Senin, 07 September 2009

Berita Mingguan 15 Agustus 2009

Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com

DISIPLIN GEREJA: SEBUAH PRAKTEK YANG SEDANG HILANG
Disiplin gereja adalah praktek yang sedang hilang di kebanyakan denominasi. “Para ahli,” memperkirakan bahwa hanya 10-15% dari gereja-gereja “Protestan Injili” di Amerika mempraktekkan disiplin (”Banned from Church,” Wall Street Journal, 18 Jan. 2008), tetapi saya curiga bahwa angka inipun sudah tergolong tinggi. Dalam sebuah laporan tentang disiplin gereja tahun lalu, Wall Street Journal mengklaim bahwa ada “suatu gerakan yang berkembang” untuk mengembalikan disiplin gereja, tetapi kami tidak melihat ada bukti untuk hal ini. Laporan tersebut menyebutkan First Baptist Church dari Muscle Shoals, Alabama (Southern Baptist), yang mengeluarkan lima hingga tujuh anggota dalam setahun karena “pola-pola yang jelas dan tak terbantahkan akan dosa-dosa yang disengaja,” tetapi kejadian seperti ini adalah pengecualian yang jarang terjadi. Dean Register, mantan presiden dari Mississippi Baptist Convention, mengatakan: “Sangatlah tidak lazim bagi gereja-gereja Southern Baptist untuk mengambil tindakan pendisiplinan terhadap seorang individu” (The Sun Herald, Biloxi, Mississippi, 13 Sept. 1998). Tidak dapat diragukan bahwa pengamatan tersebut akurat pada waktu itu, dan kita tidak memiliki bukti bahwa keadaan telah berubah. Di seluruh negeri, ada orang-orang tanpa moral yang tidak pernah bertobat dan juga penyesat-penyesat yang masih terdaftar sebagai anggota gereja-gereja Southern Baptist. Tokoh-tokoh Southern Baptist yang terkenal, seperti Billy Graham (yang menyangkal bahwa api neraka itu literal dan yang telah menyerahkan banyak sekali petobat-petobat di KKR-KKRnya kepada serigala-serigala rohani) dan Bill Clinton (seorang pezinah serial) tidak didisiplinkan. Lebih dari satu juta Freemasons, orang-orang yang satu kuk dengan organisasi penyembah berhala yang bertentangan dengan 2 Korintus 6, adalah anggota dari jemaat-jemaat Southern Baptist. Dalam pengalaman saya, banyak gereja-gereja Baptis Independen mempraktekkan disiplin, tetapi banyak juga yang tidak. Saya tidak tahu persentasenya, tetapi saya tahu bahwa Firman Allah mengharuskan gereja menjalankan disiplin terhadap anggota yang berdosa atau mengajarkan kesesatan (1 Korintus 5; Titus 3).

IMAM MUSLIM MENGATAKAN BAHWA TUJUAN MEREKA ADALAH MENJAJAH SELURUH DUNIA SECARA ISLAM
Hafiz Mohammad Saeed, seorang imam Muslim di Pakistan, mengatakan pada bulan Februari tahun ini, “Kami membenci deomkrasi. Kami mau Islam menjajah seluruh dunia. Islam tidak memperbolehkan demokrasi atau pemilihan umum” (”Couble Standards in Pakistan’s Anti-terror Campaign,” Hinduonnet.com, 5 Agustus 2009). Saeed menyebut para pemimpin Pakistan sebagai “agen-agen Yahudi.” Seorang imam Muslim lainnya yang berbasis di Pakistan, Maulana Mohammad, setuju dengan Saeed, dan mengatakan bahwa “tidak ada ruang bagi demokrasi dalam Islam.”
SANHEDRIN YAHUDI MENYERUKAN PEMBANGUNAN KEMBALI BAIT YERUSALEM
Sanhedrin Yahudi, yang dibentuk kembali pada tahun 2004 setelah kekosongan selama 1600 tahun, sedang menyerukan pembangunan kembali bait Yerusalem sebagi jalan menuju perdamaian dunia dan keharmonisan agama. “Karena perasaan tanggung jawab kolektif terhadap perdamaian dunia dan semua umat manusia, kami merasa waktunya tepat untuk menyerukan kepada Dunia dan memberitahu bahwa ada jalan keluar bagi semua orang. Hal ini terpatri dalam sebuah panggilan kepada semua umat manusia: Kita semua adalah anak-anak dari satu ayah, keturunan Adam, dan semua umat manusia adalah satu keluarga. Damai di antara bangsa-bangsa akan tercapai melalui pembangunan rumah Allah, dan di sana semua oarang akan melayani sebagaimana dinubuatkan oleh Raja Salomo dalam doa-doanya saat pembukaan Bait Suci yang pertama….. Ia tentunya tidak menginginkan darah ciptaanNya tercurah, tetapi lebih menginginkan kasih dan damai di antara semua manusia” (”Sanhedrin Rabbis Meet with Adnan Oktar, 1 Juli 2009, thesanhedrin. org). Momen pengeluaran pernyataan ini adalah pertemuan Sanhedrin dengan penulis Muslim yang berpengaruh, Adnan Oktar, yang juga dikenal sebagai Harun Yahya. Oktar, yang juga ingin melihat bait Yahudi itu dibangun kembali, mengatakan bahwa bait itu bisa dibangun kembali dalam hanya satu tahun. Sepetinya hal itulah yang akan terjadi. Setelah itu bait tersebut akan dinajiskan oleh berhala-berhala Antikristus, dan Kesusahan Besar akan bergulir. Tanpa diragukan lagi, Antikristus akan membawa kegembiraan yang besar saat ia memulai program damainya, tetapi semua itu adalah delusi: “Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin mereka pasti tidak akan luput” (1 Tes. 5:3).

APAKAH JAMINAN KESELAMATAN BERARTI PEMBUNUH MASAL YANG “PERCAYA” DISELAMATKAN?
Dalam blog-blognya, George Sodini, seorang pembunuh massal, mengklaim bahwa dia diajarkan di gereja: “kamu bisa saja melakukan pembunuhan massal dan tetap masuk surga” (”LA Fitness shooter once attended Plum’s Tetelestai church,” Tarentum Valley News Dispatch, Pittsburgh, 6 Agus 2009). Pada tanggal 4 Agustus, Sodini menembaki para wanita di sebuat pusat fitness, membunuh tiga orang dan melukai sembilan lainnya, sebelum menembak dirinya sendiri. Ia mengklaim ikut kebaktian di Tetelestai Christian Chruch di Pittsburgh selama 13 tahun. Gembala sidang senior dari gereja ini, Alan Rick Knapp, ditahbiskan oleh R.B. Thieme, Jr., gembala sidang yang sudah pensiun dari Berachah Church di Houston, Texas. Thieme mengajarkan banyak doktrin yang aneh dan sesat, termasuk bahwa orang percaya tidak dapat mengerti Alkitab dari diri mereka sendiri dan bahwa adalah menghabiskan waktu untuk belajar Alkitab tanpa seorang guru. Thieme tidak dengan benar menekankan bahwa keselamatan yang sejati adalah peristiwa yang mengubah hidup dan bahwa mereka yang tidak memberikan bukti Alkitabiah akan hal itu berarti bukan orang percaya yang sejati. Salah satu doktrin Thieme adalah “Rebound” (bangkit lagi). Seorang mantan anggota jemaatnya menjelaskan, “Rebound, pada intinya, adalah suatu ide yang sama sekali salah. ‘Rebound dan terus maju,’ memberikan alasan bagi ribuan anggota Berachah untuk bertindak secara bebas dalam perselingkuhan, menghujat nama Tuhan, dan dosa-dosa lain. Akui semua itu di pagi hari, kembali lagi ke perkumpulan, dan terus maju….” (”Interesting Former Thiemite Testimony, 23 Juli 2008, http://thiemite. blogspot. com). Saya telah membaca khotbah Thieme tentang “Rebound,” dan berbeda dengan rasul Paulus, Thieme tidak pernah mengatakan kepada orang-orang yang mengaku pecaya itu tetapi yang hidup dalam dosa bahwa mereka perlu mengecek diri sendiri, “apakah kamu tetap tegak di dalam iman” (2 Kor. 13:5). Jack Richard, seorang diaken di gereja Tetelestai, memberitahu pers bahwa Sodini ada di Surga, karena “mengaku beriman dalam Yesus sebagai Juruselamat berarti kamu akan memiliki keselamatan kekal yang penuh” (”Once Saved, Always Saved,” Valley News Dispatch, 8 Agus. 2009). Richard salah. Walaupun Alkitab mengajarkan bahwa orang percaya sejati dalam Kristus memiliki hidup yang kekal, Alkitab juga sering memperingatkan bahwa banyak yang mengakui Kristus tidaklah sungguh-sungguh diselamatkan. Ada perbedaan yang serius antara pengakuan dengan kepemilikan. “Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik” (Tit. 1:16). Ayat ini adalah tulisan nisan yang cocok untuk George Sodini, yang blog-blognya penuh dengan caci maki, kekotoran moral, amarah yang pahit, dan kebencian yang membunuh.
Editor:
Ada dua ekstrim yang harus dijauhi:
1. Mengajarkan bahwa manusia tidak bisa memiliki jaminan keselamatan. Padahal Alkitab jelas-jelas menjamin keselamatan mereka yang percaya (1 Yoh. 5:13; Roma 5:9).
2. Memberi jaminan keselamatan terlalu cepat atau tanpa pengertian. Banyak orang yang ketika seolah-olah berdoa bertobat, langsung digaransi “pasti masuk surga.” Sebaliknya, kita harus mengatakan, sebagaimana Alkitab, bahwa “kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yoh. 5:13). Dengan demikian, apakah dia memiliki hidup yang kekal atau tidak, tergantung apakah dia sungguh percaya atau tidak. Seorang pemberita Injil juga perlu menyampaikan bahwa iman percaya yang sungguh akan membawa perubahan hidup. Selain itu, Paulus juga memperingatkan agar seseorang tidak meninggalkan iman percaya tersebut. “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya” (1 Kor. 15:2)

Tidak ada komentar: