Kamis, 16 September 2010

KESESATAN GEREJA SETELAH RASUL-RASUL TIADA

Kebenaran sejati tidak pernah melawan argumentasi dengan mencaci maki dan menyakiti. Kebenaran sejati berargumentasi dengan kasih. (John Sung)

Setelah rasul-rasul tiada, muncullah kesesatan yang mulai mengerogoti kekristenan sejati. Kesalahan-kesalahan kecil dilakukan sehingga timbulah kesalahan yang besar yang mengakibatkan kesesatan yang dahsyat.

Ignatius (30-107 AD.) adalah orang pertama yang memasukan “Katolik” kedalam “jemaat.” Ia mengatakan: “Dimanapun Yesus Kristus ada, di situ ada gereja katolik.” Paham gereja bersifat universal mulai dikembangkan, sampai pada tahun 313 AD Constantine naik tahta dan mengawinkan antara negara dan agama. Setiap orang yang warga negara Roma otomatis menjadi agama Kristen, sehingga menimbulkan banyak orang menjadi Kristen karena terpaksa namun tidak mengerti dan bertobat.

Cyprian (200-258 AD.) mengatakan: “extra nulla salus ecclesian” (“di luar gereja tidak ada keselamatan”). Paham kekatolikan mulai dikembangkan menjadi suatu organisasi yang absolut, sehingga sampai pada kesimpulan barangsiapa tidak berada di dalam katolik maka tidak dapat keselamatan.

Gregorius Agung (590-604 AD.) merupakan paus pertama, bersama dengannya mulailah berkembang system kepausan absolut. Leo I (440-461 AD.) tercatat sebagai pemimpin katolik di Roma yang diresmikan negara dan memiliki kekuasaan.

Bersamaan dengan penyatuan antara negara dan gereja, praktek-praktek di dalam gereja sudah jauh dari kebenaran. Faham mengenai baptisan berkhasiat menghapuskan dosa, baptisan dapat menyembuhkan penyakit, mengusir setan dan bahkan membawa masuk surga sudah popular dalam gereja. Sehingga menyebabkan ibu-ibu beramai-ramai membawa bayinya untuk dibaptis dan karena bayi tidak bisa diselam maka timbulah cara percik. Tertulian (185 AD.) tercatat orang yang paling awal menentang baptisan bayi. Sedangkan Cyprian orang yang pertama mendukung baptisan bayi. Kemudian diteruskan Agustinus (353-430 AD.) yang membela baptisan bayi dengan sangat semangat. Agustinus mengatakan: “Juga, merupakan hal yang menyenangkan bagi para uskup untuk memerintahkan bahwa terkutuklah barangsiapa yang menolak bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya untuk dibaptis” (Wall, the history of infant baptism, I, 205).

Praktek lain mengenai baptisan juga dilakukan pada orang yang sakit (baptisan klinis) adalah hal yang lazim karena mereka menganggap baptisan dapat menyembuhkan. Kesalahan demi kesalahan bermunculan sampai pada praktek perjamuan kudus. Sesuai dengan namanya perjamuan yang menguduskan berarti orang yang mengikutinya akan dikuduskan oleh skramen ini. Sehingga gereja penuh dengan orang-orang yang datang hanya karena ingin dikuduskan oleh perjamuan ini, bukan karena ingin bertobat dan percaya pada Kristus.

Pemujaan terhadap Maria, konsep kesucian maria (Immaculate Conception), patung-patung berhala, kesempurnaan Paus yang tidak mungkin salah sebagai wakil Kristus, berkembang menjadi sebuah dogma dan kebenaran absolut.

Pada tahun 500- 1500 AD. Merupakan masa kejayaan gereja negara yang biasanya disebut kerajaan setan dalam mengontrol, menindas bahkan membunuh setiap orang yang bertentangan dengan iman mereka di atas.

Ketika agama bersatu dengan negara pasti terjadi penganiayaan agama minoritas. Ini juga yang dilakukan bapak-bapak reformator menggabungkan gereja mereka dengan negara. Martin Luther 1517 memprotes katolik dan keluar dari katolik dan pergi ke Jerman dan mendirikan gereja negara. John Calvin dan Zwingli mendirikan gereja negara di Swiss. Tercatat dalam sejarah para bapak reformator juga menganiaya, menindas orang-orang yang tidak setuju dengan mereka.

Baik Katolik maupun kaum Protestan sama-sama melakukan kesalahan yaitu menganiaya setiap orang yang tidak setuju dengan mereka. Begitu juga praktek dalam gereja menggenai baptisan, perjamuan kudus, tidak banyak perbedaan dengan Katolik. Lalu masih adakah jemaat Kristus bertahan sampai zaman ini ?

Ingatlah! Janji Tuhan Yesus pada orang percaya:
“KepadaKu telah diberikan segala kuasa di Surga dan di Bumi, karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilahAku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” Mat 28:18-20

Tidak ada komentar: