengan
partnernya, Curt. Wanita itu menyatakan bahwa dia dengan sopan
menjelaskan bahwa dia tidak bisa membantu dalam acara tersebut. …Setelah
Ingersoll memutuskan untuk memposting hal tersebut di Facebook,
kontroversi besar timbul, ada yang mendukung ada yang menentang
Stutzman. Tukang bunga tersebut mengatakan bahwa dia menerima banyak
komentar yang marah dan mengancam. “Hal itu meledak di luar proporsi,”
jelas Stutzman. “Saya menerima email-email penuh kebencian. Saya
mendapatkan ada orang yang mau membakar bangunan saya. Saya mendapatkan
ada orang yang bersumpah tidak akan belanja di tempat saya lagi, dan
akan memberitahu semua temannya.” …Sekarang organisasi ACLU di
Washington juga mengajukan tuntutan pengadilan melawan tukang bunga itu,
kali ini mewakili Robert Ingersoll dan partnernya, Curt Freed.”
PROGRAM EUGENICS DI CINA
(Berita Mingguan GITS 27 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
Eugenics (artinya “genetika yang baik”) adalah tindakan manipulasi
terhadap kumpulan gen manusia dengan tujuan pemurnian ras atau
tujuan-tujuan lainnya. Konferensi Eugenics Internasional yang Kedua
menyatakan bahwa “eugenics adalah manusia menentukan arah evolusinya
sendiri.” “Eugenics positif” bertujuan untuk membantu dan mendorong
reproduksi di kalangan orang-orang yang dianggap beruntung secara
genetika, sementara eugenics “negatif” berusaha untuk mengurangi
kesuburan orang-orang yang dianggap cacat secara genetika. Alat-alat
yang dipakai antara lain adalah sterilisasi, aborsi,
in-vitro-fertilization (bayi tabung), transplantasi telur, dan kloning.
Eugenics dimulai di Inggris pada akhir abad-18 dipimpin oleh keluarga
Charles Darwin, tetapi berpindah fokus ke Amerika pada awal abad ke-20,
dan dibawa ke tingkat-tingkat yang baru oleh Nazi Jerman sejak tahun
1930an. Karena kejahatan-kejahatan Hitler, istilah “eugenics” sempat
tidak disukai, tetapi prakteknya berjalan terus, dan kini ditingkatkan
menuju efisiensi yang sangat tinggi di Cina komunis, melalui
teknologi-teknologi terkini. BGI Shenzhen di Cina adalah pusat
penelitian genetika yang terbesar di dunia, dan mereka diperlengkapi
untuk meningkatkan kualitas orang-orang Cina. “Ilmuwan-ilmuwan telah
mengumpulkan sampel DNA dari 2000 orang-orang terpintar di dunia, dan
sedang meneliti deretan DNA mereka dalam usaha untuk menemukan bagian
DNA mana yang menentukan kepintaran manusia. Sepertinya, mereka tidak
lama lagi akan menemukan jawaban, dan ketika mereka menemukannya,
skrining embrio akan mengizinkan orang tua untuk memilih zigot mana yang
paling pintar yang mau mereka lahirkan, dan ini berpotensi meningkatkan
kepintaran tiap generasi sebanyak 5 hingga 15 poin IQ.” (“How China Is
Trying to Engineer Genius Babies,” Real Clear Politics, 17 Mar. 2013).
ORANG PERCAYA ADALAH MUSAFIR DI NEGERI ASING
(Berita Mingguan GITS 27 April 2013, sumber: http://www.wayoflife.org)
“Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak
memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh
melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka
adalah orang asing dan pendatang di bumi ini” (Ibrani 11:13).
“Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai
pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan
daging yang berjuang melawan jiwa” (1 Pet. 2:11). “Karena kewargaan kita
adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus
Kristus sebagai Juruselamat” (Filipi 3:20). “Karena itu, kalau kamu
dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di
mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang
di atas, bukan yang di bumi” (Kolose 3:1-2). “Jadi, jika segala sesuatu
ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus
hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah.
Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan
hancur karena nyalanya” (3 Pet. 3:11-12). “Janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka
kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di
dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan
hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini
sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak
Allah tetap hidup selama-lamanya” (1 Yoh. 2:15-17).
Editor: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary (www.graphe-ministry.org)
(Didistribusikan dengan gratis, dengan mencantumkan informasi sumber di atas)
Untuk berlangganan, pilih opsi “Join Group” di:
http://groups.yahoo.com/group/gits_buletin/ dan ikuti petunjuk
selanjutnya di layar komputer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar