Pahlawan iman kita kali ini adalah Lavina Mead, ia dilahirkan di New Lisbon, Wisconsin tanggal 26 April 1859. Sepuluh tahun kemudian ia mendengar jemaat Baptis menyanyikan sebuah lagu, “tangisan dari Macedonia” ia lalu bertanya kepada ibunya apa arti lagu itu. Ketika pesan lagu itu dijelaskan oleh ibunya kepadanya, ia pun menjawab “Aku akan ke Macedonia.” Sejak saat itu ia memusatkan pikiranya untuk pelayanan padahal pada saat itu ia adalah anak gadis yang kecil yang tidak pernah menyangka bahwa kemauannya menjawab panggilan Allah membuat ia keliling dunia di masa yang akan datang.
Lavina sekolah menengah atas di Pillsbury academy di Owatonna, Minnesota. Setelah lulus ia menjagi guru dan mengajar selama sepuluh tahun di daerah barat daya Minnesota. Tahun 1886 ia mengajukan diri untuk menjadi missionary. Lavina terpilih dan januari tahun 1887 ia pun berlayar ke Ingole, India. Namun sayang, panas terik dan iklim dia India membuat ia demam dan kesehatanya terganggu. Dokter bersikeras mengganjurkan Lavina segera pulang ke Amerika untuk berobat, gadis ini pun kecewa dan pulang ke Amerika. Namun ia tidak segera putus asa, setelah kesehatanya pulih Lavina segera mendaftarkan diri ke Training Institue di Minneapolis untuk mempersiapkan diri agar lebih baik sebelum terjun kembali ke palayanan. Selama waktu itulah ia banyak melakukan penginjilan dan berbicara di gereja-gereja dalam kelompok anak remaja perempuan. Ketika ia menyelesaikan pelatihannya dan kesehatanya benar-benar pulih, ia pun ditunjuk pelayanan ke daerah yang lebih sejuk yaitu Jepang.
Tahun 1890, bersama dengan Nellie Fife dan L. Adele Philips, ia memulai pelayanan di Osaka, Jepang. Lavina perlu waktu 15 bulan untuk menguasai bahasa Jepang. Setelah itu ia ditinggal sendiri dalam pelayananya di Jepang. Ia menerapkan penginjilan dari pintu ke pintu dan membentuk suatu kelompok yang bernama “Wanita Alkitab.” Pada masa itu orang asing dilarang untuk melakukan perjalanan ke tempat lain selain dari kota tempat dimana mereka tinggal. Lavina melakukan strategi penginjilan dengan melakukan penggiriman “Wanita Alkitab” untuk ke luar kota, sehingga banyak wanita Jepang bisa mendengar Injil.
Dari usahanya inilah akhirnya Lavina berhasil mendirikan sekolah bagi wanita-wanita muda. Tanggal 29 Januari 1896, sebuah bangunan baru didirikan dan ketika sekolah ini dimulai hanya terdiri dari 15 murid. Namun waktu berlalu sehingga jumlah murid bertambah dan pengaruh Injil meluas. Pendidikan hanyalah alat bagi Lavina untuk memperluas berita Injil dan memenangkan jiwa. Setelah pelayanan di Osaka mulai berkembang, Lavina pergi ke Sendai untuk memperluas berita Injil.
Tahun 1908, ia kembali ke Osaka, kota kedua terbesar di Jepang. Disana ia mendirikan Womens Bible Training School. Kemudian meneruskan pelayanan disana selama 18 tahun. Wanita-wanita muda yang lulus dari sekolah ini ada yang menjadi guru, penginjil maupun istri gembala. Lavina juga membangun asrama baru bagi para missionary sehingga pelayanan di Osaka semakin berkembang. Karena usaha-usahanya dalam pelayanan membuat ia lelah dan fisiknya mulai lemah, tanggal 27 Mei 1926 ia kembali ke Amerika karena tidak mau menjadi beban di sana.
Lavina sekolah menengah atas di Pillsbury academy di Owatonna, Minnesota. Setelah lulus ia menjagi guru dan mengajar selama sepuluh tahun di daerah barat daya Minnesota. Tahun 1886 ia mengajukan diri untuk menjadi missionary. Lavina terpilih dan januari tahun 1887 ia pun berlayar ke Ingole, India. Namun sayang, panas terik dan iklim dia India membuat ia demam dan kesehatanya terganggu. Dokter bersikeras mengganjurkan Lavina segera pulang ke Amerika untuk berobat, gadis ini pun kecewa dan pulang ke Amerika. Namun ia tidak segera putus asa, setelah kesehatanya pulih Lavina segera mendaftarkan diri ke Training Institue di Minneapolis untuk mempersiapkan diri agar lebih baik sebelum terjun kembali ke palayanan. Selama waktu itulah ia banyak melakukan penginjilan dan berbicara di gereja-gereja dalam kelompok anak remaja perempuan. Ketika ia menyelesaikan pelatihannya dan kesehatanya benar-benar pulih, ia pun ditunjuk pelayanan ke daerah yang lebih sejuk yaitu Jepang.
Tahun 1890, bersama dengan Nellie Fife dan L. Adele Philips, ia memulai pelayanan di Osaka, Jepang. Lavina perlu waktu 15 bulan untuk menguasai bahasa Jepang. Setelah itu ia ditinggal sendiri dalam pelayananya di Jepang. Ia menerapkan penginjilan dari pintu ke pintu dan membentuk suatu kelompok yang bernama “Wanita Alkitab.” Pada masa itu orang asing dilarang untuk melakukan perjalanan ke tempat lain selain dari kota tempat dimana mereka tinggal. Lavina melakukan strategi penginjilan dengan melakukan penggiriman “Wanita Alkitab” untuk ke luar kota, sehingga banyak wanita Jepang bisa mendengar Injil.
Dari usahanya inilah akhirnya Lavina berhasil mendirikan sekolah bagi wanita-wanita muda. Tanggal 29 Januari 1896, sebuah bangunan baru didirikan dan ketika sekolah ini dimulai hanya terdiri dari 15 murid. Namun waktu berlalu sehingga jumlah murid bertambah dan pengaruh Injil meluas. Pendidikan hanyalah alat bagi Lavina untuk memperluas berita Injil dan memenangkan jiwa. Setelah pelayanan di Osaka mulai berkembang, Lavina pergi ke Sendai untuk memperluas berita Injil.
Tahun 1908, ia kembali ke Osaka, kota kedua terbesar di Jepang. Disana ia mendirikan Womens Bible Training School. Kemudian meneruskan pelayanan disana selama 18 tahun. Wanita-wanita muda yang lulus dari sekolah ini ada yang menjadi guru, penginjil maupun istri gembala. Lavina juga membangun asrama baru bagi para missionary sehingga pelayanan di Osaka semakin berkembang. Karena usaha-usahanya dalam pelayanan membuat ia lelah dan fisiknya mulai lemah, tanggal 27 Mei 1926 ia kembali ke Amerika karena tidak mau menjadi beban di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar