Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:20)
Apakah dari penyataan Tuhan di atas dapat disimpulkan bahwa jika seseorang itu sendirian maka Tuhan tidak bisa hadir di tempat itu? Bagaimanakah keharmonisan sifat kemahahadiran Tuhan dengan pernyataan Tuhan di atas? Pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya adalah sebuah tantangan bagi seorang theolog yang hidupnya terpanggil untuk menyelidiki dan menjelaskan isi Alkitab.
TUHAN SEDANG BERBICARA TENTANG JEMAAT
Pada pasal 18 mulai dari ayat 15 Tuhan berbicara tentang disiplin jemaat. Ia sedang mengajarkan tentang cara menyelesaikan masalah anggota jemaat yang jatuh ke dalam dosa. Ia mengajarkan bahwa jika ada anggota jemaat yang jatuh ke dalam dosa, maka yang mengetahuinya harus menegurnya secara empat mata. Dan jika ia tidak mau bertobat, maka tergurlah ia dengan beberapa orang saksi. Dan jika ia tidak mau bertobat juga maka sampaikanlah perkaranya kepada jemaat. Dan jika ia juga tetap tidak mau bertobat, maka anggaplah ia seorang pemungut cukai, artinya dikeluarkan dari keanggotaan jemaat (I Kor.5:13).
Dalam perikop ini Tuhan sedang berbicara tentang jemaat. “Dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKU,” ini sesungguhnya adalah pembentukan jemaat. Bukan saling telpon, dan juga bukan saling mendoakan di tempat masing-masing, melainkan berkumpul. Dan bukan sembarangan berkumpul, melainkan berkumpul dalam nama-Ku. Artinya, bukan sembarangan kumpulan orang, melainkan kumpulan orang yang dihimpun dalam nama Tuhan. Dibagian lain dijelaskan bahwa kumpulan ini harus ada Gembala, dan tentu berarti ada anggota jemaat atau domba. Jelas sekali bahwa Tuhan sedang berbicara tentang kumpulan jemaat yang adalah tubuhNya. Karena kumpulan jemaat adalah tubuhNya, maka jelas sekali bahwa Ia hadir di situ.
JEMAAT DIBERI KUASA PENUH
Selanjutnya Tuhan berkata bahwa apa yang murid-muridNya ikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang mereka lepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga. Tentu Tuhan tidak berbicara ikat-mengikat barang untuk dibawa melainkan sedang berbicara tentang kuasa dan peran jemaat lokal yang sangat besar dan sangat penting. Ada atau tidak orang diselamatkan setelah Tuhan kembali ke Sorga akan tergantung pada jemaat. Artinya jika jemaat tidak bergairah memberitakan Injil maka akan sedikit orang diselamatkan. Sebaliknya jika gereja betul-betul melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik maka akan semakin banyak orang masuk Sorga.
Hal ini selaras dengan Roma pasal 10 dimana Rasul Paulus berkata bahwa setiap orang yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Tetapi tidak ada orang yang akan berseru jika mereka tidak percaya, dan mereka tidak bisa percaya jika mereka tidak pernah mendengar, dan mereka tidak akan mendengar jika tidak ada yang pergi memberitakan kepada mereka, dan tidak ada orang yang akan pergi memberitakan jika mereka tidak diutus.
Rasul Paulus berhenti sampai pada tahap mengutus. Siapakah yang bertanggung jawab mengutus? Ketika Tuhan belum kembali ke Sorga, sebagai Gembala dari jemaat pertama sebelum tugas penggembalaan diserahkan kepada Petrus, Ialah yang mengutus mereka. Dan selanjutnya tentu jemaatlah yang mengutus, karena jemaat adalah tubuh Kristus.
DOA YANG PALING DIDENGAR
Selanjutnya Tuhan berkata, “jika dua orang di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapaku yang di Sorga.” Ayat ini (19) adalah lanjutan dari ayat-ayat di atas dimana Tuhan sedang berbicara tentang jemaat. Tidak berarti suami istri sepakat meminta apapun maka permintaan mereka akan dikabulkan Bapa. Tetapi Tuhan sedang berbicara tentang kumpulan jemaat yang dilakukan dalam namaNya. Jadi, dua orang sepakat meminta sesuatu maksudNya doa permintaan yang telah disetujui oleh jemaat (dua atau tiga orang yang berkumpul dalam namaNya).
Itulah sebabnya pada edisi Pedang Roh yang lalu saya katakan bahwa doa ramai-ramai di Senayan itu adalah doa yang paling menyebalkan hati Tuhan, sedangkan doa jemaat lokal adalah doa yang paling didengar oleh Tuhan. Bayangkan doa gabungan orang-orang percaya Yesus adalah Tuhan dan Yesus bukan Tuhan. Tentu doa ini sangat menyebalkan hati Tuhan. Sedangkan doa jemaat adalah permintaan tubuh kepada kepala.
Dan permintaan itu harus sehati atau sepakat. Iblis menyusup masuk ke dalam gerakan Kharismatik, dan gereja-gereja Injili juga ikut-ikutan terseret ke dalam sistem doa “keroyokan.” Saya menyebut doa buka suara ramai-ramai itu sebagai doa keroyokan. Dan doa ini adalah doa masing-masing hati bukan doa yang sehati. Bayangkan, seratus orang berkumpul dan masing-masing mengeluarkan suara. Bukankah ini artinya masing-masing hati? Masing-masing mengucapkan segala permintaan yang ada didalam hatinya,bukan? Dulu gereja selalu berdoa secara sehati, yaitu sebelum Kharismatik menghancurkan prinsip-prinsip berjemaat yang alkitabiah.
Kalau ada seratus orang berjemaat, satu orang diminta untuk memimpin doa, yang berarti hanya orang itu saja yang mengeluarkan suara, dan semua anggota jemaat turut mendengarkan dan mengaminkan tiap-tiap kata yang diucapkan. Ini yang namanya sehati atau sepakat di dalam nama Tuhan.
Coba pembaca renungkan, yang disebut anggota jemaat berdoa sehati itu masing-masing mengucapkan doanya atau satu orang mengucapkannya dan yang lain mengaminkannya? Menurut hemat saya, jika masing-masing mengucapkannya, berarti itu masing-masing hati, bukan bersatu hati.
Saya mendengar ada “pendeta” yang membaca tulisan saya dan kemudian merobek-robeknya. Kepada yang menyampaikan kepada saya, saya katakan bahwa “pendeta” itu bodoh. Sebagai seorang pendidik, pengajar, pemikir, dan entah apalagi predikat yang bisa disebutkan kepada seorang pendeta, masakan menyelesaikan sesuatu yang menyangkut kebenaran dengan emosi dan sikap konyol, bukannya dengan otak yang dingin memikirkannya sungguh-sungguh? Sekiranya ada bantahan, silakan sampaikan melalui argumentasi dari akal sehat dan Alkitab.
JEMAAT YANG BAGAIMANAKAH YANG ADALAH TUBUH TUHAN?
“Dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu,” kata Tuhan, maka Ia ada di tengah-tengah mereka. Berarti dua atau tiga orang berkumpul maka itu adalah tubuh Tuhan. Artinya, tubuh Tuhan adalah jemaat lokal, yaitu sejumlah orang yang berkumpul atas nama Tuhan. Dengan kata lain, tubuh Tuhan itu adalah kumpulan dua, tiga orang atau lebih di suatu lokasi. Dengan kata lain, tubuh Tuhan itu adalah sebuah jemaat lokal.
Ada pandangan yang salah tentang tubuh Tuhan di kalangan orang Kristen, yaitu bahwa tubuh Tuhan adalah terdiri dari orang Kristen seluruh dunia. Maksud mereka tubuh Tuhan itu satu dan terdiri dari seluruh orang Kristen dari berbagai denominasi. Atau dengan kata lain tubuh Tuhan itu sesungguhnya adalah gereja universal yang terdiri dari orang Kristen seluruh dunia.
Akhirnya orang Kristen mau tidak mau harus memilih salah satu konsep tentang tubuh Tuhan, yaitu gereja lokal atau gereja universal. Artinya, setiap orang Kristen harus memilih antara percaya bahwa tiap-tiap gereja lokal, seperti Graphe di Sunter, atau Immanuel di Semarang itu tubuh TuhanYesus atau percaya bahwa tubuh Tuhan Yesus itu satu dan terdiri dari kekristenan seluruh dunia yang di dalamnya terdiri dari baik Katolik, Saksi Yehova, GKI, GKE, GKJ dan lain-lain.
Terus terang, kami sesungguhnya adalah orang-orang yang percaya bahwa tubuh Kristus itu kumpulan orang percaya di suatu lokasi, bukan orang Kristen seluruh dunia. Sebagaimana Tuhan Yesus tegaskan bahwa tubuhNya adalah kumpulan dua atau tiga orang yang dilakukan dalam namaNya, jelas bahwa yang Ia maksudkan adalah gereja lokal bukan gereja universal.
YANG MANAKAH GEREJA ANTI-KRISTUS?
Hampir tidak ada theolog yang menentang penafsiran bahwa pada akhir zaman anti-Kristus akan menguasai dunia. Ia akan menguasai politik, ekonomi, dan agama. Ia akan mempersatukan seluruh negara sehingga kembali terwujud satu pemerintahan dunia yang terdiri dari besi campur tanah liat. Besi jelas adalah Eropa dan tanah liat kalau bukan dunia Islam kemungkinan Tiongkok. Itulah yang Tuhan perlihatkan kepadaNebukadnezar melalui mimpi dan yang maknanya ditafsirkan oleh Daniel.
Satu pemerintahan global dengan satu ekonomi dan satu agama adalah nubuatan Alkitab yang pasti akan digenapi. Sesungguhnya yang menjadi target utama anti-Kristus adalah satu agama dunia, karena politik dan ekonomi sesungguhnya hanyalah kendaraan anti-Kristus untuk memaksa setiap manusia menyembahnya sebagai Allah. Sejak peperangan di Sorga, Lucifer memang haus disembah sebagai Allah. Itulah sebabnya skenario utamanya ialah mempersatukan semua agama dan kemudian mengendalikan pemimpin puncaknya dan memaksa manusia menyembah kepadanya.
Dalam Wahyu pasal 13 juga telah dinubuatkan secara jelas bahwa anti-Kristus akan mengendalikan dunia sehingga orang tidak bisa membeli atau menjual tanpa seijinnya, bahkan orang-orang akan dipasangi tanda 666 sebagai tanda miliknya.
Zaman Belanda dikenal taktik devide et impera memecah-belah dan kemudian menguasai semuanya. Itu taktik jitu jika sifatnya adalah perang fisik. Tetapi jika sifat peperangannya adalah perang pengajaran (perang rohani), maka untuk menyesatkan semua orang, iblis harus mempersatukan semuanya. Peperangan fisik memiliki unsur pemaksaan fisik, sehingga dipecah belah dulu menjadi kelompok-kelompok kecil agar gampang dikalahkan, dan setelah dikalahkan satu persatu kemudian disatukan sehingga menguasai satu nusantara.
Tetapi jika sifat peperangannya adalah pengajaran atau rohani, maka tentu jauh lebih efektif mempersatukan seluruhnya menjadi satu organisasi yang berbentuk kerucut dan usaha penyesatan bisa diintensifkan pada pimpinan puncak. Bahkan sesungguhnya anti-Kristus telah berhasil menyesatkan pimpinan suatu organisasi agama besar dan kini berusaha keras untuk menyatukan semua kelompok kecil ke dalam tubuh denominasi gereja yang besar dan sesat itu.
Sambil mempersatukan, anti-Kristus harus menyerukan konsep “doktrin menceraikan kasih menyatukan” untuk menghasut orang Kristen agar alergi terhadap doktrin. Padahal doktrinlah yang membedakan antara Kristen dengan Budha, dan doktrinlah yang membedakan antara Saksi Yehova dengan gereja Baptis. Kalau orang Kristen tidak memperhatikan doktrinlagi,maka tidak ada perbedaan lagi antara HKBP dengan Mormon, dan tidak ada perbedaan lagi antara Gereja Advent dengan Gereja Baptis.
Anti-Kristus pernah jaya melalui Gereja Roma Katolik (GRK) yang menguasai politik, ekonomi dan agama sekitar seribuan tahun. Sejak Constantine mengawinkan gereja dengan negara, seluruh kekristenan secara otomatis dan perlahan-lahan menyatu dengan negara dan menguasai politik, ekonomi dan agama. Tercatat dalam sejarah sikap GRK yang menganiaya setiap orang yang berbeda penafsirannya dengan GRK. Efektifnya kekejaman itu berlangsung dari tahun lima ratusan hingga tahun seribu lima ratusan, atau kurang lebih seribu tahun. Tercatat jutaan Anna-Baptis dibantai sepanjang millenium iblis itu. Dan menurut Alberto Rivera, ada puluhan juta orang yang dibunuh di Spanyol dalam program inkuisisi yang dijalankan GRK melalui Ordo Dominican.
Puncak kesesatan Gereja Roma Katolik ialah pada tahun 1500-an dimana karena mau mengumpulkan dana untuk pembangunan gereja di Roma, dijuallah surat yang menyatakan dosa seseorang telah terampuni. Tentu sangat mengagetkan orang-orang yang masih waras pada saat itu. Dan hanya ada satu orang pemberani yang bernama Martin Luther yang berani mengumumkan kesalahan GRK.
Setelah protes Martin Luther maka muncullah gereja-gereja Protestan. Sementara itu Anna-Baptis yang tadinya bersembunyi di bawah tanah masih ragu-ragu tentang sikap dan ketegasan doktrin gereja-gereja Protestan. Dan ternyata keraguan mereka benar, bahwa Gereja Protestan hanya memprotes doktrin tentang keselamatan, namun tidak memprotes doktrin tentang cara bergereja sehingga sistem bergereja kalangan Protestan masih kurang lebih GRK.
Menurut Michael de Semlyen dalam bukunya All Roads Lead to Rome, Ignatius dari Loyola mendirikan Ordo Jesuit dengan agenda utamanya untuk membawa kembali “saudara” yang keluar untuk kembali ke GRK apapun caranya, dan berapapun harganya. Dan salah satu program untuk mencapai itu ialah GERAKAN EKUMENE.
GEREJA LOKAL INDEPENDEN ADALAH TUBUH KRISTUS
Sebagaimana kata Tuhan Yesus,dua atau tiga orang berkumpul dalam namaNya, Ia ada di tengah-tengah mereka, sama sekali bukan berarti kalau sendirian Tuhan tidak ada di sana, melainkan yang dimaksud Tuhan adalah itu adalah tubuhNya. Jemaat lokal, yang terkecil sekalipun, yaitu yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Gereja lokal yang adalah tubuh Tuhan tidak tunduk kepada siapapun dan apapun termasuk tidak tunduk kepada pemerintah. Sebagai warga negara kita harus tunduk kepada hukum Republik Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia setiap orang Kristen harus tunduk kepada seluruh hukum dan undang-undang Republik Indonesia. Tetapi gereja lokal adalah tubuh Tuhan, dan tubuh Tuhan tidak tunduk kepada kuasa apapun di muka bumi, bahkan kuasa alam maut sekalipun gereja lokal tidak boleh tunduk (Mat.16:18). Karena kalau gereja tunduk kepada kuasa pemerintahan duniawi, itu sama artinya dengan tubuh Tuhan Yesus sedang diborgol oleh polisiduniawi. Sekalilagi, sebagai warga negara yang baik setiap orang Kristen di negara manapun harus mematuhi hukum negaranya, tetapi gereja tidak bisa tunduk karena gereja itu tubuh Tuhan.
Gereja lokal dan independen, artinya gereja yang percaya bahwa tiap-tiap gereja lokal adalah tubuh Tuhan. Tiap-tiap gereja lokal mendasarkan doktrin dan segala tindak-tanduknya pada Alkitab. Satu gereja dengan yang lain berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, saling membantu, saling menasihati bahkan saling menegur agar tidak sampai menyimpang terlalu jauh dan terlanjur sulit untuk kembali ke jalan yang benar.
Tentu ada banyak kekurangan dari gereja lokal independen yang adalah tubuh Tuhan itu selagi masih di dunia ini. Tetapi makin hari harus semakin sempurna melalui pengajaran yang didasarkan pada Alkitab saja, dan pelaksanaan disiplin gereja yang ketat. Gereja lokal independen yang alkitabiah tidak memiliki kuasa untuk menindak gereja lokal lain. Bahkan di dalam gereja lokal independen yang alkitabiah tidak ada yang boleh sok berkuasa untuk melarang gereja lokal lain memakai nama yang sama dengan nama gerejanya. Gereja lokal independen alkitabiah pantang memakai kuasa pemerintah duniawi untuk pembenaran dirinya, karena satu-satunya standar kebenaran adalah Alkitab,dan hanya Alkitab saja. Dengan prinsip-prinsip tersebut, maka Gereja lokal independen alkitabiah benar-benar akan berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran bagi dunia ini (I Tim.3:15).***
Sumber: PEDANG ROH Edisi 46 Tahun XI Januari-Februari-Maret 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar