Banyak orang yang salah konsep dan menganggap Yehovah sebagai nama dari Allah Bapa. Sebenarnya tidak demikian. Yehovah adalah nama dari Allah Tritunggal, termasuk Yesus Kristus. Sebelum ia lahir ke dalam dunia, Yesus Kristus sudah eksis. Bahkan Dia eksis sejak kekekalan (Mikha 5:2), dan ini juga membuktikan keilahiannya. Saksi Yehovah mengajarkan bahwa sebelum Yesus menjadi manusia, dia adalah Mikhail, si penghulu malaikat. Ini adalah kesesatan yang membinasakan. Alkitab justru mengajarkan bahwa sebelum datang sebagai manusia, Yesus tidak lain adalah Yehovah sendiri. Beberapa hal berikut menunjukkan kebenaran ini.
1. Allah Bapa Tidak Pernah Terlihat, sedangkan Yehovah Dilihat oleh Manusia
Salah satu bukti yang paling jelas bahwa Yesus Kristus adalah Yehovah, melibatkan beberapa pernyataan dalam Alkitab. Firman Tuhan menegaskan bahwa“Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah” (1 Yoh. 4:12), dan “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah” (Yoh. 1:18a). Tentu kedua ayat ini berbicara mengenai Allah Bapa.
Lalu, di dalam Perjanjian Lama, Alkitab mencatat bahwa cukup sering terjadi pertemuan antara Yehovah dengan tokoh-tokoh tertentu, dan mereka melihat atau memandang Yehovah, bahkan ada yang memandangNya muka dengan muka. Ini membuktikan bahwa Yehovah yang terlihat dalam Perjanjian Lama bukanlah Allah Bapa. Jika bukan Allah Bapa, siapakah Yehovah yang terlihat itu? Yohanes memberikan jawaban: “tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh. 1:18b). Jadi, Yehovah yang terlihat adalah Yesus Kristus, Anak Allah, sang Mesias. Berikut adalah beberapa ayat yang mencatatkan bagaimana manusia melihat Yehovah atau Allah.
“Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"” (Kejadian 32:30).
“Dan TUHAN (Yehovah) berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Keluaran 33:11).
“Seperti Musa yang dikenal TUHAN (Yehovah) dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel” (Ulangan 34:10).
“Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN (Yehovah) semesta alam."” (Yesaya 6:5).
Usaha organisasi Menara Pengawal untuk melarikan diri dari kebenaran ini sungguh menyedihkan. Penulis pernah berdiskusi dengan seorang Saksi Yehovah. Ketika penulis menunjukkan ayat-ayat ini, dia hanya dapat berkata bahwa ketika dikatakan “Yehovah” (TUHAN) di ayat-ayat tersebut, maksudnya adalah “seorang malaikat yang mewakili Yehovah.” Ini adalah alasan yang sangat tidak masuk akal. Penjelasan demikian membuat Alkitab menjadi kitab yang tidak benar, dan Allah menjadi pendusta. Jika ada teks yang berkata, “Budi bertemu dia muka berhadapan muka,” dan lalu terbukti bahwa sebenarnya Andi, perwakilannya Budi yang bertemu, maka kalimat di atas secara positif dapat dikategorikan sebagai pernyataan palsu. Anda boleh memilih, tetapi percaya kepada Menara Pengawal dan menjadikan Allah pendusta, atau melihat kesesatan Menara Pengawal.
2. Yesus disebut Yehovah
Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang secara eksplisit menyebut Yesus sebagai Yehovah. “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN (Yehovah), bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN (Yehovah) keadilan kita” (Yeremia 23:5-6).
Tunas adil yang akan Tuhan tumbuhkan bagi Daud adalah Yesus Kristus, dan Yeremia mencatat bahwa nama lain dari Yesus adalah: Yehovah keadilan kita. Ayat ini secara lugas menyebut Yesus sebagai Yehovah. “Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (Yehovah), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”(Yesaya 40:3).
Ayat di atas adalah nubuatan yang terkenal oleh Yesaya mengenai Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis adalah pendahulu Yesus Kristus dan orang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Jadi, jika kita bandingkan dengan nubuat dalam Yesaya ini, Yesus sama dengan Yehovah (bagian a) dan Allah (bagian b).
3. Yesus memiliki gelar dan sifat yang sama dengan Allah/Yehovah
Jika kita membandingkan apa yang Alkitab nyatakan tentang Yehovah dan Allah, lalu menyocokkan informasi itu dengan apa yang Alkitab nyatakan mengenai Yesus Kristus, kita akan mendapatkan bahwa Yesus memiliki gelar dan sifat yang sama. Ini berarti Yesus adalah Allah dan Yehovah.
“Beginilah firman TUHAN (Yehovah), Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku” (Yes. 44:6).
"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 22:12-13).
Di dalam Perjanjian Lama, Yehovah menyatakan diriNya sebagai yang terdahulu dan terkemudian. Di dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus menyatakan diriNya sebagai yang Pertama dan Yang terkemudian. Keduanya tidak mungkin sama-sama benar kecuali jika Yesus adalah Yehovah juga. Ayat-ayat ini juga mengukuhkan bahwa Yesus bukanlah ciptaan, karena ciptaan tidak mungkin mengambil gelar “yang awal dan yang akhir.” Lebih lanjut lagi, teori “allah kecil” milik Menara Pengawal semakin dihancurkan oleh pernyataan Yehovah: “tidak ada Allah selain dari padaKu.” Memang, Alkitab tidak pernah mengajarkan politeisme terselubung sebagaimana diajarkan oleh Saksi Yehovah. Mereka sudah terbukti bukan saksi dari Yehovah yang sebenarnya, melainkan Yehovah palsu yang tidak sesuai dengan yang tertulis dalam Alkitab, karena Alkitab menegaskan Yesus sebagai Yehovah.
“Beginilah firman TUHAN (Yehovah), Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN (Yehovah), yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi siapakah yang mendampingi Aku?” (Yesaya 44:24)
“karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia [Yesus] dan untuk Dia.” (Kolose 1:16)
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26).
Organisasi Menara Pengawal mengajarkan bahwa Bapa (Yehovah) hanya menciptakan satu hal secara langsung, yaitu Yesus Kristus. Selebihnya dari alam semesta ini diciptakan melalui Yesus Kristus. Namun bukan demikian pengajaran Alkitab sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat ini. Di dalam Yesaya, Yehovah mengatakan bahwa Ia sendirilah yang menciptakan langit dan bumi, tidak melalui perantara siapapun, dan tanpa didampingi siapapun. Dalam pemahaman Saksi Yehovah, ini akan bertentangan dengan Kolose 1:16, yang mengajarkan bahwa Yesus menciptakan segala sesuatu. Tetapi, tidak ada pertentangan jika kita menerima pengajaran Alkitab tentang Tritunggal, yaitu bahwa pribadi Yesus dan pribadi Bapa (dan juga pribadi Roh Kudus) adalah satu Allah, tiga dalam satu. Nama dari Allah Tritunggal ini adalah Yehovah.
Jadi, Yesus adalah Pencipta. Yehovah adalah Pencipta, satu-satunya Pencipta. Kesimpulannya, Yesus adalah Yehovah. Doktrin Tritunggal juga jelas terlihat dalam kisah penciptaan dalam Kejadian, yaitu pemakaian kata “Kita” dalam penciptaan manusia. Siapakah yang termasuk dalam “Kita” itu? Jelas adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Theologi Saksi Yehovah menyimpangkan hal ini, sehingga mereka harus percaya bahwa malaikat ikut menciptakan manusia, dan bahwa manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah sekaligus malaikat. Ini tentunya adalah pengajaran yang kacau balau.
Masih banyak lagi gelar dan sifat yang sama antara Yehovah dan Yesus Kristus. Keduanya adalah gembala yang baik (Yesaya 40:10-11; Yohanes 10:11). Keduanya adalah Tuhan atas segala tuhan(Maz. 136:3; Wahyu 19:16). Sungguh, tidak akan cukup tempat dan waktu untuk membahas semuanya. Tetapi pembaca yang budiman telah dapat melihat bagaimana Alkitab bersaksi tentang Yesus.
4. Yesus menyatakan dirinya sebagai Yehovah
Yesus Kristus sendiri menyatakan diri sebagai Yehovah. Ketika orang-orang Yahudi membandingkan diriNya dengan Abraham, Tuhan Yesus berkata: “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."” (Yohanes 8:58). Dalam bahasa Yunani, frase “Aku telah ada” adalah ego eimi, suatu konstruksi Present Tense. Oleh sebab itu dalam bahasa Inggris diterjemahkan “I am.” Kata ego eimi dipakai oleh orang Yahudi untuk menerjemahkan frase “Aku adalah Aku” dalam Keluaran 3, berkaitan dengan nama Yehovah. Jadi, ketika Yesus menyatakan diriNya sebagai ego eimi, Ia secara kuat menyamakan diriNya dengan Yehovah. Pantas saja orang-orang Yahudi segera ingin melempariNya batu. Mereka tidak percaya keilahian Kristus. Sayangnya, hari ini kelompok-kelompok seperti Menara Pengawal juga tidak percaya keilahian Kristus, dan bersiap untuk melemparkan batu-batu penyesatan kepada barangsiapa yang tidak cinta kebenaran.
5. Yesus adalah Tuhan
Yesus Kristus sering sekali disebut “Tuhan” dalam Perjanjian Baru. Kata untuk “Tuhan” adalah kurios. Organisasi Menara Pengawal sering meremehkan fakta ini. Mereka mengatakan bahwa kata kurios bisa diartikan “tuan” dan mengacu kepada manusia. Memang benar bahwa kata kurios bisa berarti seorang tuan manusia, tetapi apakah itu pemakaian dominan kurios dalam Perjanjian Baru? Apakah itu arti pemakaian kurios pada Yesus Kristus?
Ketika para penulis Perjanjian Baru mengutip Perjanjian Lama, mereka harus menerjemahkan atau menyatakan beberapa nama atau istilah ilahi. Untuk elohim, mereka memakai theos, dan untuk adonai, mereka memakai kurios. Lebih menarik lagi, untuk Yehovah, mereka juga memakai kurios. Bahkan, ketika para penerjemah Alkitab menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani (LXX), mereka memakai kurios untuk menggantikan kata Yehovah.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus disebut kurios sebanyak lebih dari 600 kali! Ini adalah penekanan yang luar biasa. Harus diingat bahwa penulis Perjanjian Baru kebanyakan adalah orang Yahudi. Orang Yahudi sangat keras berpegang pada monoteisme, dan juga tidak mengakui manusia sebagai ilah ataupun mau sujud pada manusia. Bahwa mereka menyebut Yesus kurios mengindikasikan sesuatu.
Bahwa kata kurios juga dipakai untuk menyatakan Yehovah memberikan bukti yang tidak terbantahkan lagi. Pemakaian kurios pada Yesus Kristus dalam konteks Perjanjian Baru, justru adalah bukti yang sangat kuat bahwa Ia adalah Yehovah.***
Oleh: Dr. Steven E. Liauw, Dekan Akademik GITS (Graphe International Theological Seminary), Jak-Ut.
1. Allah Bapa Tidak Pernah Terlihat, sedangkan Yehovah Dilihat oleh Manusia
Salah satu bukti yang paling jelas bahwa Yesus Kristus adalah Yehovah, melibatkan beberapa pernyataan dalam Alkitab. Firman Tuhan menegaskan bahwa“Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah” (1 Yoh. 4:12), dan “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah” (Yoh. 1:18a). Tentu kedua ayat ini berbicara mengenai Allah Bapa.
Lalu, di dalam Perjanjian Lama, Alkitab mencatat bahwa cukup sering terjadi pertemuan antara Yehovah dengan tokoh-tokoh tertentu, dan mereka melihat atau memandang Yehovah, bahkan ada yang memandangNya muka dengan muka. Ini membuktikan bahwa Yehovah yang terlihat dalam Perjanjian Lama bukanlah Allah Bapa. Jika bukan Allah Bapa, siapakah Yehovah yang terlihat itu? Yohanes memberikan jawaban: “tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh. 1:18b). Jadi, Yehovah yang terlihat adalah Yesus Kristus, Anak Allah, sang Mesias. Berikut adalah beberapa ayat yang mencatatkan bagaimana manusia melihat Yehovah atau Allah.
“Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"” (Kejadian 32:30).
“Dan TUHAN (Yehovah) berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Keluaran 33:11).
“Seperti Musa yang dikenal TUHAN (Yehovah) dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel” (Ulangan 34:10).
“Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN (Yehovah) semesta alam."” (Yesaya 6:5).
Usaha organisasi Menara Pengawal untuk melarikan diri dari kebenaran ini sungguh menyedihkan. Penulis pernah berdiskusi dengan seorang Saksi Yehovah. Ketika penulis menunjukkan ayat-ayat ini, dia hanya dapat berkata bahwa ketika dikatakan “Yehovah” (TUHAN) di ayat-ayat tersebut, maksudnya adalah “seorang malaikat yang mewakili Yehovah.” Ini adalah alasan yang sangat tidak masuk akal. Penjelasan demikian membuat Alkitab menjadi kitab yang tidak benar, dan Allah menjadi pendusta. Jika ada teks yang berkata, “Budi bertemu dia muka berhadapan muka,” dan lalu terbukti bahwa sebenarnya Andi, perwakilannya Budi yang bertemu, maka kalimat di atas secara positif dapat dikategorikan sebagai pernyataan palsu. Anda boleh memilih, tetapi percaya kepada Menara Pengawal dan menjadikan Allah pendusta, atau melihat kesesatan Menara Pengawal.
2. Yesus disebut Yehovah
Ada beberapa ayat dalam Alkitab yang secara eksplisit menyebut Yesus sebagai Yehovah. “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN (Yehovah), bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN (Yehovah) keadilan kita” (Yeremia 23:5-6).
Tunas adil yang akan Tuhan tumbuhkan bagi Daud adalah Yesus Kristus, dan Yeremia mencatat bahwa nama lain dari Yesus adalah: Yehovah keadilan kita. Ayat ini secara lugas menyebut Yesus sebagai Yehovah. “Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN (Yehovah), luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!”(Yesaya 40:3).
Ayat di atas adalah nubuatan yang terkenal oleh Yesaya mengenai Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis adalah pendahulu Yesus Kristus dan orang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Jadi, jika kita bandingkan dengan nubuat dalam Yesaya ini, Yesus sama dengan Yehovah (bagian a) dan Allah (bagian b).
3. Yesus memiliki gelar dan sifat yang sama dengan Allah/Yehovah
Jika kita membandingkan apa yang Alkitab nyatakan tentang Yehovah dan Allah, lalu menyocokkan informasi itu dengan apa yang Alkitab nyatakan mengenai Yesus Kristus, kita akan mendapatkan bahwa Yesus memiliki gelar dan sifat yang sama. Ini berarti Yesus adalah Allah dan Yehovah.
“Beginilah firman TUHAN (Yehovah), Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku” (Yes. 44:6).
"Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 22:12-13).
Di dalam Perjanjian Lama, Yehovah menyatakan diriNya sebagai yang terdahulu dan terkemudian. Di dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus menyatakan diriNya sebagai yang Pertama dan Yang terkemudian. Keduanya tidak mungkin sama-sama benar kecuali jika Yesus adalah Yehovah juga. Ayat-ayat ini juga mengukuhkan bahwa Yesus bukanlah ciptaan, karena ciptaan tidak mungkin mengambil gelar “yang awal dan yang akhir.” Lebih lanjut lagi, teori “allah kecil” milik Menara Pengawal semakin dihancurkan oleh pernyataan Yehovah: “tidak ada Allah selain dari padaKu.” Memang, Alkitab tidak pernah mengajarkan politeisme terselubung sebagaimana diajarkan oleh Saksi Yehovah. Mereka sudah terbukti bukan saksi dari Yehovah yang sebenarnya, melainkan Yehovah palsu yang tidak sesuai dengan yang tertulis dalam Alkitab, karena Alkitab menegaskan Yesus sebagai Yehovah.
“Beginilah firman TUHAN (Yehovah), Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN (Yehovah), yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi siapakah yang mendampingi Aku?” (Yesaya 44:24)
“karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia [Yesus] dan untuk Dia.” (Kolose 1:16)
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26).
Organisasi Menara Pengawal mengajarkan bahwa Bapa (Yehovah) hanya menciptakan satu hal secara langsung, yaitu Yesus Kristus. Selebihnya dari alam semesta ini diciptakan melalui Yesus Kristus. Namun bukan demikian pengajaran Alkitab sebagaimana tercantum dalam ayat-ayat ini. Di dalam Yesaya, Yehovah mengatakan bahwa Ia sendirilah yang menciptakan langit dan bumi, tidak melalui perantara siapapun, dan tanpa didampingi siapapun. Dalam pemahaman Saksi Yehovah, ini akan bertentangan dengan Kolose 1:16, yang mengajarkan bahwa Yesus menciptakan segala sesuatu. Tetapi, tidak ada pertentangan jika kita menerima pengajaran Alkitab tentang Tritunggal, yaitu bahwa pribadi Yesus dan pribadi Bapa (dan juga pribadi Roh Kudus) adalah satu Allah, tiga dalam satu. Nama dari Allah Tritunggal ini adalah Yehovah.
Jadi, Yesus adalah Pencipta. Yehovah adalah Pencipta, satu-satunya Pencipta. Kesimpulannya, Yesus adalah Yehovah. Doktrin Tritunggal juga jelas terlihat dalam kisah penciptaan dalam Kejadian, yaitu pemakaian kata “Kita” dalam penciptaan manusia. Siapakah yang termasuk dalam “Kita” itu? Jelas adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Theologi Saksi Yehovah menyimpangkan hal ini, sehingga mereka harus percaya bahwa malaikat ikut menciptakan manusia, dan bahwa manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah sekaligus malaikat. Ini tentunya adalah pengajaran yang kacau balau.
Masih banyak lagi gelar dan sifat yang sama antara Yehovah dan Yesus Kristus. Keduanya adalah gembala yang baik (Yesaya 40:10-11; Yohanes 10:11). Keduanya adalah Tuhan atas segala tuhan(Maz. 136:3; Wahyu 19:16). Sungguh, tidak akan cukup tempat dan waktu untuk membahas semuanya. Tetapi pembaca yang budiman telah dapat melihat bagaimana Alkitab bersaksi tentang Yesus.
4. Yesus menyatakan dirinya sebagai Yehovah
Yesus Kristus sendiri menyatakan diri sebagai Yehovah. Ketika orang-orang Yahudi membandingkan diriNya dengan Abraham, Tuhan Yesus berkata: “Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."” (Yohanes 8:58). Dalam bahasa Yunani, frase “Aku telah ada” adalah ego eimi, suatu konstruksi Present Tense. Oleh sebab itu dalam bahasa Inggris diterjemahkan “I am.” Kata ego eimi dipakai oleh orang Yahudi untuk menerjemahkan frase “Aku adalah Aku” dalam Keluaran 3, berkaitan dengan nama Yehovah. Jadi, ketika Yesus menyatakan diriNya sebagai ego eimi, Ia secara kuat menyamakan diriNya dengan Yehovah. Pantas saja orang-orang Yahudi segera ingin melempariNya batu. Mereka tidak percaya keilahian Kristus. Sayangnya, hari ini kelompok-kelompok seperti Menara Pengawal juga tidak percaya keilahian Kristus, dan bersiap untuk melemparkan batu-batu penyesatan kepada barangsiapa yang tidak cinta kebenaran.
5. Yesus adalah Tuhan
Yesus Kristus sering sekali disebut “Tuhan” dalam Perjanjian Baru. Kata untuk “Tuhan” adalah kurios. Organisasi Menara Pengawal sering meremehkan fakta ini. Mereka mengatakan bahwa kata kurios bisa diartikan “tuan” dan mengacu kepada manusia. Memang benar bahwa kata kurios bisa berarti seorang tuan manusia, tetapi apakah itu pemakaian dominan kurios dalam Perjanjian Baru? Apakah itu arti pemakaian kurios pada Yesus Kristus?
Ketika para penulis Perjanjian Baru mengutip Perjanjian Lama, mereka harus menerjemahkan atau menyatakan beberapa nama atau istilah ilahi. Untuk elohim, mereka memakai theos, dan untuk adonai, mereka memakai kurios. Lebih menarik lagi, untuk Yehovah, mereka juga memakai kurios. Bahkan, ketika para penerjemah Alkitab menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani (LXX), mereka memakai kurios untuk menggantikan kata Yehovah.
Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus disebut kurios sebanyak lebih dari 600 kali! Ini adalah penekanan yang luar biasa. Harus diingat bahwa penulis Perjanjian Baru kebanyakan adalah orang Yahudi. Orang Yahudi sangat keras berpegang pada monoteisme, dan juga tidak mengakui manusia sebagai ilah ataupun mau sujud pada manusia. Bahwa mereka menyebut Yesus kurios mengindikasikan sesuatu.
Bahwa kata kurios juga dipakai untuk menyatakan Yehovah memberikan bukti yang tidak terbantahkan lagi. Pemakaian kurios pada Yesus Kristus dalam konteks Perjanjian Baru, justru adalah bukti yang sangat kuat bahwa Ia adalah Yehovah.***
Oleh: Dr. Steven E. Liauw, Dekan Akademik GITS (Graphe International Theological Seminary), Jak-Ut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar