Sumber: Way of Life Ministry, Friday Church News Notes
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com
PENULIS DA VINCI CODE DISESATKAN OLEH GEMBALA SIDANG LIBERAL
Berikut ini disadur dari sebuah laporan yang terbit tanggal 16 September 2009, oleh missionari Daryl Coats: "15 September 2009 adalah tanggal peluncuran, di Amerika Serikat, novel terbarunya Dan Brown, penulis dari The Da Vinci Code. Sebagai bagian dari usaha dunia untuk mempublikasikan peristiwa ini seluas mungkin, edisi 13 September dari majalah Parade memuat sebuah wawancara singkat dengan Brown. Sebagai respons terhadap pertanyaan, `Apakah anda beragama?' Brown menjawab sebagai berikut: `Saya dibesarkan sebagai seorang Episkopal, dan saya sangat beragama sewaktu kecil. Kemudian, sekitar kelas dua atau tiga SMP, saya mempelajari astronomi, kosmologi, dan asal usul alam semesta. Saya masih ingat berkomentar kepada seorang hamba Tuhan, "Saya tidak mengerti. Saya membaca sebuah buku dan katanya ada ledakan besar yang dikenal sebagai Big Bang, tetapi di sini dikatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dan binatang-binatang dalam tujuh hari. Yang mana yang benar?" Sayang sekali, jawaban yang saya dapatkan adalah, "Anak-anak yang baik tidak menanyakan pertanyaan seperti itu." Ada cahaya yang padam, dan saya berkata, "Alkitab tidak masuk akal. Ilmu pengetahuan lebih masuk akal bagi saya." Dan saya lambat laun menjauh dari agama.' Ada beberapa hal yang menonjol dari kesaksian Brown. Pertama, Brown jelas menyesal akan keputusannya meninggalkan Alkitab. Perhatikan kata `sayang sekali,' yang dia pakai untuk mengawali jawaban yang ia dapat dari sang `hamba Tuhan.' Kedua, Alkitab berkata, `Bila tersingkap, firman-firman- Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh' (Maz. 119:130). Allah jelas memberikan terang tertentu kepada Brown yang muda, tetapi (menurut kesaksiannya sendiri) ketika Brown muda menolak satu-satunya sumber sejati akan terang, `ada cahaya yang padam' - bukan MENYALA. Ketiga, [betapa tidak logis dan bodoh] untuk mengklaim bahwa kata-kata yang jelas dalam Kejadian 1 `tidak masuk akal,' tetapi konsep bahwa sebuah ledakan menghasilkan keteraturan dan bukannya kehancuran dan kekacauan -- `lebih masuk akal bagi saya'? Keempat, betapa banyak kerusakan yang ditimpakan pada pekerjaan Allah karena satu jawaban yang buruk. (Buku The Da Vinci Code telah terjual 80 juta kopi dan telah ditonton oleh jutaan orang dalam bentuk film). Saat saya di sekolah, jawaban-jawaban palsu dari guru-guru dan literatur denominasi-denomina si, hampir membuat saya keluar jalur secara rohani. `Kalau bukan karena kasih karunia Tuhan, ke sanalah saya menuju.'"
ORANG-ORANG MUSLIM MEMBUNUH KRISTEN DI SOMALIA
Berikut ini disadur dari "Muslim Militants Slay Long-Time Christian," Compass Direct, 18 September 2009: "Perjalanan iman seorang yang sudah lama menjadi Kristen secara tersembunyi di Somalia berakhir dalam tragedi minggu ini ketika militan-militan Islam yang menguasai sebuah checkpoint keamanan membunuh dia setelah menemukan Alkitab-Alkitab pada dirinya. Militan-militan dari ekstrimis Muslim al Shabaab membunuh Omar Khalafe, 69 tahun, pada hari Selasa (15 Sept.) di sebuah checkpoint yang mereka kuasai, 10 kilometer dari Merca, sebuah sumber Kristen memberitahu Compass....Bulan lalu, para ekstrimis al Shabaab yang sedang mencari bukti bahwa seorang lelaki Somali beralih dari Islam menjadi Kristen, menembak dia mati dekat perbatasan Somalia dengan Kenya....Di Mahadday Weyne, 100 kilometer (62 mil) sebelah utara dari ibukota Somalia, Mogadishu, para Islamis al Shabaab pada tanggal 20 Juli menembak mati seorang lain yang beralih dari Islam, Mohammed Sheikh Abdiraman, pada pukul 7 AM, para saksi mata memberitahu Compass....Para militan dilaporkan memenggal kepala tujuh orang Kristen pada tanggal 10 Juli. Reuters melaporkan bahwa mereka memenggal kepala dua orang bocah kecil di Somalia karena ayah mereka yang Kristen tidak mau membeberkan informasi tentang seorang pemimpin gereja."
PERSENTASE GEMBALA SIDANG WANITA BERTAMBAH DUA KALI LIPAT DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
Sebuah penelitian oleh Barna menemukan bahwa persentase wanita "Protestan" yang melayani sebagai gembala sidang senior di AS telah meningkat dua kali lipat dalam dekade terakhir (Christian Post, 15 Sept. 2009). Jumlah gembala sidang wanita saat ini ada pada angka 10%. Alkitab telah meluruskan masalah ini 2000 tahun yang lalu, tetapi di zaman kesesatan ini, Firman Allah kebanyakan diabaikan demi filosofi dan tradisi manusia. Rasul Paulus menulis di bawah ilham ilahi, "Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri" (1 Timotius 2:12).
EKUMENISME DALAM BAPTIS INDEPENDEN, BAGIAN I, MENYERANG SEPARASI
Saya melihat ada suatu gerakan yang semakin bertumbuh, yaitu "ekumenisme Baptis independen" atau "ekumenisme fundamentalis. " Menurut pandangan ini, para fundamentalis seharusnya melakukan separasi terhadap orang-orang yang sudah jelas adalah penyesat (yang benar-benar kacau) tetapi harus mendukung kesatuan di antara kita sendiri. Kita tidak seharusnya terpisah oleh isu-isu seperti cara berpakaian, musik, cara menyembah, teks dan versi Alkitab, metode penginjilan, pertobatan, separasi, dll. Inilah filosofi yang dipromosikan oleh Charles Keen dalam buku "Thinking Outside the Box" (First Bible International, 2003). Seseorang memberikan buku ini kepada saya dalam perjalanan terakhir saya ke Amerika Serikat, dan saya memutuskan untuk mereviewnya karena Dr. Keen adalah seorang pemimpin Baptis Independen yang berpengaruh dan filosofinya ini semakin menyebar. Mengingat akan pelayanan penggembalaannya di First Baptist Church, Milford, Ohio selama 35 tahun, dan bagaimana ia telah mendirikan pelayanan Bearing Precious Seed yang besar di sana, saya agak ragu untuk melakukan hal ini, dan saya tahu dari pengalaman bahwa akan ada cukup banyak permusuhan yang diarahkan pada diri saya karena kritik ini, dan saya akan semakin diberi label sebagai "pemecah-belah" ; tetapi saya percaya bahwa kritik ini memang perlu. Buku Keen mengandung poin-poin yang bagus. Para Baptis Independen memang perlu ditantang untuk membuang tradisi-tradisi manusia dan berpikir di luar kotak dalam pengertian tersebut. Rata-rata gembala sidang Baptis Independan sama terikatnya dengan tradisi dibandingkan seorang Episkopal. Andai saja saya dapat meneruskan nada seperti ini dan berfokus pada hal-hal yang bagus dalam buku ini, tetapi ada masalah yang menonjol. Buku ini mengandung pikiran Injili yang sangat nyata. Dengan cara yang tipikal Injili, Keen banyak menyerang separasi. Walaupun dia berkata percaya akan separasi, ia sama sekali tidak cukup memberikan penekanan pada topik tersebut di zaman yang penuh dengan kesesatan dan kompromi ini. Seharusnya, kita bahkan harus lebih semangat lagi memberitakan separasi, bukan mendorong orang untuk mengecilkannya. Perhatikan petikan berikut: "Separasi ekklesiologis (gerejawi) dapat membuat dukungan kelompok kita sedemikian kecil sehingga tidak ada dampak kita bagi dunia" (hal. 32). "....pendirian kita yang bagus dalam hal separasi telah membuat kita tanpa sadar menarik diri dari penginjilan dunia" (hal. 80). "Penekanan berlebihan pada separasi membuat kita berpaling pada diri sendiri, padahal kita disuruh untuk `pergi' ke luar ke seluruh dunia" (hal. 81). "Dunia sedang mati dan masuk neraka. Allah sedang kehilangan penyembah dengan laju 3 orang per detik. Apakah perbedaan-perbedaan kita cukup besar untuk membenarkan hal itu?" (hal. 82).
KOMENTAR OLEH SDR. CLOUD: Sama sekali tidak ada keperluan untuk mempertentangkan separasi melawan penginjilan dunia seolah-olah kedua hal itu bermusuhan. Keduanya adalah hal yang perlu; keduanya diperintahkan oleh Allah. Saya, sebagai contoh, melakukan keduanya. Istri saya dan saya telah menghabiskan berdekade-dekade hidup kami memulai gereja-gereja di tengah-tengah apa yang disebut Jendela 10/40 [maksudnya negara-negara yang terletak di antara lintang 10 dan lintang 40]. Dr. Keen berbicara mengenai mengutus orang untuk melakukan hal ini. Kami telah melakukannya. Kami memiliki kehormatan mendirikan gereja Baptis yang pertama di Nepal pada tahun 1980an, dan target kami saat ini adalah mendirikan 100 gereja baru melalui penginjilan pribadi dan mendidik pengkhotbah- pengkhotbah. Anak-anak kami yang telah menikah juga terlibat dalam proyek ini. Anda tidak perlu secara artifisial membagi kebenaran menjadi yang penting dan yang tidak penting, dan lalu menyerang dan mengeruhkan separasi Alkitabiah dan mempromosikan missiologi yang sangat dipertanyakan untuk mematuhi perintah Kristus akan penginjilan dunia. Separasi yang Alkitabiah tidak menghalangi penginjilan yang Alkitabiah; ia justru melindunginya dari kesalahan.
KUDUSLAH KAMU
"Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini" (1 Petrus 1:13-17).
Penerjemah: Dr. Steven E. Liauw
Graphe International Theological Seminary
Untuk berlangganan, kirim email ke: gits_buletin-subscribe@yahoogroups.com
PENULIS DA VINCI CODE DISESATKAN OLEH GEMBALA SIDANG LIBERAL
Berikut ini disadur dari sebuah laporan yang terbit tanggal 16 September 2009, oleh missionari Daryl Coats: "15 September 2009 adalah tanggal peluncuran, di Amerika Serikat, novel terbarunya Dan Brown, penulis dari The Da Vinci Code. Sebagai bagian dari usaha dunia untuk mempublikasikan peristiwa ini seluas mungkin, edisi 13 September dari majalah Parade memuat sebuah wawancara singkat dengan Brown. Sebagai respons terhadap pertanyaan, `Apakah anda beragama?' Brown menjawab sebagai berikut: `Saya dibesarkan sebagai seorang Episkopal, dan saya sangat beragama sewaktu kecil. Kemudian, sekitar kelas dua atau tiga SMP, saya mempelajari astronomi, kosmologi, dan asal usul alam semesta. Saya masih ingat berkomentar kepada seorang hamba Tuhan, "Saya tidak mengerti. Saya membaca sebuah buku dan katanya ada ledakan besar yang dikenal sebagai Big Bang, tetapi di sini dikatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dan binatang-binatang dalam tujuh hari. Yang mana yang benar?" Sayang sekali, jawaban yang saya dapatkan adalah, "Anak-anak yang baik tidak menanyakan pertanyaan seperti itu." Ada cahaya yang padam, dan saya berkata, "Alkitab tidak masuk akal. Ilmu pengetahuan lebih masuk akal bagi saya." Dan saya lambat laun menjauh dari agama.' Ada beberapa hal yang menonjol dari kesaksian Brown. Pertama, Brown jelas menyesal akan keputusannya meninggalkan Alkitab. Perhatikan kata `sayang sekali,' yang dia pakai untuk mengawali jawaban yang ia dapat dari sang `hamba Tuhan.' Kedua, Alkitab berkata, `Bila tersingkap, firman-firman- Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh' (Maz. 119:130). Allah jelas memberikan terang tertentu kepada Brown yang muda, tetapi (menurut kesaksiannya sendiri) ketika Brown muda menolak satu-satunya sumber sejati akan terang, `ada cahaya yang padam' - bukan MENYALA. Ketiga, [betapa tidak logis dan bodoh] untuk mengklaim bahwa kata-kata yang jelas dalam Kejadian 1 `tidak masuk akal,' tetapi konsep bahwa sebuah ledakan menghasilkan keteraturan dan bukannya kehancuran dan kekacauan -- `lebih masuk akal bagi saya'? Keempat, betapa banyak kerusakan yang ditimpakan pada pekerjaan Allah karena satu jawaban yang buruk. (Buku The Da Vinci Code telah terjual 80 juta kopi dan telah ditonton oleh jutaan orang dalam bentuk film). Saat saya di sekolah, jawaban-jawaban palsu dari guru-guru dan literatur denominasi-denomina si, hampir membuat saya keluar jalur secara rohani. `Kalau bukan karena kasih karunia Tuhan, ke sanalah saya menuju.'"
ORANG-ORANG MUSLIM MEMBUNUH KRISTEN DI SOMALIA
Berikut ini disadur dari "Muslim Militants Slay Long-Time Christian," Compass Direct, 18 September 2009: "Perjalanan iman seorang yang sudah lama menjadi Kristen secara tersembunyi di Somalia berakhir dalam tragedi minggu ini ketika militan-militan Islam yang menguasai sebuah checkpoint keamanan membunuh dia setelah menemukan Alkitab-Alkitab pada dirinya. Militan-militan dari ekstrimis Muslim al Shabaab membunuh Omar Khalafe, 69 tahun, pada hari Selasa (15 Sept.) di sebuah checkpoint yang mereka kuasai, 10 kilometer dari Merca, sebuah sumber Kristen memberitahu Compass....Bulan lalu, para ekstrimis al Shabaab yang sedang mencari bukti bahwa seorang lelaki Somali beralih dari Islam menjadi Kristen, menembak dia mati dekat perbatasan Somalia dengan Kenya....Di Mahadday Weyne, 100 kilometer (62 mil) sebelah utara dari ibukota Somalia, Mogadishu, para Islamis al Shabaab pada tanggal 20 Juli menembak mati seorang lain yang beralih dari Islam, Mohammed Sheikh Abdiraman, pada pukul 7 AM, para saksi mata memberitahu Compass....Para militan dilaporkan memenggal kepala tujuh orang Kristen pada tanggal 10 Juli. Reuters melaporkan bahwa mereka memenggal kepala dua orang bocah kecil di Somalia karena ayah mereka yang Kristen tidak mau membeberkan informasi tentang seorang pemimpin gereja."
PERSENTASE GEMBALA SIDANG WANITA BERTAMBAH DUA KALI LIPAT DALAM 10 TAHUN TERAKHIR
Sebuah penelitian oleh Barna menemukan bahwa persentase wanita "Protestan" yang melayani sebagai gembala sidang senior di AS telah meningkat dua kali lipat dalam dekade terakhir (Christian Post, 15 Sept. 2009). Jumlah gembala sidang wanita saat ini ada pada angka 10%. Alkitab telah meluruskan masalah ini 2000 tahun yang lalu, tetapi di zaman kesesatan ini, Firman Allah kebanyakan diabaikan demi filosofi dan tradisi manusia. Rasul Paulus menulis di bawah ilham ilahi, "Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri" (1 Timotius 2:12).
EKUMENISME DALAM BAPTIS INDEPENDEN, BAGIAN I, MENYERANG SEPARASI
Saya melihat ada suatu gerakan yang semakin bertumbuh, yaitu "ekumenisme Baptis independen" atau "ekumenisme fundamentalis. " Menurut pandangan ini, para fundamentalis seharusnya melakukan separasi terhadap orang-orang yang sudah jelas adalah penyesat (yang benar-benar kacau) tetapi harus mendukung kesatuan di antara kita sendiri. Kita tidak seharusnya terpisah oleh isu-isu seperti cara berpakaian, musik, cara menyembah, teks dan versi Alkitab, metode penginjilan, pertobatan, separasi, dll. Inilah filosofi yang dipromosikan oleh Charles Keen dalam buku "Thinking Outside the Box" (First Bible International, 2003). Seseorang memberikan buku ini kepada saya dalam perjalanan terakhir saya ke Amerika Serikat, dan saya memutuskan untuk mereviewnya karena Dr. Keen adalah seorang pemimpin Baptis Independen yang berpengaruh dan filosofinya ini semakin menyebar. Mengingat akan pelayanan penggembalaannya di First Baptist Church, Milford, Ohio selama 35 tahun, dan bagaimana ia telah mendirikan pelayanan Bearing Precious Seed yang besar di sana, saya agak ragu untuk melakukan hal ini, dan saya tahu dari pengalaman bahwa akan ada cukup banyak permusuhan yang diarahkan pada diri saya karena kritik ini, dan saya akan semakin diberi label sebagai "pemecah-belah" ; tetapi saya percaya bahwa kritik ini memang perlu. Buku Keen mengandung poin-poin yang bagus. Para Baptis Independen memang perlu ditantang untuk membuang tradisi-tradisi manusia dan berpikir di luar kotak dalam pengertian tersebut. Rata-rata gembala sidang Baptis Independan sama terikatnya dengan tradisi dibandingkan seorang Episkopal. Andai saja saya dapat meneruskan nada seperti ini dan berfokus pada hal-hal yang bagus dalam buku ini, tetapi ada masalah yang menonjol. Buku ini mengandung pikiran Injili yang sangat nyata. Dengan cara yang tipikal Injili, Keen banyak menyerang separasi. Walaupun dia berkata percaya akan separasi, ia sama sekali tidak cukup memberikan penekanan pada topik tersebut di zaman yang penuh dengan kesesatan dan kompromi ini. Seharusnya, kita bahkan harus lebih semangat lagi memberitakan separasi, bukan mendorong orang untuk mengecilkannya. Perhatikan petikan berikut: "Separasi ekklesiologis (gerejawi) dapat membuat dukungan kelompok kita sedemikian kecil sehingga tidak ada dampak kita bagi dunia" (hal. 32). "....pendirian kita yang bagus dalam hal separasi telah membuat kita tanpa sadar menarik diri dari penginjilan dunia" (hal. 80). "Penekanan berlebihan pada separasi membuat kita berpaling pada diri sendiri, padahal kita disuruh untuk `pergi' ke luar ke seluruh dunia" (hal. 81). "Dunia sedang mati dan masuk neraka. Allah sedang kehilangan penyembah dengan laju 3 orang per detik. Apakah perbedaan-perbedaan kita cukup besar untuk membenarkan hal itu?" (hal. 82).
KOMENTAR OLEH SDR. CLOUD: Sama sekali tidak ada keperluan untuk mempertentangkan separasi melawan penginjilan dunia seolah-olah kedua hal itu bermusuhan. Keduanya adalah hal yang perlu; keduanya diperintahkan oleh Allah. Saya, sebagai contoh, melakukan keduanya. Istri saya dan saya telah menghabiskan berdekade-dekade hidup kami memulai gereja-gereja di tengah-tengah apa yang disebut Jendela 10/40 [maksudnya negara-negara yang terletak di antara lintang 10 dan lintang 40]. Dr. Keen berbicara mengenai mengutus orang untuk melakukan hal ini. Kami telah melakukannya. Kami memiliki kehormatan mendirikan gereja Baptis yang pertama di Nepal pada tahun 1980an, dan target kami saat ini adalah mendirikan 100 gereja baru melalui penginjilan pribadi dan mendidik pengkhotbah- pengkhotbah. Anak-anak kami yang telah menikah juga terlibat dalam proyek ini. Anda tidak perlu secara artifisial membagi kebenaran menjadi yang penting dan yang tidak penting, dan lalu menyerang dan mengeruhkan separasi Alkitabiah dan mempromosikan missiologi yang sangat dipertanyakan untuk mematuhi perintah Kristus akan penginjilan dunia. Separasi yang Alkitabiah tidak menghalangi penginjilan yang Alkitabiah; ia justru melindunginya dari kesalahan.
KUDUSLAH KAMU
"Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini" (1 Petrus 1:13-17).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar