Senin, 07 September 2009

Memahami Kristen Fundamentalis & Paham Liberalisme

Tanda Siap Siaga Telah Berbunyi dan Perisai Senjata Telah Diberi, Wahai Dikau Satria-Satria Kristus, Dengar Bunyi Genderang Isyarat Maju Terus…. Maju Terus, Maju Terus, Jadi Saksi Yesus, Kabarkan Injil-Nya, Angkatlah Salib, Maju Terus



Kongres Fundamentalis Indonesia IX berlangsung di GBIA (Gereja Baptis Independen Alkitabiah) GRAPHE yang terletak di Jl. Danau Agung 2 no.5-7, Sunter Podomoro, Jakarta Utara, diadakan pada tanggal 17 Agustus 2007. Kongres ini diadakan pertama kalinya tanggal 17 Agustus 1998 (beberapa bulan setelah kerusuhan Mei 98-red). Kongres ini rutin diadakan setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya sekaligus juga untuk mengingat dan mensyukuri HUT NKRI sambil mendoakan pemerintahan Negara Indonesia tetap diberkati Tuhan.

Kongres Fundamentalis ini mengajak setiap orang Kristen untuk berdiri teguh di atas dasar imannya yaitu Alkitab. Inilah yang disebut Kristen Fundamentalis. Kongres tahun ini mengambil tema Berpadu Hati, Menjalin Tangan, Cari Jiwa yang Hilang. Acara Kongres berlangsung sehari penuh mulai pukul 08.00 sampai 17.30 WIB. Juga dilangsungkan Wisuda GITS XI.

Dalam Kongres ini, setiap orang Kristen yang mengasihi Tuhan dan mencintai satu-satunya Firman Tuhan yakni Alkitab, diajak untuk hidup berpadanan dengan segala kebenaran dalam Alkitab dan tidak kompromi dengan zaman yang bengkok dan dalam abad postmodern ini.
Kongres Fundamentalis ini sebagian besar diikuti oleh para hamba Tuhan dan jemaat GBIA Graphe dan Gereja Lokal serta Tunas Jemaat GBIA dari berbagai kota. Juga dihadiri oleh beberapa hamba Tuhan dan aktivis dari gereja lain. Kongres ini diikuti oleh lebih kurang 180 orang.
SEKILAS FUNDAMENTALIS
Istilah Fundamentalis adalah istilah yang memiliki berbagai arti bagi berbagai pihak. Kebanyakan orang mempunyai pikiran negatif terhadap istilah Fundamentalis. Sebab ada yang menyamakan dengan para fundamentalis yang melakukan terorisme, bom bunuh diri, dan kegiatan kekerasan lainnya.

Ada pula yang menyamakan Fundamentalis dengan para pemimpin bidat yang mengajak umatnya untuk bunuh diri massal. Berbagai radikalisme dan fenomena agama yang aneh ditumpukkan ke dalam kategori “fundamentalis.” Maka karena begitu simpang siurnya pikiran orang tentang Fundamentalisme membuat semakin pentingnya bagi orang-orang Kristen sejati untuk mengerti apa itu “Kristen Fundamentalis.”
Menurut Dr. Steven Einstain Liauw, istilah Fundamentalis adalah istilah yang cukup baru. Istilah ini muncul dari pertempuran di Amerika Serikat antara pihak liberal dengan pihak konservatif. Untuk mengerti tentang fundamentalisme, kita perlu melihat sekilas tentang liberalisme.
Pada abad-abad pertengahan (abad 13-15), Eropa dikuasai oleh Roma Katolik yang menentukan segala sesuatu dan melarang manusia untuk berpikir secara bebas. Segala doktrin haruslah sesuai dengan fatwa dari Vatikan. Hal tersebut menjalar pula kepada segala aspek kehidupan lainnya. Oleh sebab itu, abad-abad itu disebut juga abad-abad kegelapan. Ilmu pengetahuan mengalami stagnasi dan bahkan kemunduran. Filosofi merosot jauh tertinggal bahkan dari para filsuf Yunani yang hidup 1000 tahun sebelumnya. Manusia pun melawan karena tidak mau dikekang.
Dalam lingkup teologi, gerakan ini berkembang menjadi modernisme atau liberalisme yang semakin menjadi-jadi di abad 18, 19, dan 20.

CIRI KHAS DARI LIBERALISME adalah menghilangkan segala sesuatu yang bersifat ilahi atau supranatural dari Alkitab. Akibatnya, kaum Liberal menolak bahwa Alkitab adalah tulisan yang khusus diinspirasikan tanpa salah.

Mereka menganggap bahwa Alkitab hanyalah kitab biasa. Mereka menolak mujizat-mujizat yang dicatat dalam Kitab Suci dan memilih untuk mencari-cari penjelasan naturalistik atas mujizat-mujizat tersebut. Semakin lama, serangan yang dilancarkan semakin berani. Akhirnya, KEILAHIAN KRISTUS, KELAHIRANNYA dari PERAWAN, dan KEBANGKITAN-NYA, semua disangkal oleh kaum LIBERAL (anda ingat artikel heboh Dr. Ioanes Rakhmat di Koran KOMPAS sekitar April 2008 tt Kebangkitan Yesus yang metafora, juga banyak buku Teolog Liberal yg beliau terjemahkan dan diterbitkan GRAMEDIA-red).
AWAL MUNCULNYA LIBERALISME
Liberalisme pertama kali muncul di Eropa terutama dari Jerman. Gereja Lutheran yang bersatu dengan pemerintahan Jerman tidak kuasa untuk menahan gelombang rasionalis, karena pada dasarnya gereja tersebut mati. Apalagi, suasana zaman itu memang sedang mengagung-agungkan pikiran manusia, yaitu dengan majunya teknologi, diterimanya teori evolusi Darwin, dan semakin sekulernya masyarakat. Dari Jerman, para penulis liberal melakukan penetrasi ke seluruh Eropa.
Satu-satunya Negara Eropa yang masih cukup kuat bertahan adalah Inggris, karena memiliki segmen populasi lahir baru yang cukup banyak. Inggris beruntung karena telah beberapa kali mengalami kebangkitan rohani dan memiliki tokoh-tokoh pemberita Injil hebat. Kaum Baptis, Methodis, dan jemaat Brethren, menghambat Liberalisme di Inggris, walaupun tidak untuk waktu yang lama.
Liberalisme masuk ke Amerika Serikat melalui mahasiswa-mahasiswa yang belajar di sekolah-sekolah ternama Eropa. Mereka yang belajar teologi di Jerman pulang membawa Liberalisme. Pertempuran sengit pun tidak terhindarkan karena di Amerika Serikat terdapat banyak orang yang lahir baru.
Untuk menjawab berbagai serangan liberal terhadap Alkitab dari tahun 1910-1915, 64 Teolog bergantian menulis lebih dari 90 artikel mengenai berbagai topik Alkitab yang diserang kaum Liberal. Dua orang pengusaha Kristen yang kaya raya (Milton dan Lyman Stewart) mendanai dicetaknya buku 12 Volume yang berisi artikel-artikel ini dan membagi-bagikan lebih dari 3 juta Eksemplar pada orang-orang Kristen di seluruh dunia. Seri buku tersebut berjudul The Fundamentals. (6 artikelnya sudah diterjemahkan seorang ibu dan dimuat di blog2 oleh Sdr. Dede Wijaya).
Dari sinilah istilah fundamental menjadi populer. Orang-orang yang menentang pengajaran liberal dan berani berjuang secara militan untuk melawannya secara argumentatif dikategorikan sebagai orang-orang Fundamental. Pada tahun-tahun berikutnya, gerakan ini semakin matang.
Orang-orang yang militan melawan liberalisme memilih untuk memisahkan diri dari kaum Liberal. Hal itu menjadi salah satu ciri khas dari Fundamentalisme, yaitu militansi untuk kebenaran tanpa kekerasan, dan pemisahan diri dari kesalahan.
SIAPA ITU FUNDAMENTALIS?
Gembala GBIA Graphe yang juga Rektor GITS (Graphe International Theological Seminary), Suhento Liauw, DRE, Th.D adalah pembicara seminar-seminar doktrin di berbagai kota, beliau menjelaskan bahwa Kristen Fundamentalis sangat berbeda dengan fundamentalis dari kelompok tertentu yang menggunakan kekerasan.

Kristen Fundamentalis tidaklah demikian. Dalam sejarah dunia maupun sejarah kekristenan, tidak pernah tercatat Kristen Fundamentalis melakukan satu kejahatan yang bersifat kekerasan. Karena Fundamental itu artinya kembali ke fundamen-dasar, fondasinya. Artinya, dasar kita adalah Alkitab, maka Fundamentalis Kristen adalah orang yang berdiri teguh di atas fondasi imannya, yaitu Alkitab. Semakin Fundamental sebuah kelompok kekristenan, maka akan semakin teguh berdiri di atas Alkitab.
Bisakah kita menyimpulkan bahwa kalau begitu Kristen Fundamentalis adalah kelompok yang paling tepat untuk dijadikan patok nilai kekristenan? Dr. Suhento Liauw mengingatkan jikalau anda hari ini berani mengumumkan diri sebagai Kristen Fundamentalis, maka kita harus berhati-hati, karena kita menjadi patok nilai kekristenan.
Para sejarawan memberikan kepada kita gambaran akan fundamentalisme setelah satu abad sejak mulai populernya istilah itu. David O’ Beale menuliskan bahwa esensi fundamentalisme… adalah penerimaan dan ketaatan tanpa syarat kepada Kitab Suci.
John Ashbrook mendefinisikan fundamentalisme sebagai, kepercayaan yang militan dan proklamasi akan doktrin-doktrin dasar kekristenan yang menyebabkan pemisahan diri dari mereka yang menolak doktrin-doktrin tersebut.

Dede Wijaya, Tabloid GLORIA Edisi 368, Minggu II September 2007, halaman 5.

Tidak ada komentar: