Sabtu, 21 November 2009

Memuliakan Tubuh Tuhan

MENGGANTIKAN YESUS HIDUP

Jemaat lokal yang terdiri dari orang-orang lahir baru, orang-orang yang didiami Roh Kudus adalah Tubuh Kristus, atau dapat dikatakan Kristus sendiri yang hadir di tengah-tengah masyarakat, yang dapat disaksikan atau diamati oleh masyarakat. Melalui jemaat lokal Tuhan ingin memberitakan Injil Keselamatan dan mengajarkan kebenaran yang akan mendatangkan kebaikan bagi umat manusia di muka bumi. Tuhan juga ingin agar manusia di dunia mengenalNya melalui mengenal jemaat lokal, bahkan mengenalNya melalui tiap-tiap anggota dari jemaat lokal yang alkitabiah.

Tiap-tiap orang yang telah diselamatkan patut menjalani hidup yang memuliakan Tuhan. Terutama karena orang yang telah diselamatkan adalah orang yang telah setuju Yesus dihukum untuk menggantikannya di kayu salib dan ia hidup menggantikanYesus di dunia sampai Yesus Kristus datang menjemputnya di angkasa.

Hidup memuliakan Tuhan! Kita harus hidup memuliakan Tuhan! Adalah slogan-slogan yang sering tercetus dari bibir orang Kristen. Ada banyak diantaranya yang berpikir bahwa itu dilaksanakan melalui nyanyian yang syairnya Mulia Engkau Tuhan atau Dimuliakan NamaMu Tuhan. Sesungguhnya ini hanyalah salah satu cara yang paling tidak utama, karena yang Tuhan inginkan bukanlah kata-kata yang sekedar keluar dari bibir namun yang tidak disertai dengan perbuatan atau tidak terwujudkan dalam kehidupan.

MENGHIDUPI KEHIDUPAN YANG TERPUJI



Memuliakan Tuhan yang sangat diinginkan Tuhan ialah menjalankan kehidupan dengan merujuk kepada kehendakNya. Sekali lagi, karena Ia telah menggantikan kita dihukum, maka sepatutnya kita menggantikanNya hidup. Dengan demikian hidup yang kita hidupi ini sesungguhnya adalah hidupNya yang harus dijalankan sesuai dengan kehendakNya (Gal.2:20).

Darimanakah kita dapatkan kehendak Tuhan itu? Dalam perjalanan sejarah yang sangat panjang telah banyak orang mempertanyakan pertanyaan tersebut. Dan juga telah banyak orang mencoba menjawab dengan jawaban yang aneh-aneh bahkan banyak di antaranya sangat berbau mistik dan ke arah perdukunan. Seolah-olah Tuhan bekerja melalui “pendeta” sebagaimana iblis bekerja melalui para peramal nasib atau dukun.

Tuhan memberikan kepada kita sebuah kitab yang di dalamnya tertulis segala sesuatu yang dikehendakiNya. Banyak orang, bahkan orang Kristen tidak mau baca Alkitab apalagi mempelajarinya, sementara itu mereka bertanya kesana dan kemari untuk mengetahui kehendak Tuhan.

Misalnya, Tuhan telah katakan bahwa jemaat lokal adalah tubuhNya. Jelas sekali siapapun yang mau memuliakan Tuhan di dunia ini harus memuliakan tubuhnya, yaitu gereja lokal. Dengan tiap-tiap anggota jemaat menghidupi kehidupan pribadi yang penuh disiplin dan rumah tangga yang harmonis, adalah salah satu cara yang paling utama dalam memuliakan Tuhan.

MEMBUAT NAMA JEMAAT HARUM

Ketika anggota jemaat membuat nama jemaat harum, maka itu adalah sebuah tindakan memuliakan Tuhan. Misalnya ketika anggota jemaat ingin membantu seseorang yang diketahui sedang kesusahan keuangan. Jika ia memberikan bantuan keuangan langsung kepada orang itu, maka ia akan menerima ucapan terima kasih, dan juga sikap hormat dari orang yang ditolongnya. Tetapi jika ia memberikannya dengan memasukkannya ke dalam amplop dengan tulisan “Untuk Ibu Petrus. Pertolongan dari salah seorang jemaat, ucapkanlah syukur dan muliakanlah Tuhan” dan memasukkan ke dalam kantong kolekte, atau diserahkan lewat Gembala dengan permintaan tidak perlu diberitahu dari siapa, pokoknya dari salah seorang anggota jemaat,maka tubuh Tuhanlah yang akan dimuliakan dan upah kepada si pemberi akan tertabung kekal di Sorga.

Tetapi biasanya manusia ingin menerima upahnya sekarang dan di dunia. Biasanya ia mau menyerahkannya sendiri sehingga yang menerima berkali-kali mengucapkan terima kasih. Ingat, setiap kali ucapan terima kasih dilontarkan, upah di Sorga didebet, bahkan kata Tuhan Yesus bisa-bisa saldonya kosong sama sekali.

Intinya, setiap anggota yang ingin melakukan kebaikan, lakukanlah atas nama jemaat agar jemaat yang adalah tubuh Tuhan dipuji atau dipermuliakan. Dengan cara demikianlah sebenarnya anak-anak Tuhan memuliakan nama Tuhan, yaitu memuliakan tubuh-Nya. Lagi pula dengan berbuat demikian akan membuat jemaat memiliki daya tarik bagi orang-orang yang perlu diselamatkan.

JIKA ANGGOTA JEMAAT BERBUAT SALAH?

Sebaliknya jika anggota jemaat berbuat salah? Atau melakukan dosa atau hal-hal yang tidak terpuji di masyarakat? Tentu ada ketentuan Alkitab dan nalar akal sehat untuk menyelesaikannya.

Sebenarnya di dalam Alkitab tercatat empat pengadilan; pengadilan pemerintahan duniawi (Kej.9:6, Ul.16:18, dll.), pengadilan jemaat lokal (I Kor.5:12), pengadilan Bema Kristus (II Kor.5:10), dan pengadilan Tahta Putih (Wah.20:11).

Setiap anggota jemaat yang melakukan perbuatan tidak terpuji, sekalipun yang tidak terkategorikan dosa, telah mencemarkan nama baik Tuhan atau tubuhNya, yaitu jemaat. Dan kita tahu bahwa sesungguhnya Tuhan telah menggantikan kita disalibkan atas semua dosa kita yang dulu, sekarang, hingga yang terakhir kita buat dalam hidup kita. Di hadapan Allah Bapa kita adalah orang-orang kudus (I Kor.1:2, Ef.1:1), yang total tidak ada dosa sama sekali karena seluruh dosa kita telah diambil alih oleh Tuhan Yesus. Selanjutnya setiap kali kita jatuh ke dalam dosa atau berbuat sesuatu yang tidak terpuji, kita mencemarkan nama baik Tuhan, dan tentu nama baik tubuhNya, yaitu jemaat.

Ada gereja yang mengajarkan bahwa semua dosa kita telah diampuni sehingga tidak perlu lagi memohon ampun atas dosa-dosa yang dilakukannya sehingga orang Kristen demikian hidup dalam kesombongan karena doktrin yang salah. Betul sekali bahwa semua dosa kita telah ditanggung oleh Tuhan Yesus artinya Yesus Kristus telah menggantikan kita dihukumkan dan kini kita sedang menggantikan Yesus hidup.

Di saat kita sedang menggantikan Yesus hidup ini sesungguhnya kalau kita jatuh ke dalam dosa, kita bersalah kepada Tuhan Yesus bukan kepada Allah Bapa. Untuk mendapatkan pengampunan Tuhan Yesus yang segera agar tidak terjadi pengurangan upah pada pengadilan Bema Kristus, kita perlu meminta ampun kepada jemaat yang adalah tubuhNya. Inilah sebabnya dalam Mat.18:17, proses pendisiplinan jemaat lokal tahap akhir ialah “menyampaikannya kepada jemaat”.

Apakah maksudnya? Artinya orang tersebut harus mengaku salah dan meminta maaf kepada jemaat jika perkaranya telah diketahui orang banyak atau telah mencemarkan nama baik jemaat. Misalnya, dosa-dosa yang tidak mungkin disembunyikan, yang nanti suatu hari pasti akan diketahui publik, harus diakui di depan jemaat dan memohon maaf kepada jemaat. Jika dosanya hanya diketahui oleh satu orang dan ia bertobat setelah ditegur oleh satu orang itu maka perkaranya tidak perlu sampai kepada pengadilan jemaat.Tetapi jika ia tidak mau bertobat maka diproses pada tahap berikut yaitu membawa beberapa orang untuk menegurnya. Jika sampai tahap ini ia mau bertobat, maka urusannya selesai. Namun jika tidak, maka akan dilaporkan kepada jemaat dan kalau sampai pada tahap ini ia mau bertobat tentu ia harus meminta maaf bukan kepada satu atau beberapa orang lagi melainkan kepada seluruh jemaat.

Setelah yang bersangkutan meminta maaf dan mayoritas jemaat memaafkannya (II Kor.2:6), maka itu sama dengan Tuhan Yesus telah memaafkannya karena jemaat lokal adalah tubuhNya. Jika jemaat tidak memaafkannya, itu sama dengan Tuhan Yesus tidak memaafkan. Itulah yang Tuhan maksudkan pada Mat.18:18, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikatdi duniaini akan terikatdi sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

Jelas sekali itu bukan wewenang perorangan Kristen melainkan wewenang jemaat lokal. Terlebih lagi ini bukan wewenang Paus, atau ketua sinode. Ini adalah wewenang jemaat lokal artinya sekurang-kurangnya keputusan mayoritas anggota jemaat (II Kor.2:6).

Itulah sebabnya di GBIA GRAPHE kita terapkan pendisiplinan jemaat. Manusia itu lemah dan bisa jatuh ke dalam dosa, tetapi ketika seseorang jatuh ke dalam dosa, jika dosa itu diketahui publik, artinya telah mencemarkan nama baik jemaat, ia harus menahan malu untuk maju ke hadapan jemaat untuk mengaku salah dan memohon maaf. Setahu penulis di Indonesia hanya GRAPHE yang menerapkan pendisiplinan demikian.

Sangatlah tidak benar apa yang dilakukan oleh Gereja Roma Katolik yang mempertahankan posisi imam untuk menerima pengakuan dosa anggota jemaat, padahal pada masa dispensasi sekarang setiap orang percaya adalah imam atas dirinya sendiri dan Tuhan Yesus adalah imam besar. Kekacauan sistem berjemaat karena tidak mematuhi Alkitab akan membawa implikasi yang dahsyat terhadap kehidupan rohani orang Kristen.

BEDA MEMOHON MAAF DENGAN MELARIKAN DIRI?

Bisa jadi, dan memang sudah terjadi, anggota jemaat yang bersalah, tidak sanggup menahan malu, melainkan melarikan diri dari jemaat, pindah ke gereja lain, bahkan bisa jadi di sana diagung-agungkan. Tentu terhadap anggota demikian hanya bisa diumumkan bahwa mereka bukan lagi anggota jemaat.

Namun secara rohani implikasinya sangat berat karena mereka tidak mengaku salah dan tidak meminta maaf kepada jemaat lokal yang adalah tubuh Kristus. Jadi, sesuai dengan pernyataan Tuhan, maka apa yang tidak dilepaskan oleh jemaat di bumi, tidak akan terlepas di Sorga. Dosa mereka tetap akan dicatat dan tetap akan dituntut tanggung jawabnya di pengadilan (Bema) Kristus.

Sebaliknya orang yang berani berdiri di gereja yang Kudus.” Gereja demikian tidak mungkin bisa menuntun jemaatnya untuk memuliakan Tuhan.

Kedua, jika ingin melakukan sesuatu yang positif, lakukanlah atas nama jemaat agar jemaatlah yang menerima pujian dan ucapan terima kasih. Tubuh Tuhanlah yang dipuji, yang dimuliakan dalam setiap perbuatan baik anggotanya.

Ketiga, jika kita jatuh ke dalam dosa, maka tidak boleh melarikan diri dari jemaat melainkan maju ke depan untuk mengaku salah dan meminta maaf kepada jemaat yang adalah tubuh Tuhan. Itulah sebabnya setiap akhir kebaktian, sebelum doa penutup, dari mimbar Graphe selalu ada undangan bagi yang mau maju untuk menyatakan diri telah diselamatkan, mau menyerahkan diri untuk dibaptis, mau bergabung menjadi anggota hadapan seluruh jemaat untuk mengaku salah dan menyesal serta memohon maaf kepada jemaat lokal yang adalah tubuh Kristus, jika jemaat mengampuninya maka Tuhan pun otomatis mengampuninya.

KESIMPULAN

Bagaimanakah cara orang Kristen memuliakan Tuhan? Pertama, orang Kristen harus mendapatkan gereja yang alkitabiah. Bahkan harus mengejarnya sekalipun gereja yang alkitabiah ada di ujung langit, apalagi hanya di Sunter Podomoro. Sebab gereja yang tidak alkitabiah tidak menerapkan sistem pendisiplinan anggota jemaatnya, dan jemaat demikian tidak mungkin bisa kudus sekalipun setiap minggu ia mengaku “percaya kepada jemaat dan tentu saat itu juga ada kesempatan bagi yang mau mengaku salah dan memohon maaf kepada jemaat.

Tiap-tiap orang Kristen harus bertekad menjadi saksi positif, yang berani berkata contohlah saya, ikutilah teladan saya. Namun jika gagal, maka jadilah peringatan negatif. Nasihatilah orang dengan berkata, jangan seperti saya dalam hal ITU, jangan ikuti perbuatan saya yang satu itu.

Jika semua orang Kristen menjadi anggota jemaat dari gereja yang alkitabiah, serta menjalankan disiplin berjemaat dengan tertib, maka kesaksian kekristenan akan terang bagaikan bintang. Kiranya Tuhan akan senang dengan apa yang dilakukan oleh tubuhnya, jemaat lokal GBIA GRAPHE.***

Sumber: PEDANG ROH Edisi 46 Tahun XI Januari-Februari-Maret 2006

Tidak ada komentar: