Senin, 21 September 2009

KEHANCURAN GEREJA EROPA

Semangat penginjilan yang ditahan, bahkan dilenyapkan, baptisan bayi yang menghasilkan anggota jemaat atau orang Kristen tanpa dilahirkan kembali, serta sistem gereja yang disatukan dengan pemerintah dari Calvinisme telah menghantar masyarakat benua Eropa menjadi apatis terhadap perkara rohani dan tinggal sedikit waktu lagi akan menjadi wilayah Islam.

Banyak Negara yang menjadi pengayom gereja-gereja calvinistik atas dasar konsep penyatuan gereja dengan Negara. Mereka menggaji Gembala gereja-negara seperti mereka menggaji pegawai negeri mereka. Setiap bulan para “pendeta” menerima gaji mereka dari pemerintah.

Tanpa disadari oleh kebanyakan gembala bayaran yang tidak mengerti kebenaran Alkitab karena tidak dilahirkan kembali bahwa sistem ini akan menghancurkan gereja. Setelah berjalan cukup lama, sistem ini sudah pasti akan menyebabkan para gembala bayaran itu tidak menghiraukan pertumbuhan iman domba gembalaan mereka. Mereka tetap akan menerima gaji walau jumlah hadir jemaat mereka dalam kebaktian semakin berkurang. Para theolog, dan dosen sekolah teologi juga digaji oleh pemerintah. Mereka tidak peduli pada masalah semangat penginjilan bahkan konsep teologi yang destruktif. Bahkan sampai tidak ada satu orang pun yang datang kebaktian pada minggu pagi, mereka tetap akan menerima gaji setiap bulan.

Bagi para gembala bayaran itu Tuhan telah mempredestinasikan jumlah orang yang masuk Sorga dan masuk Neraka, jadi apa urgensinya bagi mereka untuk menginjil dan menasehati anggota jemaat agar bertekun di dalam iman? Bagi mereka, jika yang menjadi anggota jemaat telah dibaptiskan dan Tuhan cukup berkuasa untuk memelihara orang-orang milik kepunyaanNya, maka tidak ada urgensi untuk mendorong anggota jemaat bertekun di dalam iman. Terlebih lagi karena mereka percaya bahwa iman itu pemberian Allah, jadi kalau iman anggota jemaat semakin luntur, itu bukan salah mereka tetapi salah Allah yang tidak memberi iman yang kuat kepada mereka.

Tinggal sedikit waktu lagi, betul tinggal sedikit waktu lagi, Eropa akan menjadi wilayah yang matang bagi munculnya anti-Kristus. Apakah penyebabnya? Filsafat Calvinisme punya andil didalamnya. Ia telah melenyapkan antusiasme orang Kristen untuk memberitakan Injil. Karena segala sesuatu telah dipredestinasikan sejak kekekalan, bahkan orang Kristen tidak perlu berdoa, karena didoakan atau tidak, toh tidak akan ada perubahan jika segala sesuatu telah dipredestinasikan atau ditakdirkan sejak kekekalan. Apakah ini tidak menghancurkan?

Akhirnya, teman-teman Calvinis, tinggalkanlah doktrin Calvinisme. Anda tidak rugi, toh John Calvin tidak membayar anda untuk mengagungkan namanya atau nama gereja (Reform) yang didirikannya, bukan? Mengapa setelah menyadari ada poin dari kelima poin Calvinisme ada yang sangat bertentangan dengan Alkitab masih tetap ngotot mau menyebut diri Calvinis? Padahal 5 poin Calvinisme itu sangat berkaitan seperti mata rantai. Jika satu mata rantai putus, maka putuslah rantai itu. Mari kita berbuat sesuatu untuk Tuhan menjelang Ia datang menjemput kita. Menangkanlah jiwa sebanyak-banyaknya, karena Allah berkehendak menyelamatkan semua orang, namun banyak orang menolakNya. Pakailah kepintaran yang Tuhan berikan untuk mengargumentasikan InjilNya, bukan untuk membela Calvinisme (II Pet 3:9, I Tim 2:6).***

Sumber: Buku Doktrin Keselamatan Alkitabiah, Dr. Suhento Liauw, 2007

Tidak ada komentar: