NUBUATAN AWAL KERAJAAN YESUS KRISTUS
Sejak Zaman Daud, sekitar seribu tahun sebelum Masehi, yang berarti sekitar tiga ribu tahun dari sekarang, Allah Jehovah telah memberi tahu Daud bahwa salah satu keturunannya akan memerintah sebagai raja, bukan sepanjang puluhan atau ratusan tahun melainkan selama-lamanya. Penafsiran ini muncul dari pernyataan Tuhan tentang Daud, "Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." (2 Sa 7:16)
Sejak saat itu maka seluruh masyarakat Yahudi sepanjang masa yakin bahwa negeri mereka akan dipimpin salah satu keturunan Daud menuju kemakmuran dan akan berlangsung sangat lama. Sedangkan sebelumnya, Allah Jehovah pernah berjanji kepada Abraham bahwa oleh keturunannya penduduk bumi akan mendapat berkat, "...dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej. 12:3)
Karena dua janji inilah maka Rasul Matius menulis silsilah Yesus Kristus dengan merujuk bahwa Yesus adalah keturunan Abraham dan keturunan Daud, "Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham" (Mat 1:1). Kalau Yesus bukan keturunan Abraham dan Daud, maka ia tidak mungkin pribadi Mesias yang dijanjikan.
Masyarakat Yahudi mengingat terus bahwa keturunan Daud akan memerintah dengan damai, makmur, dan dalam waktu yang sangat panjang. Bahkan Nabi Yesaya menubuatkan suatu keadaan yang luar biasa dengan berkata bahwa saat itu bayi bisa bermain dengan ular dan singa akan makan rumput.
Dalam sejarah pemerintahan manusia, Allah memperlihatkan kepada raja Babel, Nebukadnezar tentang programNya melalui sebuah patung yang terdiri dari berbagai logam. Terakhir patung yang dilihat oleh Nebukadnezar akan dilindas oleh sebuah batu besar yang turun dari gunung tanpa oleh tangan manusia. Batu ini sesungguhnya melambangkan Kerajaan Kristus yang datang tanpa oleh tangan manusia.
PEMAHAMAN PARA RASUL & ORANG YAHUDI KONTEMPORER MEREKA
Permbaca Alkitab yang kurang paham kadang dibingungkan dengan pernyataan Tuhan terhadap orang yang berseru kepada-Nya, “ya Anak Daud” bahwa iman mereka telah menyelamatkan mereka. Mengapa dengan berseru kepadaNya Anak Daud bisa mendatangkan keselamatan? Konsep masyarakat saat itu yang telah dijajah ratusan tahun dan sedang dalam keadaan terjajah, sangat merindukan kedatangan raja yang dijanjikan dari keturunan Daud yang akan membawa masa keemasan bagi bangsa Yahudi. Mereka tahu bahwa pribadi raja yang akan datang itu adalah Sang Juruselamat dan sebagai pribadi yang diurapi (mesias), dan akan datang dari keturunan Daud.
Tindakan seseorang yang berseru kepada Yesus dengan seruan “ya Anak Daud’ sesungguhnya adalah sebuah pengakuan iman bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan sejak Adam, Abraham, dan Daud. Seruan seorang Yahudi yang membaca kitab PL dengan suasana hati menantikan kedatangan Sang Mesias, tentu berbeda dengan bangsa lain yang tidak mengerti apa-apa tentang keturunan Daud. Orang yang bisa berseru kepada Kristus dengan seruan, “ya Anak Daud,” sesungguhnya adalah orang yang mengerti tentang janji Allah bahwa Sang Penyelamat akan lahir dari keturunan Daud.
Persoalan murid-murid dan orang Yahudi sekontemporer mereka ialah bahwa mereka tidak mengerti karya penyelamatan Kristus (Anak Daud) yang bersifat rohani. Mereka hanya memahami karya Anak Daud yang bersifat jasmaniah, yaitu menjadi raja secara fisik. Memang jika bangsa Yahudi menerima Dia sebagai raja mereka, maka mereka akan segera menghadapi masa penganiayaan selama tujuh tahun, namun sesudah itu akan segera terwujud Kerajaan Kristus yang dijanjikan. Namun karena ternyata mereka sendiri yang menyalibkan-Nya, maka perwujudan Kerajaan Kristus yang dijanjikan ditunda. Dan masa penundaan ini diuntukkan kepada bangsa non-Yahudi masuk hingga penuh (Rom.11:25).
THEOLOG-THEOLOG YANG SALAH
Theolog-theolog yang hidup pada abad sembilan belas menyangka bahwa orang Kristenlah yang akan mewujudkan Kerajaan Kristus yang damai sejahtera dan kemudian baru Kristus datang. Jadi, mereka berpikir bahwa Kerajaan Seribu Tahun yang penuh damai terwujud dulu oleh orang Kristen, dan sesudahnya baru Kristus datang. Konsep ini disebut konsep Post-Millennium, yaitu kedatangan Kristus yang sesudah Millennium. Salah satu theolog yang berpikir demikian ialah Louis Berkhof, seorang theolog Belanda yang sangat dijunjung tinggi oleh gereja Reformed. Selain Louis Berkhof tentu masih ada banyak theolog lain yang sepandangan dengan dia karena pada masa itu, abad sembilan belas, suasananya seolah-olah mendukung ke arah itu.
Tetapi setelah terjadi Perang Dunia I yang meletus awal abad 20, yaitu 1917, yang memberantakkan dunia, telah mengagetkan banyak orang terutama para theolog Post-Millennium. Mereka tersentak oleh fakta bahwa manusia mustahil bisa mewujudkan sebuah kerajaan yang damai. Terlebih lagi setelah Perang Dunia II yang mendahsyat pada tahun 1943, theolog Post-Millennium menjadi frustasi.
Melihat fakta situasi bahwa manusia mustahil mewujudkan Kerajaan Damai yang dinubuatkan, mereka tidak bisa yakin lagi pada konsep Post-Millennium, namun malu mengaku dan mempercayai konsep Pre-Millennium yaitu konsep yang percaya bahwa Kristus datang dahulu dan kemudian mendirikan Kerajaan Seribu Tahun yang penuh damai. Orang-orang Post-Millennium yang frustasi inilah yang kemudian beralih ke konsep A-Millennium yaitu konsep yang mengajarkan bahwa tidak ada Kerajaan Seribu Tahun.
TELAH DITETAPKAN BAPAKU
Mereka mengajarkan A-Millennium, bahwa Kerajaan Seribu Tahun itu tidak ada, itu hanya sebuah kiasan saja. Mereka menafsirkan Wahyu 20 secara alegoris bahwa itu hanya kiasan saja. Tetapi Yesus Kristus ketika ditanya oleh murid-muridNya tentang rencana pendirian kerajaan yang akan dipimpinNya, ia berkata bahwa mereka tidak perlu tahu waktu dan masa yang telah ditetapkan oleh Bapa-Nya. Dari jawaban Yesus Kristus terlihat mantap bahwa Kerajaan Anak Daud yang akan berlangsung selama-lamanya sama sekali tidak dibatalkan melainkan hanya ditunda.
Berapa lamakah penundaan itu? Kita tidak perlu mengetahuinya, kata Tuhan kita. Yang penting masa dan waktunya telah ditetapkan oleh Bapa. Kalau sudah ditetapkan, maka itu pasti jadi. Kita tidak perlu terpengaruh oleh theolog yang frustasi, yang sebelumnya percaya bahwa orang Kristen akan mewujudkan Kerajaan Seribu Tahun baru kemudian Kristus datang (Post-Millennium).
Bahkan Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat kota Roma telah mengulas panjang lebar bahwa sekarang keadaannya adalah seperti pohon zaitun, bangsa Israel itu cabang asli, dipenggal dan kita bangsa non-Yahudi sebagai cabang zaitun liar, dicangkokkan. Ini adalah masa dimana karena penolakan bangsa Yahudi, Allah membuka pintu sorga bagi bangsa non-Yahudi masuk hingga penuh. Dan sesudah penuh, tentu kesempatan akan dialihkan lagi kepada bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi tetap akan mengalami tujuh tahun masa “Kesusahan Yakub” sesuai dengan nubuatan Daniel 9:27.
KERAJAAN KRISTUS SUDAH HAMPIR TIBA
Kerajaan Kristus, Raja Damai, yang akan berlangsung damai selama seribu tahun kelihatannya sudah hampir tiba. Sesuai dengan Eschatology of Judaism bahwa Kerajaan Kristus tersebut akan didahului tujuh tahun masa Kesusahan Yakub. Di akhir masa Kesusahan Yakub itu, bangsa Yahudi akan sangat terhimpit oleh bangsa-bangsa seluruh dunia. Bahkan di dalam Wahyu 16:16 dinubuatkan di akhir masa tujuh tahun seluruh bangsa akan mengerahkan pasukan mereka untuk memerangi bangsa Yahudi yang belum mau percaya bahwa Yesus adalah Anak Daud yang dinubuatkan dalam seluruh kitab Perjanjian Lama.
Ketika mereka dalam himpitan yang amat sangat, yaitu ketika tentara multinasional berkumpul untuk menghabisi mereka, dan mereka tidak memiliki jalan keluar, saat itu secara nasional mereka semua akan bertobat, dan menyesali perbuatan nenek moyang mereka yang telah menyalibkan Mesias mereka, Anak Daud yang dijanjikan itu. Pada saat mereka bertobat itulah Sang Mesias akan datang bersama para malaikatNya.
Namun, pembaca yang berhikmat, tujuh tahun sebelum kedatangan Anak Daud yang Paulus katakan dinantikan oleh segala makhluk itu, akan terjadi pengangkatan (rapture) atas bangsa-bangsa non-Yahudi yang telah terlebih dahulu menyambutNya sebagai Juruselamat mereka, yaitu mereka yang telah bertobat dan mengaminkan bahwa Yesus dihukumkan di kayu salib menggantikan mereka.
Nah, jika anda membaca surat kabar dan mendengarkan berita di televisi, anda pasti tahu bahwa segala kemelut di Timur Tengah semakin hari semakin menambah kebencian dunia kepada bangsa Yahudi. Tanggal 23 September 2011, Abbas, pemimpin Palestina, telah mengajukan ke PBB untuk pengakuan Palestina sebagai sebuah negara dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Lalu duta besar Israel untuk PBB berkomentar bahwa Israel tidak mungkin melepaskan Yerusalem karena Yerusalem tiga ribu tahun lalu telah menjadi ibu kota orang Yahudi ketika London masih rawa-rawa.
Dengan pergolakan Timur Tengah yang sedang hangat dimana satu persatu negara tetangga Israel menjadi negara militan, dan semakin banyak negera di PBB yang memihak Palestina, maka jika pembaca berhikmat, pasti dapat menghitung bahwa suasana Perang Harmageddon sudah mulai terasa. Dan jika perang Harmageddon sudah sangat dekat, bukankah hari pengangkatan yang akan terjadi tujuh tahun sebelum itu menjadi sangat dekat? Bahkan itu bisa terjadi setiap saat. Camkanlah!
Sumber: Pedang Roh Edisi 69 Edisi LXIX Tahun XVI Editor: Dr. Suhento Liauw, Oktober - November Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar